Sebuah deklarasi perang yang dinyatakan dengan santai, namun dampak yang ditimbulkan sangatlah besar.
Di Perbukitan Hillsbrad, belasan orang sedang membantai kawanan kuda liar. Kuda-kuda ini memiliki kecepatan respawn tinggi, bergerombol, dan memberikan poin pengalaman super besar. Jika tekun mengulang di sini, satu hari bisa dapat setengah level pengalaman.
Karena alasan inilah persaingan memburu kuda liar sangat sengit, para pemain soliter hampir tidak bisa bertahan.
Hari ini posisi strategis ditempati oleh anggota Bangsawan Jiangnan. Area ini secara tetap merespawn 3-4 kelompok kuda liar, memungkinkan grind tanpa henti. Mereka dari pagi hingga malam hanya sempat logout sebentar untuk makan, tak bergeser dari spot.
Beberapa gelombang pemain soliter dan anggota guild kecil pernah mendekat, namun begitu melihat lencana serikat di dada belasan pemain di sini, langsung mengurungkan niat.
Bercanda apa, guild besar mana pun tak ada yang mau berdiplomasi, apalagi Bangsawan Jiangnan.
“Ngapain liat-liat? Cepat minggir!” Seorang penyihir yang sedang duduk di tanah makan Roti untuk memulihkan HP melihat ada yang mendekat, memutar mata putihnya sambil mengusir tanpa basa-basi.
“Gue mau liatin lu kenapa?” Orang itu menjulurkan lehernya, membalas dengan keras.
“Waduh, hari ini ketemu si pembuat onar. Bro-bro, ada job nih. Habisin rombongan ini, cari tahu asal-usulnya, keluarkan daftar buronan. Berani-beraninya berselisih dengan Geng Kapak... ehmm... maksudnya berani lawan kita Bangsawan Jiangnan, sungguh...” Kata-kata "cari mati" belum sempat keluar, sang penyihir sudah panik melihat mereka langsung menyerang.
Kalau cuma tujuh delapan orang sih tidak masalah. Mereka semua anggota elit Jiangnan, lagipula jumlahnya ada belasan orang.
Yang membuatnya semakin putus asa adalah suara angin yang tiba-tiba terdengar dari belakang kepala. Dari pandangan sampingnya, rekan satu timnya juga mengalami nasib sama. Dua tiga puluh pencuri telah menyusup masuk selama mereka bertengkar, kini tiba-tiba melonjak menyerang. Rata-rata setiap anggota Bangsawan Jiangnan mendapat "perhatian" dari dua pencuri sekaligus.
Maut ternyata hal yang sederhana. Hanya dalam hitungan detik, belasan orang yang tadinya aktif dan lincah itu tumbang bersih tanpa sisa.
"Hah, selesai. Sisakan dua orang untuk ambil loot, kita ke target berikutnya." Pemimpin tim tersenyum kecut, sama sekali tidak tertarik pada kawanan kuda liar yang baru saja direfresh. Jelas dia tidak berniat merebut area leveling untuk mengulang monster.
Kota Tepi Danau, kota kecil yang indah ini tak kekurangan pemain bertipe pejuang. Sebagian besar tujuan mereka adalah tugas tim.
Meski tugas tim memiliki tingkat kesulitan tinggi, imbalannya pun sepadan. Yang terpenting, pembagian pengalaman (XP) juga sangat royal. Banyak pemain yang berparty ke sini, di antaranya misi mengawal Stabby menjadi quest wajib yang harus diselesaikan.
Saat ini ada satu tim yang sedang mengawal bertempur melawan Gnoll.
adalah seorang pedagang yang menyewa pemain untuk mengambil kembali kargo-nya. Konon barang-barang ini direbut oleh Gnoll. Pemain hanya perlu mengawalnya merebut kembali kargo dan kembali dengan selamat ke Kota Tepi Danau untuk mendapatkan hadiah pengalaman besar. Jika beruntung, mungkin juga akan mendapat beberapa ramuan langka.
"Jangan terlalu menjauh, jaga!" teriak Kapten regu selaku komandan.
Ratusan Gnoll menerjang dari segala penjuru, sayangnya mereka hanya musuh biasa. Di hadapan rekombinasi kuat dari anggota tim elit serikat besar, mereka sama sekali tak punya kemampuan perlawanan.
"Lihatlah, Tuan, pasukan kami sangat pemberani. Kami pasti akan mengawal Anda kembali ke Kota Tepi Danau tanpa cedera sedikitpun. Kargo Anda pun akan kembali dengan selamat." Kapten regu selaku komandan masih sempat menjilat NPC di sela-sela memimpin pertempuran.
Konon, jika NPC tidak terluka dan kargo tidak rusak, akan ada kesempatan lebih besar untuk mendapatkan ramuan langka.
