Sebenarnya Srebulas Terkutuk tidak sulit dibunuh, toh hanya BOSS pertama di dungeon. Yang bisa membuat regu normal dihabisi, hanyalah skill ultimate itu saja.
“Lebih baik kamu yang meraba.” Lu Li berkata pada Elf Air.
Meski Elf Air bukan termasuk tangan merah, tapi dibanding anggota lain masih lebih baik. Setidaknya skill book 《ritual pemanggilan》 bisa diraihnya.
Sekalipun tidak dapat barang apapun di dungeon kali ini, dengan adanya 《ritual pemanggilan》 sebelumnya, momen ini sudah tidak sia-sia.
“Baiklah, kalau tidak dapat barang bagus, jangan pukul aku ya.” Elf Air mengatupkan bibirnya.
Cang Shui Chang Ge merasa agak pusing. Sang Ratu Paviliun Hujan Ringan yang selalu terlihat dingin dan berwibawa, kapan mulai bisa bercanda? Itu pun dilakukan dengan begitu alamiah.
Memukulmu?
Siapa berani menyentuh satu jari pun darimu? Jutaan pemain Paviliun Hujan Ringan pasti akan mati-matian melawan mereka!
Elf Air berjongkok di depan BOSS, meraba dan mengeluarkan pisau belati. Sungguh tak sungkan, barang pertama yang diambil langsung senjata profesinya sendiri.
Cakar Celebras, senjata untuk pencuri level emas. Sifatnya cukup baik, setidaknya pantas menyandang status senjata emas level 40. Lebih bagus dari senjata cadangan yang dipegang Lu Li.
Tapi Lu Li tetap menyerah dalam kompetisi.
Kalau ada yang lebih baik, ngapain diperebutkan? Kedua pisau belati Tangan Kiri Kain masih peralatan perak, efek tambahannya pun biasa saja.
Elf Air juga mengundurkan diri dari kompetisi. Dia meremehkan efek khusus senjata ini.
Maka Tangan Kiri Kain berhasil mendapatkan peralatan pertama hari ini, mengganti pisau belati yang sedikit lebih buruk di tangannya. Meski berusaha tetap tenang, semua orang bisa melihat kebahagiaannya.
Jubah Penjaga Hutan, jubah Druid dengan tambahan banyak konstitusi fisik dan pertahanan, diberikan kepada Cang Shui Chang Ge.
Peralatan Xiao Ba Jiang sudah cukup aneh, jika memakai peralatan MT lagi, pasti akan semakin tidak biasa.
Lalu ada sebuah material bernama Penjaga Angin, berbentuk seperti mata berwarna hijau zamrud. Lu Li tahu ini adalah bahan peralatan sihir, harganya tidak terlalu absurd tapi juga bukan barang biasa.
Setelah tiga barang selesai diambil, tiba-tiba Elf Air menjerit kencang.
Lu Li menoleh dan melihat Elf Air dengan kecepatan luar biasa menyelinap ke belakangnya.
Ia takjub, kecepatan ini jelas bukan kecepatan biasa. Diperkirakan bahkan dengan percepatan pun belum tentu bisa menyaingi, pantas ada yang berpendapat tentang konsep potensi tersembunyi dalam game.
Saat seseorang sedang dalam letusan, mereka bisa menunjukkan kemampuan yang melebihi atribut karakternya.
Tentu, yang paling penting sekarang adalah apa yang sebenarnya terjadi. Elf Air dengan agak panik menunjuk ke arah Celebras yang Terkutuk - mayat itu, dengan suara gemetar: "Dia bergerak!"
Oh iya, Lu Li hampir lupa hal ini.
"Dia tidak sedang bergerak, dia tidak mati." Lu Li menjelaskan: "Sebenarnya kita tidak pernah benar-benar menghabiskan HP-nya sampai titik terakhir. Saat tinggal satu serangan terakhir, dia langsung tumbang. Remulos memberinya kemampuan keabadian yang mungkin tidak mutlak, tapi jelas di luar kemampuan kita para petualang!"
"Kau memang punya wawasan." Celebras yang berbaring di tanah perlahan bangkit.
"Bagaimana ini?" Elf Air merasa malu dan marah. Performanya tadi sungguh memalukan. Dia adalah Elf Air - meski tak selalu menang, setidaknya belum pernah takut pada siapapun. Tak disangka malah ketakutan oleh monster, sampai ingin mengiris Celebras menjadi mie tarik.
