Meski mati dengan amarah membara, setelah tumbang Shiyishao tetap menjaga identitasnya sebagai atlet profesional.
"Ada di Aula Kejayaan? Keluar bentar, minum bareung." Pesan chat pribadinya langsung ke Lu Li, membuktikan tebakan identitasnya benar - kebanyakan atlet bintang memang saling berteman di sistem pertemanan game, klub masing-masing pun tak bisa ikut campur.
Lu Li dan Shiyishao pernah bersama melakukan percobaan pembunuhan terhadap Xiao Mo, jadi pertemanan mereka sudah terjalin lama.
Mungkin karena sama-sama memiliki sifat angkuh, tidak ada yang mau aktif menjalin hubungan, kecuali mereka yang memang memiliki sifat alami sebagai seperti Sarang Tawon、Mo Wangfeng dan sejenisnya. Atlet esports tidak akan terlihat terus-menerus mengobrol dan bertengkar di sekelilingnya.
Lu Li bertarung hingga ratusan kali meskipun tekanannya tidak besar, tetapi manusia bukanlah mesin yang tak tergoyahkan. Setelah bertarung dengan Shiyishao, dia bahkan lebih lelah secara fisik dan mental.
Membalas pesan afirmatif, Lu Li menginformasikan posisinya di Aula Kejayaan.
Setiap posisi memiliki penomoran yang sesuai dengan arah di berbagai bagian Aula Kejayaan. Dengan menggunakan ini, seseorang bisa mencapai lokasi lain di Aula Kejayaan.
Tak lama kemudian, Shiyishao yang bertubuh tinggi besar pun tiba.
"Lama tidak bertemu," sapa Lu Li dengan basa-basi.
"Untungnya tidak sering bertemu," Shiyishao mengelus hidungnya sambil duduk, tersenyum pahit. "Coba hitung, berapa kali aku bertemu denganmu tanpa tewas?"
Lu Li mengingat-ingat, sepertinya memang benar. Dalam lima atau enam kali interaksi dengan orang ini, setiap kali dia selalu menyaksikannya tewas, bahkan dua atau tiga kali itu adalah hasil tangannya sendiri.
Di arena pertarungan tidak ada saudara, semua orang tidak memperhatikan persahabatan.
Shiyishao mengatakan ini sebagai sindiran diri, sama sekali tidak bermaksud menyalahkan Lu Li.
Pelayan NPC yang muncul dan menghilang secara misterius membawakan segelas minuman keras kurcaci, meletakkannya di depan Shiyishao yang langsung meneguk setengah gelas dalam sekali tegukan.
Lu Li juga mencicipi beberapa teguk. Rasa minuman dalam game ini cukup nikmat, terutama setelah simulasi keinginan dan sensasi dalam game. Minum sepuasnya setelah perang besar yang memuaskan memang menjadi favorit banyak pemain.
"Kenapa tiba-tiba ikut menyusup ke arena pertarungan?" Shiyishao mengeluarkan sebungkus rokok: "Mau sebatang?"
"Tidak," Lu Li menolak dengan halus lalu berkata: "Liga akan segera dimulai, aku cari-cari sensasi. Kalian juga kan?"
“Kami mana bisa setenang kamu. Kami setidaknya bertarung dua puluh pertarungan sehari. Lihat tingkat kemenanganmu, sepertinya sebelumnya hampir tak pernah main arena pertarungan ya.” Shiyishao menghisap rokok sambil menghela nafas. Membandingkan manusia hanya akan membuatmu mati kesal. Lu Li mungkin atlet esports paling tak lazim sebagai pemain bintang.
Bahkan Xiao Mo harus masuk arena pertarungan untuk membunuh beberapa lawan setiap hari. Jika tidak, statusnya pasti menurun.
Ini agak mirip dengan atlet olahraga. Satu menit di panggung, sepuluh tahun di belakang layar. Banyak operasi jagoan harus terus diasah. Tak ada yang berani seperti Lu Li yang tiba-tiba berhenti PK selama berhari-hari.
Sebenarnya ini sepenuhnya kesalahpahaman.
Lu Li berasal dari jalur nonkonvensional. Titik awalnya terlalu tinggi, berulang kali menciptakan keajaiban.
Sama sekali tak ada yang layak memberitahunya seperti apa seharusnya sosok atlet esports profesional. Pelatih Pedang Penghakiman pun hingga kini belum direkrut. Kami semua bermain sendiri-sendiri, baru melakukan penyesuaian tim saat pertandingan dimulai.
Lagipula di awal turnamen tak akan bertemu jagoan kelas atas yang berarti.
Total tidak mungkin ada pasukan yang bisa mengeliminasi Pedang Penghakiman di babak penyisihan awal. Saat bertemu pasukan jagoan, mereka sudah cukup terbiasa bekerja sama.
Serikat besar tidak hanya memiliki atlet esports, pelatih, logistik, tapi juga peta latihan khusus...
