Mengapa harus menyerang bagian ini? Lu Li membayangkan postur sang tuan kurcaci itu, nyaris tertawa terbahak-bahak.
Postur kurcaci yang mini membuat pemain menjuluki mereka "ras yang harus melompat untuk menyerang lutut musuh". Pencuri kurcaci jarang bisa mencapai belakang kepala target tinggi, sehingga mereka mengeksplorasi titik vital alternatif.
Seperti tumit, lipatan lutut, atau... bagian pantat?
Terlalu jahat! Maaf, area terakhir itu tidak bisa diserang karena alasan kesopanan. Bahkan jika berhasil mengenai, itu tidak akan diakui sebagai titik vital.
Sebenarnya, serangan dari belakang pencuri tidak benar-benar menuntut bagian tubuh tertentu, selama itu serangan dari belakang—bahkan menyerang tumit kaki—akan memberikan efek yang sama. Bagi Lu Li yang merupakan night elf tinggi besar, justru agak tidak nyaman menyerang bagian belakang lutut (popliteal fossa).
Efek tambahan kedua relatif lebih normal.
Pembunuhan berdarah, ini bisa dianggap sebagai efek amuk standar. Namun efek ini lebih langsung dan kasar: mengorbankan 20% HP sendiri untuk mengambil 40% HP lawan. Konversi ini terjadi dalam sekejap, berbeda dengan metode tradisional yang mengurangi pertahanan dan meningkatkan ofensif.
Satu-satunya penyesalan adalah skill ini bukan kemampuan membunuh. Bahkan jika HP target kurang dari 40%, Kamu tetap tidak bisa membunuhmu secara tuntas.
Setelah terkena skill ini, target akan tetap menyisakan setidaknya 1% HP bagaimanapun caranya.
Tapi Lu Li sudah cukup puas. "Fajar" tidak akan mengizinkan keberadaan skill yang terlalu merusak keseimbangan, meskipun skill ini sudah sedikit banyak menyabotase keseimbangan.
Elf Air tidak tahu peralatan apa yang didapatkannya, tapi dari ekspresinya bisa dinilai hasilnya seharusnya juga bagus.
Lu Li menemukan bahwa Elf Air sebenarnya sering tersenyum, hanya saja senyumnya sangat tipis. Orang biasa tidak terlalu berani menatap langsung wajahnya, sehingga menciptakan reputasinya sebagai Sang Dewi Gunung Es.
Saat tersenyum, bibir berbentuk belah ketupatnya akan sedikit terangkat, mata akan melengkung membentuk busur.
Kilatan matahari terbenam dari langit Southshore Town menyinari wajahnya. Penglihatan dan persepsi tajam Lu Li memungkinkannya menyaksikan jelas senyuman Si Kaya yang merekah karena peralatan barunya.
"Lihat apa?" Elf Air menyadari sorot mata Lu Li.
"Aku baru sadar, rupanya kamu juga cukup cantik." Lu Li tidak menghindari tatapan itu, bersikap sangat jujur seolah memang tidak punya isi hati yang disembunyikan.
"Ck, kamu juga tahu soal cantik atau tidak." Elf Air mencibirkan bibir dengan nada mengejek.
Pria di depan ini bisa dibilang orang paling tak peka romansa yang pernah dia temui. Seandainya orang normal—ya, standar normal saja—pasti sudah tahu cara menyenangkan hati perempuan...
Baiklah, jika Lu Li adalah tipe pria yang langsung nempel begitu melihat wanita cantik, mungkin Shui Jingling tak akan sedekat ini dengannya.
"Adikku memang cantik." Lu Li menjawab dengan nada berbangga.
"Kenapa tidak sebut tiga wanita cantik yang serumah itu?" Shui Jingling memiringkan kepala menatapnya, "Mereka kan mantan anggota serikat kita yang kau rekrut. Apa kau tidak tahu hukum sekarang masih menganut monogami? Mau pilih yang mana?"
Seperti candaan ringan antar sahabat yang tanpa sekat, diucapkan begitu saja dengan natural.
"Jangan asal ngomong. Kami cuma hubungan penyewa rumah bersama." Lu Li berkeringat dingin. Adegan "tuan tanah cantik" seperti ini, apa tidak terlalu klise?
“Kamu sekarang sudah jadi pemilik serikat besar, kenapa masih menyewa rumah?” tanya Elf Air. Keduanya meninggalkan kota dan segera tiba di area Beruang Hitam level 45 yang sedang direfresh, melanjutkan obrolan sambil leveling.
“Untuk mengobati adikku.” Lu Li merenung. Andai bukan karena penyakit adiknya, prioritas pertamanya pasti menyelesaikan masalah rumah. Lu Xin sangat mementingkan konsep 'rumah' sebagai tempat tinggal.
