Gila, andai bisa merekrut orang ini. Si "seseorang" berubah haluan dalam sekejap. Betapapun hebatnya Kishen, tetap kalah dengan pencuri yang bisa membobol gudang orang.
"Kita cuma punya satu menit. Kalau lewat, alat perekam di dalam gudang akan berbunyi. Aksi!" Karakel melompat masuk seperti kelinci.
Yang kedua masuk adalah Lu Li.
Gudang tak terkunci terbentang di hadapannya. Mana mungkin Lu Li bisa tenang.
Gudang bangsa orc Batu Hitam menyimpan banyak barang, bahkan bisa dibilang sangat banyak. Namun mayoritas adalah kayu yang memenuhi 99% ruang. Bagaimanapun, ini adalah Ochrewood Sawmill yang memang lokasi pengumpulan kayu bangsa orc Batu Hitam.
Untungnya, masih ada 1% ruang tersisa yang bukan kayu.
Kain Rune, begitu banyak kain Rune!
Mulai dari kain linen tingkat terendah, wol, sutra, hingga kain sihir - semuanya adalah tekstil umum yang beredar di pasar saat ini. Kain Rune merupakan material lebih tinggi dari kain sihir, biasanya hanya dihasilkan oleh monster level 50 ke atas.
Monster level 45+ kadang juga menjatuhkannya, tapi probabilitasnya sangat rendah.
Lonjakan kekuatan monster level 50 menyebabkan harga kain Rune tetap melambung tinggi.
Satu set berisi 200 lembar. Ada 17 set penuh! Lu Li membuang beberapa barang sampah untuk memuat semua kain Rune ini. Sementara itu, Elf Air memilih rempah-rempah - set demi set masuk ke tasnya. Perkiraan keuntungannya hampir menyamai Lu Li.
Kayu sebenarnya juga berharga, tapi beban barang karakter terlalu terpengaruh oleh kayu. Lu Li dan Elf Air bahkan tidak melirik sekalipun.
"Ayo, tinggalkan tempat ini." Keempat NPC telah menemukan peralatan mereka dan mengenakannya. Penyihir Masonar, Ksatria Suci Jorgensen, Prajurit Danvers, Pencuri Karakel - profesi mereka baru mudah dikenali setelah memakai peralatan.
"Cepat pergi! Kalau tidak kita akan dikepung di sini." Penyihir Masonar melemparkan bola api besar ke tumpukan kayu.
Sial, perlu segitunya? Lu Li baru saja merebut beberapa set kulit, langsung ditarik paksa oleh beberapa NPC. Sepertinya Sistem tidak tega melihatnya - orang ini langsung lupa diri begitu melihat koin emas.
Harga kain simbol sekarang sekitar 90 koin perak. Tujuh belas set bisa dijual hampir 3.000 koin emas. Ditambah beberapa set Kulit Tebal itu, total 3.000 koin emas pasti terkumpul.
Benar-benar rezeki nomplok! Dia mengira tugas ini hanya akan memberikan hasil yang biasa-biasa saja.
Siapa sangka bisa menghasilkan uang sebanyak itu dari mata rantai yang tampak biasa-begini, untung dia baru saja mengikuti kemari.
Jika uang ini dibelikan rumah-rumah di Kota Tepi Danau lalu dijual beberapa bulan kemudian, mungkin sebagian besar utang pada Elf Air bisa terlunasi.
Lu Li menyelami kebahagiaan hasil jarahannya, baru tersadar belakangan setelah menerobos keluar dari lokasi tebang kayu bahwa mereka sudah dalam kondisi aman.
"Terima kasih telah menyelamatkan kami, ada yang bisa kami bantu?" Mason si penyihir adalah orang yang paham, tahu tak mungkin orang menyelamatkan mereka tanpa maksud, apalagi dari markas bangsa orc Batu Hitam yang dijaga ketat.
"Begini..." Lu Li pun tak berbelit-belit, langsung menyampaikan tujuan utamanya.
Berurusan dengan tentara memang harus blak-blakan.
"John tidak akan setuju, menyelamatkan kami juga tidak berguna, dia terlalu sedih." Beberapa NPC saling pandang, akhirnya bersama-sama menggelengkan kepala. Mereka merasa menyesal, tapi tidak bisa membantu. Mereka jelas tidak akan aktif kembali ke penjara bawah tanah.
"Ini bukan urusan perempuan, ngapain sedih-sedih. Kita ajak dia bunuh bangsa orc. Masa dia nggak mau? Kalian juga nggak mau?" Lu Li berkata.
