Sebenarnya Lu Li juga tidak memiliki kendali penuh atas situasi ini.
Dalam ingatan kehidupan sebelumnya, akhirnya Mao Mao Ai Chi Rou bergabung dengan Paviliun Hujan Ringan—baiklah, saat memikirkan ini, hatinya merasa sedikit bersalah. Air MM adalah salah satu dari sedikit temannya di dalam game, merekrut orangnya agak tidak baik hati.
Tapi, karena upaya Paviliun Hujan Ringan merekrut Kucing Suka Daging masih belum terjadi, tentu tidak perlu terlalu dipusingkan.
Entah apakah Kucing Suka Daging sudah mantap memilih Paviliun Hujan Ringan. Memang Paviliun Hujan Ringan memiliki daya tarik luar biasa bagi atlet perempuan.
Selama ribuan tahun masyarakat berkembang, peradaban terus melompat, namun konsep pria lebih dihormati daripada wanita masih ada, terutama di kalangan game yang tak bisa diabaikan. Bahkan sebagian besar pemain wanita sendiri menganggap kemampuan mereka kalah dari pemain pria.
Dalam hal game, kaum pecinta anime memiliki keunggulan tak tertandingi.
Paviliun Hujan Ringan tidak menerapkan sistem wanita di atas pria, tapi setidaknya pemain wanita menjadi subjek utama. Status pemain perempuan benar-benar istimewa di sana, atmosfer serikat sangat cocok untuk para gadis.
Lagipula Paviliun Hujan Ringan berlokasi di Kota Jinling, jaraknya dari Kota Jiangnan hanya satu atau dua jam naik mobil gantung. Inilah mungkin alasan keluarganya menyetujui dia bergabung dan menjadi atlet esports di sana.
Sebenarnya bisa dibicarakan di dalam game, tapi mengingat cewek ini mungkin tidak punya kebebasan sebanyak itu, cepat atau lambat harus menghadapi keluarganya, jadi setelah Genhao San berhasil mencari alamat rumah MaoMao Ai Chi Rou, mereka berniat berkunjung langsung.
Mengapa harus pergi berdua? Di satu sisi Lu Li tidak pandai bicara, sedangkan Genhao San adalah jago negosiasi.
Di sisi lain, Genhao San ingin memanfaatkan popularitas Lu Li untuk menunjukkan keseriusan mereka terhadap MaoMao Ai Chi Rou, persis seperti kisah tiga kali mengunjungi gubuk jerami zaman dulu. Jika yang datang adalah Mi Zhu, mungkin Zhuge Liang benar-benar akan meninggalkan tuannya, dan tentu tidak akan ada legenda sepasang kekasih... eh, maksudku hubungan (penguasa dan menteri) yang abadi.
Ini adalah area orang kaya, letaknya tidak jauh dari kawasan kampus tempat Lu Li tinggal.
Area villa taman tempat rumah target berada ini jauh lebih mewah daripada tempat tinggal Lu Li sekarang, bukan soal kemewahannya, tapi karena bangunannya sangat jarang.
Kelangkaan ini berarti luas lahan hunian efektif sedikit, harga properti pun melambung tinggi.
Yang membuka pintu adalah seorang wanita. Saat Lu Li dan Genhao San masih ragu apakah ini ibu Mao Mao Ai Chi Rou, wanita itu berkata: "Oh, tamu yang ditunggu-tunggu kucing kecil, silakan masuk. Saya pembantu rumah tangga di sini..."
Bisa menyewa pembantu, rupanya memang bukan orang miskin.
Di masa kini lapangan pekerjaan semakin langka, tingkat pengangguran yang mengerikan semakin menjadi-jadi. Tapi menyewa pembantu tetap bukan hal yang bisa dijangkau orang biasa.
Penampilan Mao Mao Ai Chi Rou mirip dengan di game - seorang cewek lembut bermata besar. Meski tidak sampai level Daftar Kecantikan, setidaknya bisa disebut manis dan menggemaskan. Adik perempuan tetangga seperti ini mungkin lebih disukai daripada tokoh di Daftar Kecantikan.
Yang paling utama adalah lembut dan menggemaskan.
Saat dua orang ini masuk, dia sedang duduk bersila di sofa dengan piring buah yang berantakan di depannya.
“Ah, halo, mau… mau makan?” Gadis itu kebingungan menyapa, lalu mengangkat piring buah yang sudah berantakan. Mana ada orang yang menjamu tamu dengan sisa makanan.
“Terima kasih, tidak perlu. Saya Genhao San yang sebelumnya menghubungimu. Ini Lu Li. Di mana keluargamu? Hanya kamu di rumah?” Genhao San bertanya selembut mungkin.
