Begitu memasuki Maraudon Dalam, langsung disambut oleh monster-monster berkepala tiga.
Ular berkepala tiga ini kemungkinan merupakan keturunan Hydra. Populasinya cukup langka dengan kemampuan kontrol magis yang kuat. Aliran magis bawah tanah Maraudon yang deras membuat ular-ular ini dengan sukarela tunduk pada perintah Putri Unsur Bumi Theradras.
"Jangan tarik terlalu banyak, satu per satu, bunuh semuanya," kata Lu Li.
“Kenapa, apakah mereka bisa menembus penyamaran kita?” Cang Shui Chang Ge terlihat bingung.
“Ini menghasilkan barang bagus, sisik ular berkepala tiga sekalipun asal terjatuh bisa dijual harga mahal. Dasar sok intelek, lebih baik rajin-rajin membaca buku!” Lu Li mengoloknya. Setelah akrab, tak perlu sungkan lagi.
Ular berkepala tiga menjatuhkan sisik. Sisik ular adalah material bagus untuk baju zirah, tipis namun pertahanan tinggi. Ada juga yang menjahitnya di belakang jubah penyihir untuk meningkatkan nilai pertahanan.
Bisa dikatakan, sisik ular berkepala tiga adalah barang yang meski bukan material langka, tapi lebih mahal dari beberapa material langka.
Seekor ular berkepala tiga meliuk mendekat, menarik napas lalu menyemprotkan racun ke kepala Cang Shui Chang Ge.
“Sialan, damage orang ini tinggi sekali.” Cang Shui Chang Ge disemprotkan racun hingga kepala dan wajahnya. Secara visual ini adalah serangan es, tidak hanya damage tinggi tapi juga memberikan efek Perlambatan. Yang lebih absurd, serangan es ini ternyata beracun.
Pantas saja Lu Li meminta untuk membunuhnya satu per satu.
“Jangan takut, tidak akan mati.” Lu Li tetap tenang.
Cukup logis, Cang Shui Chang Ge yang bahkan bisa tank BOSS mana mungkin mudah tewas di tangan elite monster.
Setelah ular tiga kepala tumbang, tidak ada sisik yang dijatuhkan. Tapi tak perlu khawatir, Lu Li memberi isyarat pada Water Elf untuk menguliti. Selain kulit, mereka benar-benar mendapatkan satu sisik ular tiga kepala.
Dengan cara yang sama, setelah membersihkan semua ular tiga kepala di sepanjang jalan, terkumpul lebih dari selusin sisik.
Beberapa beranggapan Maraudon adalah dungeon yang mutlak tidak merugi. Asalkan kalian memasuki Inner Maraudon dan mengambil sisik ular-ular tiga kepala ini, pengeluaran selama dungeon pasti akan tertutupi.
Mengenai konsumsi apa saja dalam dungeon, berbagai ramuan dan perbaikan peralatan semuanya membutuhkan uang.
Pasukan Lu Li masih tergolong Bagus karena cukup kuat. Tim-tim yang kurang kuat harus menghadapi konsumsi daya tahan akibat kematian dan kehilangan peralatan, bahkan mungkin harus menggunakan ramuan langka untuk bisa terus bertarung.
BOSS pertama di Maraudon bagian dalam adalah anggota keluarga Yang Mulia Putri Mahkota.
Selama bertahun-tahun, raksasa gunung kuno bernama Lanslid telah merawat taman kristal berkilauan di Maraudon. Namun sejak kedatangan Theradras, Lanslid langsung terpikat olehnya.
Satu-satunya tujuan hidup raksasa yang dulu sederhana ini sekarang adalah berbakti kepada penguasa barunya yang kejam.
"Aku benar-benar iri dengan Lanslid," kata Cangshui Changge dengan kegelisahan: "Betapa banyak orang yang bisa menemuni Sang Dewi mereka, pasang-surut kehidupan, tertidur panjang setiap malam dalam kepuasan."
"Baiklah, semoga kamu masih punya pemikiran seperti ini setelah bertemu Yang Mulia Putri Mahkota."
"Jangan mulai tarik monster dulu, tunggu di pintu sebentar. Baru saja ada dua batu patroli lewat, tunggu sampai mereka kembali dan kita bunuh dulu baru mulai tarik monster." Lu Li menunjuk dua elite monster batu yang baru saja berlalu.
"Nggak perlu segitu juga kali, rute patroli mereka kan nggak akan masuk ke taman ini." Cang Shui Chang Ge tidak menganggap serius.
"Lebih baik berhati-hati. Lagipula ini cuma sebentar." Lu Li meliriknya. Yang mati selalu orang-orang dengan pemikiran seperti itu. Hanya dia yang terlahir kembali ini yang tahu kelicikan dua batu patroli itu.