Dia sama sekali tidak melihat pandangan merendahkan di mata NPC terhadap mereka. Pedagang yang bergantung pada tentara bayaran, tapi meremehkan orang-orang miskin ini. Jelas Stalby tidak akan memberikan ramuannya kepada orang-orang dengan nilai daya tarik yang rendah.
"Api kemarahan, bakar semua ini, ahahaha..."
Bersamaan dengan suara tersebut, serangan Flame Rain menyelimuti langit dan bumi, berbagai skill menyusul seketika. Puluhan orang ini langsung dimusnahkan sepenuhnya. Fajar selalu meyakini bahwa kuantitas bisa mengubah segalanya, kekuatan individu tidak layak dijadikan bukti. Inilah buktinya sekarang.
Hasil pertarungan antara kelompok 100 orang melawan 20-30 orang ditentukan seketika seperti ini. Apalagi 20-30 orang ini sudah bertarung lama, sementara kelompok 100 orang melakukan serangan dadakan.
"Stabby yang angkuh itu kebingungan total, dia menatap kawanan perampok itu dengan bodoh——adakah gambaran yang lebih tepat selain 'perampok' untuk menggambarkan gerombolan ini?"
"Hei kawan, kontrol skill-ku lumayan kan? Haha." Penyihir api itu tersenyum licik, raut muda di wajahnya penuh kesombongan, membuat pedagang NPC tua itu secara tulus berpikir: "Andai aku masih muda seperti dia."
"Kakak Senior minggirlah, biar aku yang urus." Druid cewek itu menyelak dari kerumunan.
"Baiklah Ba Jiang, kau harus hati-hati. Aku akan berdiri di samping untuk melindungimu." Fat Monkey juga tahu NPC tak akan menghiraukannya, dengan enggan mengosongkan posisi yang berhadapan langsung dengan NPC.
Penampilannya yang galak memang sulit mencuri simpati NPC.
"Halo Paman, kami orang baik." Xiao Ba Jiang mengangkat kepala kecilnya, berkata dengan penuh kesungguhan.
“Huh, saya kaget setengah mati. Tadinya saya pikir nyawa saya tidak akan selamat hari ini. Gadis kecil, kenapa kamu bisa ikut campur dengan tentara bayaran hina seperti ini…”
Kemudian, misi yang awalnya dipicu oleh Bangsawan Jiangnan dan hanya tinggal beberapa menit lagi untuk diselesaikan, dengan mudah berubah menjadi tugas Xiao Ba Jiang. Selain mendapat EXP, pedagang Stabby yang merasa seperti menemukan soulmate juga memberikannya setumpuk ramuan langka.
Kejadian seperti ini terjadi di mana-mana. Sejak Lu Li mengumumkan perang, semua pemain kelas pertempuran langsung membentuk kelompok.
Sumber intel sangat beragam. Banyak organisasi intelijen dengan senang hati berbagi informasi tentang Bangsawan Jiangnan ke Pedang Penghakiman. Sebagian besar punya latar belakang serikat besar, dan sangat antusias melihat kedua pihak saling bunuh.
Sebenarnya sebagian besar perang besar guild lama dan baru sebelumnya memang seperti ini.
Serikat baru memiliki berbagai kekurangan. Faktor utama yang bisa menggulingkan guild tua berpengalaman sebenarnya adalah dorongan dari serikat lain. Mereka sangat senang melihat guild yang sebelumnya menempati peringkat kedua terpecah-belah.
Lebih awal, Kota Wushuang mengalahkan serikat super Ikatan Persaudaraan dan menyisihkannya dari 10 besar. Dua tiga tahun berlalu, mereka belum pulih. Bahkan sebelumnya, Paviliun Hujan Ringan benar-benar menghancurkan Twilight of the Gods. Kalau bukan karena kehadiran Sangat Takut Seperti Kayu - atlet esports kelas atas yang setia, Twilight of the Gods sekarang mungkin bahkan tidak masuk 100 besar, apalagi menduduki peringkat ke-30 di papan guild.
Sekarang Bangsawan Jiangnan berhadapan dengan Pedang Penghakiman.
Momentum Pedang Penghakiman tak terbendung. Tampaknya sulit untuk ditahan. Lebih baik biarkan mereka bertarung habis-habisan dengan Bangsawan Jiangnan. Di satu sisi bisa membatasi perkembangan Pedang Penghakiman, di sisi lain membuka posisi bagi guild-guild lain yang mengincar kesempatan untuk naik peringkat.
Bahkan Xuese Zhanqi yang selalu tegas dan adil, tidak tahan untuk mengerahkan sekelompok orang palsu yang mengatasnamakan Pedang Penghakiman untuk membunuh di mana-mana.