Sebenarnya, dia tetaplah seorang gadis, wajar saja merasa kaget saat tiba-tiba melihat mayat bergerak.
"Tidak perlu khawatir, Tuan Celebras sekarang bukan musuh kita lagi." Lu Li mengangkat tangan berhiaskan cincinnya: "Dan dia akan membantu kita menemukan Putri Elemen Tanah Theradras, bukan?"
"Leluhur Suci di atas." Celebras menundukkan kepalanya.
Ekspresinya teramat khidmat, bahkan jika ayahnya ada di sini pun mungkin tak akan segitu seriusnya.
Cincin Supreme Kembar yang legendaris!
Orang luar mengetahui Cincin Supreme karena Malfurion, tanda pada tubuh Druid Besar ini selain identitas sebagai Druid Besar, mungkin adalah cincin yang melambangkan status dan kedudukannya.
Ada yang mengatakan, justru karena cincin itulah Malfurion bisa menjadi Druid Besar, dianggap sebagai simbol Druid, menjadi Raja Night Elf, hingga akhirnya mempersunting Tyrande...
"Dan yang lebih membuat orang penuh harapan, sebenarnya adalah cincin yang satunya lagi."
"Cincin milik Malfurion tidak ada yang berani mencoba merampasnya, sedangkan lokasi cincin kedua dari sepasang cincin legendaris itu hingga kini masih menjadi misteri."
"Sebenarnya, Cerberus juga pernah memiliki kerinduan serupa - suatu hari ia berkesempatan menemukan cincin yang dibuat kakeknya ini, lalu menjadi petarung kuat baru di Azeroth, menyusul nama-nama seperti Malfurion, Medivh, Thrall, dan lainnya."
"Petualangannya meninggalkan rumah sejak muda mungkin juga mengandung niat untuk mencoba hoki."
"Tak disangka hari ini di tempat ini ia melihat cincin itu, tampak sederhana namun di mata Cerberus memancarkan cahaya kehidupan yang tak terhingga."
"Cerberus... Cerberus..."
Panggilan dari kejauhan membangunkannya dari lamunan. Cerebras menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Ia menengadah dan berkata: "Aku dengan senang hati akan membantu kalian, sayangnya tongkat komandoku telah hancur. Kekuatannya bisa memungkinkan kalian berpindah secara bebas di antara gua-gua ini..."
"Bagaimana cara membantu memperbaiki tongkat komando itu?" tanya Lu Li.
"Nokken mengambil tongkat sihirku, sementara batu permata tongkat komando jatuh ke tangan Kardinal Vili. Yang pertama adalah elemen air, sedangkan yang kedua adalah satyr. Dengan kekuatan kalian, seharusnya bisa mengalahkan mereka. Pergilah, kuharap kalian bisa membawa kabar baik." Sebelum Lu Li dan yang lain sempat bicara, tubuh Cerebras berdistorsi lalu menyatu ke dalam kekosongan.
"Bagaimana kami bisa menemukanmu?" Lu Li agak panik, ini tidak sesuai dengan panduan tugas yang ada.
Di panduan tugas tidak ada deskripsi bahwa anggota ini akan pergi. Seharusnya dia menunggu di sini hingga pemain mengambil kedua komponen tongkat, lalu memperbaiki tongkat tersebut, bahkan akan memberi hadiah pengalaman sedikit pada pemain.
"Setelah kamu mendapatkan barang yang kuminta, aku pasti akan muncul. Sebuah mimpi besar, sungguh..." Suara samar terdengar dari kehampaan, membawa nuansa melankolis yang sama sekali tidak seperti NPC, apalagi kecerdasan emosional yang ditunjukkan BOSSS dungeon. Apakah game sudah berevolusi sampai level ini, atau ada alur cerita tersembunyi? Lu Li sama sekali bingung.
Tidak mengerti pun tidak bisa dipaksakan. Rombongan melanjutkan penyamaran sambil bergerak maju.
Jalur ini cukup berbahaya, terutama karena monster patroli berkeliaran di mana-mana. Yang menjengkelkan dari monster patroli ini bukan hanya kebiasaan mereka berkeliling, tapi juga sifat tidak bermoral yang suka memanggil teman saat menghadapi masalah.
Lu Li dan yang lain terpaksa lebih berhati-hati. Kalau tidak, membersihkan monster-monster ini akan benar-benar membuang-buang waktu.