Jumlah korban Raksasa Batu Lanslid si BOSS justru lebih sedikit dibanding korban licik dua monster patroli ini.
Setelah membersihkan monster patroli, Lu Li menunjuk sudut dinding: "Chang Ge, jongkok di situ dan tarik monster. Jangan sampai terlempar. Kalau terlempar, jangan panik, langsung aktifkan keringanan damage."
“Benar, semua Raksasa Batu punya efek terbang, tinjunya sangat keras.” Cang Shui Chang Ge mengangguk dengan serius, seolah-olah telah menemukan alasan yang sempurna untuk Lu Li.
“Bagaimana kalau pertimbangkan untuk bergabung dengan serikat kami?” Lu Li menepuk bahunya, mata penuh kesungguhan.
Di pasukan sendiri, anggotanya entah tipe yang tidak pernah bertanya "mengapa" atau hanya bisa bertanya "mengapa". Berbeda dengan pria di hadapannya ini yang selalu bisa memberikan penjelasan untuk setiap tindakan Lu Li.
Ajakan bercanda seperti ini tentu tidak akan membuahkan hasil.
Sebagai MT top tiga Paviliun Hujan Ringan dengan benefit menggiurkan, ditambah Paviliun Hujan Ringan sendiri adalah tempat berkumpulnya wanita cantik yang didambakan pemain pria, hanya orang bodoh yang mau pindah ke Pedang Penghakiman.
Raksasa Batu memiliki pertahanan tinggi dan darah tebal, meski serangannya biasa saja.
Meski menghabiskan lebih banyak waktu, akhirnya Raksasa Batu berhasil ditaklukkan dengan lancar.
Item yang dijatuhkan adalah Perisai Emas dengan sifat yang sangat bagus. Sesuai prinsip "satu orang mengambil satu item", perisai ini dibagikan kepada Lu Li yang langsung menyimpannya ke dalam tas tanpa basa-basi.
Bagaimanapun juga Druid MT tidak bisa menggunakan perisai, dan di sini tidak ada yang membutuhkannya.
Tidak ada serikat yang akan menolak perisai bagus meski Biru Muda Laut Angin saat ini menggunakan perisai yang lebih baik. Lu Li bisa memberikannya ke MT tim lain di serikat.
Meski Elf Air juga menginginkannya, membuatnya berbicara sendiri untuk meminta pada Lu Li jelas tidak sepadan dengan nilai barang langka ini.
Tetap mengabaikan monster kecil, lima orang menyelinap menuju BOSS berikutnya. Hanya dalam beberapa menit mereka tiba di bengkel kerja Pengrajin Giz.
Konon, Pengrajin Giz adalah pendatang. Ia menyusup ke Maraudon bersama lima pemburu batu permata lain untuk mengumpulkan kristal dengan kelainan berharga.
Tapi ketika rekan satu tim lainnya dibantai habis oleh satyr, hanya Gizlock yang selamat, barulah dia menyadari rencana mereka sepenuhnya gagal. Goblin ini diselimuti ketakutan akan maut, dia bersumpah setia pada Putri Elemen Bumi Theradras.
Maka Gizlock sang perajin menjadi BOSS penjaga di Maraudon.
Tidak ada cara menghasilkan koin emas di sini, Gizlock hampir mencapai ambang kegilaan, semakin memandang dirinya sebagai penguasa baru kerajaan bawah tanah ini.
"Bagaimana keadaan di luar?" Melihat Lu Li dan rombongan, Gizlock tidak langsung menyerang, malah bertanya dengan bengong. Sepertinya ini pertama kalinya dia melihat petualang.
"Perang lama telah berakhir, perang baru akan segera tiba." Jawab Lu Li.
"Mengapa kalian datang ke kerajaanku?" Gizlock merenung sejenak, tidak menemukan alasan untuk membantah perkataan Lu Li. Azeroth memang selalu malang seperti ini, tak henti-hentinya diselimuti perang besar kecil.
“Pergi menemui Theradras, Putri Unsur Bumi.” kata Lu Li.
“Yang Mulia Putri Mahkota...” Ekspresi ketakutan muncul di wajah Giz. Ia menggelengkan kepala dengan panik: "Tidak bisa, aku harus menghentikan kalian, aku harus menghentikan kalian..."
“Persiapan jemput monster.” bisik Lu Li.
Benar saja, Giz berbalik melawan. Ia langsung menembakkan Senapan Naga Goblin ke arah Lu Li dan kawan-kawan - Senapan Naga Goblin milik Pengrajin Giz menembakkan tembakan api yang menyebabkan 120 kerusakan api per detik ke semua pemain di depannya selama 8 detik.