Konon cara ini bisa mempererat hubungan, meninggalkan kesan bisa dipercaya dalam intuisi lawan bicara, sehingga urusan nanti lebih mudah dibicarakan. Genhao San pernah bercerita tentang ini pada Lu Li saat mengobrol santai.
“Semua keluar. Urusan apa bisa disampaikan padaku.” Mao Mao Ai Chi Rou berkedip-kedip, sikapnya menunjukkan kesiapan mendengarkan.
Genhao San terpaksa menjelaskan situasi secara garis besar. Di akhir, Lu Li yang mengajak: “Kami harap kamu mau bergabung dengan Pedang Penghakiman sebagai atlet esports. Liga profesional yang segera dimulai bisa menjadwalkanmu turun langsung.”
"Secepat ini, aku belum siap sama sekali..." Kucing Suka Daging bergumam dalam hati.
"Sebenarnya untuk pertarungan arena, kecil kemungkinan mengirimmu duluan. Soalnya skor dihitung berdasarkan kill." Lu Li menjelaskan dengan lapang dada.
"Apa aku cuma cadangan?" Kucing Suka Daging agak kecewa. Ia mengira akan mencapai puncak kehidupan, siapa yang tahu cuma jadi tenaga cadangan.
"Justru jadi cadangan itu lebih tepercaya. Aku heran ada yang mau merekrutmu jadi atlet esports." Suara terdengar dari luar.
Masuklah sepasang orang tua paruh baya - Ayah dan Ibu Kucing Suka Daging. Sang Ayah yang bicara terlihat ramah dengan senyum di sudut mata, berbeda dari bayangan Lu Li dan Genhao San.
Setelah berbasa-basi sejenak, Genhao San kembali memaparkan situasinya.
“Benar, pertarungan arena memang seharusnya mengerahkan yang terkuat dulu, ini sistem jadul dari bertahun-tahun lalu, tapi format kompetisi seperti ini memang cukup masuk akal.” Papa Kucing yang tampak supel langsung mengambil alih pembicaraan setelah duduk.
“Hah, Paman paham juga dengan sistem pertandingan ini?” Genhao San terlihat heran.
“Ayahku dulu juga atlet esports, pensiun setelah menikah dengan Ibuku,” gumam Maomao Aichi Rou sambil mengunyah buah.
“Kami memberi hormat.” Ternyata ini senior dari satu atau dua dekade lalu, pantas dihormati. Lu Li dan Genhao San langsung bersikap khidmat. Lingkaran atlet esports memang cepat dalam proses seleksi, tapi junior selalu menghormati senior karena sebagian besar pengalaman awal mereka berasal dari para pendahulu.
“Sudah terjadi bertahun-tahun lalu, tidak sebanding disebutkan. Sekarang sudah tidak bisa, baru saja membuat akun di 'Fajar', baru level empat puluh satu.” Meski mengaku tidak sebanding disebutkan, ekspresi berbangga Kucing Papa tetap tak bisa disembunyikan.
Di masa mudanya, dia juga seorang pemuda miskin yang tak sengaja masuk ke kalangan game, dan sejak itu tak bisa lepas lagi.
Tak hanya punya status di lingkar profesi, dia juga akhirnya mendapat perhatian wanita cantik legendaris yang disanjung banyak orang dalam game. Istri cantik, putri tercinta, mobil mewah, rumah indah - seumur hidup tak perlu khawatir lagi.
“Ternyata Senior sudah level 41? Mau ikut bertanding bersama kami?” Genhao San bersemangat menawarkan.
Jika hanya mantan atlet esports dua dekade lalu, mungkin tak akan menarik perhatiannya. Tapi jika mantan atlet yang selama 20 tahun ini tak pernah meninggalkan game, tetap mempertahankan perhatian pada lingkar profesi - orang seperti ini sangat bernilai.
Apa yang kurang dari Pedang Penghakiman?
Pemain kompetitif, itu sudah pasti. Tapi pelatih juga sangat dibutuhkan.
Pedang Penghakiman bukan hanya kekurangan, tapi sama sekali tidak memiliki pelatih. Talenta profesional yang pensiun dari lingkar profesi seperti ini sangat sulit ditemukan tanpa jalan baru dan harga diri.
"Haha, bercanda sekali. Aku punya toko sendiri yang harus diurus, game cuma hobi saja." Baba Kucing terus-menerus melambaikan tangan.
Kehidupan sekarang yang diisi dengan memelihara burung, menemani istri jalan-jalan, mengasuh gadis kecil di rumah, dan sesekali masuk ke dalam game untuk bertarung sudah memberinya kepuasan besar. Dia tidak akan mencari masalah dengan menjadi pelatih.
Selama dua dekade ini dia sudah pernah menjadi pelatih di banyak klub, sama sekali tidak ada kesan segar lagi.