“Sekarang?” Elf Air tetap mengamati gerakan Lu Li sambil berbicara. Kebiasaannya mencuri ilmu saat bersama Lu Li kembali muncul.
Seandainya Lu Li lebih jeli mengamati, ia akan menyadari bahwa jalan hidup Elf Air kini telah menyimpang jauh dari kenangan kehidupan sebelumnya. Alih-alih mengandalkan kecepatan serangan dan peralatan bagus seperti ingatannya dulu, pengaruh Lu Li di kehidupan ini telah membentuk gaya bertarungnya yang mulai mendekati gaya khas Lu Li - fokus utama pada tingkat penyelesaian tinggi dengan sedikit sentuhan kecepatan serangan.
"Sebenarnya, jika Elf Air tetap berjalan di jalan lama, mungkin dia masih bisa menjadi jagoan."
"Tapi jagoan seperti itu hanya bagi pemain biasa, mereka yang peralatannya tidak sebanding dengannya. Ketika dia bertemu dengan orang yang peralatannya tidak kalah darinya, kesenjangan ini akan muncul."
"Atlet esports mana yang tidak dipelihara oleh sepuluh ribu orang? Peralatan seburuk apa pun tidak akan terlalu jauh."
"Sekarang aku harus melunasi utangku padamu dulu. Jika hasil liga bagus, hampir cukup. Tahun depan bisa beli rumah. Sebenarnya tinggal di sini juga cukup nyaman." Lu Li menambahkan: "Xinxin sangat menyukainya."
"Uangku tidak perlu buru-buru dikembalikan. Pakai saja dulu, aku tidak takut kamu tidak bisa melunasinya," kata Elf Air.
"Aku tidak suka berutang." Lu Li menggelengkan kepala, menolak kebaikan hati lawannya. Meski tahu perkataan Elf Air ini tulus, Si Kaya memang tidak kekurangan uang segitu.
"Terserah kamu. Kalau ada tiga wanita cantik dengan karakter unik yang menemanimu, aku perkirakan aku pun akan enggan pindah," Elf Air membentak.
"Hah..." Lu Li memutuskan mengalihkan topik: "Serikat kalian punya rencana apa untuk liga kali ini? Sepertinya skala liga ini tidak akan kecil."
Paviliun Hujan Ringan menunjukkan performa biasa saja di liga pertama karena kurang serius.
Faktanya, tak satu pun serikat menyangka liga perdana memiliki pengaruh sebesar itu. Kejadian ini hampir membongkar seluruh pola pertandingan di kalangan game, menciptakan banyak rekor, atau lebih tepatnya benar-benar mengubah game menjadi industri puncak - garis pemisahnya dimulai dari sini.
Penerima manfaat terbesar dari liga pertama adalah Surga Ketujuh dan Xuese Zhanqi, disusul Ibu Kota Kejayaan. Mereka membangun kekuatan serikat super melalui kompetisi ini.
"Seharusnya ikut." Jawab Elf Air dengan santai.
"Kami berencana mempersiapkan diri total. Ini pertama kalinya banyak acara bersatu. Mungkin setelah ini tidak akan ada lagi liga besar lain." Lu Li menyimpan satu kalimat: Liga profesional segera melampaui batas negara.
Liga kedua sudah mulai berkompetisi di kancah global, tim nasional yang dipenuhi jagoan klub-klub besar bertarung sengit melawan pemain top dari negara lain.
"Kalian sudah menang Piala Huaying, Piala Magis juga dapat sorotan, masih mau monopoli liga?" Elf Air tak sepenuhnya paham pemikiran Lu Li. Meski serikat mereka masih baru, tak perlu bersikap sangat agresif seperti ini.
Kalangan game Tiongkok menganut prinsip jalan tengah yang seimbang, selalu menyisakan ruang untuk pihak lain.
"Bagaimana jika kukatakan liga ini akan melampaui batas negara, percaya?" Lu Li tak bisa menjelaskan terang-terangan. Banyak game yang go internasional, tapi karena vitalitas game virtual cenderung pendek, tak ada yang bisa menjadi turnamen berskala global.
"Kau benar-benar menganggap tinggi 'Fajar'." Elf Air menggelengkan kepala tak menganggap serius, tapi dalam hati mulai meragukan ketidakpastian setelah mendengar perkataan Lu Li.
"Omong-omong, aku dan Xinxin akan kembali ke Jiangnan." Lu Li juga tak bisa berkata lebih. Dari segi posisi, semakin tidak peduli Paviliun Hujan Ringan terhadap pertandingan justru lebih baik, Pedang Penghakiman akan kehilangan satu lawan.