Jadi, Lu Li sama sekali tidak tahu bahwa atlet esports harus sering menyusup ke arena pertarungan untuk mengasah teknik dan mempertahankan status.
"Aku ikut bertarung di medan perang." Lu Li terdengar bersalah.
Dia memutuskan untuk nanya Mu Qiu dan Moonlight. Mereka pernah menjalani pelatihan serikat besar, seharusnya lebih paham soal ini.
"Perlengkapanmu benar-benar bagus." Shiyishao tidak memperpanjang topik sebelumnya, mulai mengomentari equipment Lu Li: "Masih menyimpan banyak jurus andalan saat melawanku kan?"
"Hehe, kamu juga sama." Lu Li tersenyum, tidak mengakui tapi juga tidak membantah.
Shiyishao kalah, tapi jika mengira dia sudah kehabisan trik, itu salah besar. Seperti Lu Li yang masih menyimpan banyak jurus, dia juga masih punya beberapa senjata rahasia.
“Di arena pertarungan PK seperti ini, siapa yang mau mati-matian demi sekadar menang atau kalah。”
Senjata rahasia disimpan untuk momen genting, seperti liga profesional yang akan datang. Saat itulah kita memperebutkan kejayaan, bukan sekadar gengsi seperti sekarang。
“Sungguh tidak seru，” Shiyishao dengan kecewa, melirik Lu Li：“Sepertinya kali ini kalian mengincar target besar, ya? Bertekad masuk tiga besar？”
Seandainya petinggi organisasi normal, pasti akan tertawa kecut dan menjawab，“Bagaimana mungkin, cari makan saja. Bersyukur jika bisa masuk seratus pertama” set kata-kata klise. Tak ada yang berani menunjukkan sikap terlalu gamblang. Lingkar profesi yang berkembang sampai seperti ini memang dipenuhi wajah-wajah berpura-pura。
Tapi Lu Li tidak. Dia mengangguk：“Benar, target kami kali ini adalah gelar juara！”
Shiyishao membuka mulut, tak kuasa menahan diri untuk tidak mengejek。
"Berdasarkan apa kamu bisa bilang ingin merebut gelar juara? Apakah gelar juara semudah itu diraih? Ratusan serikat besar memperebutkannya, kejayaan ratusan ribu pemain dipertaruhkan, sementara kalian cuma serikat baru yang baru berdiri beberapa hari, total anggota cuma enam tujuh ribu orang."
Tapi setelah dipikir lagi, Lu Li memang punya hak untuk mengucapkan kalimat itu.
Gelar juara Piala Huaying, runner-up Piala Magis, semuanya membuktikan kekuatan tim Lu Li. Kuda Hitam tahun ini sudah pasti Pedang Penghakiman. Bukan tidak mungkin mereka merebut lagi gelar juara liga.
"Minum." Shiyishao akhirnya tetap tidak bersuara.
Dia punya kejayaan serikatnya sendiri, tidak akan berkhianat sebelum serikatnya melakukan hal yang merugikannya. Tapi dalam hati, sebenarnya dia juga cukup mengagumi kharisma tim juara Pedang Penghakiman.
Sebuah target bernama "gelar juara", sungguh penuh kewibawaan!
Saat mereka sedang minum, kabar tentang Shiyishao yang tumbang dalam pertarungan sudah menyebar ke mana-mana.
Ribuan penonton menyaksikan, sebagian besar mengenali Shiyishao dari serangan Whirlwind yang kontinu. Hal ini sudah menjadi bahan perbincangan, namun yang lebih viral adalah Shiyishau akhirnya berhasil dibabat.
Tak hanya di kalangan pemain biasa, bahkan ruang obrolan para dewa game pun kebanjiran informasi ini.
Sarang Tawon: Shiyishao, @Shiyishao, keluarlah!
Gaya khas Sarang Tawon: mengirim voice chat dan teks sekaligus. Tanda @ akan memicu getaran untuk mengingatkan anggota yang disebut dalam ruang obrolan, mengingat para dewa game biasa memutus semua saluran notifikasi.
Torrent: Dengar-dengar Shiyishao kena babat, siapa yang melakukannya?
Sarang Tawon: Mau nanya juga, Shiyishao ngapain sih? Kok nggak keluar mengeluh, Kakak-kakak di sini bisa kasih kamu hiburan~
Jejak: Udah deh Sarang Tawon, postur tubuhmu kalo berhadapan sama Shiyishao kita, pasti kamu yang di bawah. Mending latihan mengeluh manja dulu, siapa tau aku kasih angpao kalau lagi mood bagus.
Sarang Tawon：Shiyishao dibabat.
Jejak：Emang lu belum pernah dibabat?
Sarang Tawon：Shiyishao baru aja kebantai.
Jejak：Dasar lu...
Jejak dan Shiyishao sama-sama anggota Fajar Bersayap, pasti bela saudara sendiri. Tapi dia tak berdaya menyangkal fakta Shiyishao baru kena gebuk, kabarnya udah menyebar ke mana-mana. Nggak perlu verifikasi juga tau ini beneran.