Napas beberapa NPC langsung menjadi berat. Selama dipenjara, bangsa orc Blackrock tidak henti-hentinya menyiksa mereka.
Hanya Elf Air yang melirik Lu Li dengan penuh kebencian. Pisau belati di tangannya bergerak-gerak, hampir saja menusuk Lu Li. "Apa masalahnya sama perempuan? Pantas kamu jadi jomblo seumur hidup!"
Sekelompok orang langsung menyerbu arena pertandingan bawah tanah. Saat ini John J. Keeshan sedang bertarung lagi. Secara visual, dia masih yang terus dipukuli.
"Orang yang terlihat ceroboh sebenarnya tidak sepenuhnya tanpa maksud tersembunyi. Setiap kali dia dipukuli sangat parah, selalu memenangkan hadiah uang di detik-detik terakhir yang nyaris tak tertahankan. Lawan-lawannya selalu mengira kali berikutnya akan menang, sehingga bisnisnya terus berjalan."
Hanya Lu Li yang tidak mengerti satu hal: menerima pukulan sedahsyat itu sampai daging berdarah-darah, apakah benar-benar tidak sakit?
Tanpa sengaja menangkap siluet familiar di kerumunan penonton bawah panggung, Kishan kembali menunjukkan performa luar biasa. Sayangnya lawan yang merasa dirinya hebat itu, belum sempat memahami situasi sudah tergeletak pingsan.
Kemudian, kembali bergema teriakan makian terhadap Kishan.
"Kalian..." Kishan memandang Masonna dan yang lain, membuka mulut lalu akhirnya mengeluarkan desahan haru.
Rekan seperjuangan terakhir!
Begitu banyak anggota Kompi B mereka yang gugur di garis depan pertempuran melawan bangsa orc.
Setelah perdebatan sengit yang melibatkan "pertarungan lidah", semua pihak akhirnya menyepakati tujuan bersama untuk membunuh bangsa orc Blackrock. Adapun warga Kota Tepi Danau, tak seorang pun menyebut mereka - hati para tentara sudah terluka terlalu dalam.
Prajurit tua tidak pernah mati, mereka hanya layu!
Profesi Keeshann adalah pemburu. Dia tidak memiliki hewan peliharaan - bahkan untuk menghidupi dirinya sendiri saja sulit, mana mungkin ada uang ekstra untuk memberi makan mulut lain. Keahliannya terletak pada busur panah dan pisau belati.
Hal ini agak mirip dengan karakter Rambo di film First Blood.
"Kita bisa melalui jalur air yang bisa menghindari banyak masalah, langsung menuju tujuan." Di penginapan sederhana, mereka membentangkan peta di atas meja sambil menyusun rencana perang.
"Harus menemukan kapal terlebih dahulu." Keeshann menatap Lu Li.
"Aku yang akan bertanggung jawab." Lu Li mengangguk. Dia tahu para NPC ini sudah miskin sampai harus makan tanah, urusan menyewa kapal pasti harus mengeluarkan uang dari pinggangnya sendiri.
“Mendarat di tepi timur Danau Air Tenang ini, lalu yang perlu kita lakukan adalah menghancurkan markas besar mereka——Benteng Batu.”
“Di dalamnya ada tak terhitung bangsa orc Hitam, pasukan besar Gnoll juga sudah ditempatkan, konon terdapat makhluk musuh lain.” Lu Li berbagi semua informasi yang dia ketahui.
“Kita bisa menggunakan bom untuk menghancurkan benteng ini. Aku yakin si tua brengsek Solomon pasti mau menyerahkan bom garam ledak dari inventaris guild kepada kita.” Giesen segera menemukan strategi penanggulangan.
Air liur Lu Li langsung meleleh.
Bom garam ledak eksklusif militer! Jika bisa menyimpan beberapa butir dan menemukan resepnya dengan meneliti, itu akan hebat. Meski daya hancur dan stabilitas bom garam ledak tidak sebagus bom Avi, tapi cukup untuk menghancurkan bayangan bangunan.
Lagipula bom garam ledak memberi bonus kerusakan ke bangsa orc. Garam beracun dalam bom bisa menghambat kemampuan pemulihan kuat bangsa orc.
“Bagaimana mungkin Solomon rela memberi kita bomb garam ledak, dia benar-benar si kekikiran.” Ksatria Suci Jorgensen berkata dengan geram.
“Dia akan melakukannya, karena dia masih bergantung pada kita untuk mempertahankan Kota Tepi Danau.” Perkataan Lu Li memancing gelak tawa semua orang.
