"Baba Kucing, lagipula Bapak kan sedang menganggur." Mao Mao Ai Chi Rou memeluk lengan Baba Kucing mulai berbasa-basi.
"Menganggur apanya?" Baba Kucing kesal, dia membentak marah putrinya: "Seolah Ayah ini pengangguran! Ayah juga punya karier sendiri, tahu tidak?"
“Toko-toko itu kan tidak butuh ditangani langsung olehmu, mending Baba Kucing jadi pelatih aja, biar dia nggak nganggur gila. Ibu setuju kan?” Kepalanya menoleh bertanya pada Ibu Kucing yang cuma tersenyum manis tanpa bicara.
Ibu Kucing melirik suaminya: "Kalau mau setuju ya setuju aja, nahan-nahan kan capek."
Baba Kucing cengar-cengir: "Jadi pelatih apaan sih, mending nemenin istri. Sayang kita minggu depan ke La Plagne yuk, lama nggak ski bareng. Sekarang Mao Mao sibuk, nggak usah ajak dia."
"Bisa nggak sih orang makan dengan tenang!" si kucing menggeram, PDKT-PDKTan begini paling sebel.
Karena "ada niat di kedua pihak", Baba Kucing pun secara alamiah resmi menjadi pelatih Pedang Penghakiman. Barulah Lu Li dan Genhao San tahu dari Mao Mao Ai Chi Rou tentang masa lalu gemilang Baba Kucing.
"Dulu Baba Kucing termasuk atlet esports yang cukup sukses..."
ID game Baba Kucing adalah Xing Hun. Dua puluh lima tahun lalu, ia masuk kamp pelatihan Ibu Kota Kejayaan. Dengan peringkat pertama di angkatannya, ia resmi direkrut sebagai atlet esports resmi. Selama tiga tahun bertarung, ia menorehkan prestasi besar bagi Ibu Kota Kejayaan. Namun kemudian terjadi kontradiksi dengan operator, akhirnya ia pindah guild ke serikat yang bermusuhan dengan Ibu Kota Kejayaan kala itu.
Di era itu, Ibu Kota Kejayaan hampir kolaps akibat serangan bertubi-tubi dari klub-klub rival. Peran krusial Baba Kucing sangat menentukan dalam situasi tersebut.
Total lima tahun Baba Kucing berkarier sebagai atlet esports sebelum akhirnya pensiun dan menikmati hidup tenang sebagai ayah rumah tangga.
Tentu saja, hasrat bermain game di hatinya tak pernah bisa sepenuhnya diredam. Selama dua dekade ini, ia pernah menjadi pelatih dan penasihat bagi berbagai klub besar, meski tak pernah lagi menginjak arena pertandingan.
Semua orang makan sambil mengobrol, membicarakan gosip seputar kalangan game.
Setelah makan, Baba Kucing langsung bersemangat ingin mulai bertugas. Sikap santun sebelumnya semata-mata untuk menjaga perasaan sang istri, karena Ibu Kucing tidak terlalu suka dia kecanduan game.
Lu Li mengantarkan adik perempuannya pulang, lalu juga bergegas menuju Kantor Pusat Serikat.
Lokasi kantor di bawah asrama karyawan serikat ini baru saja selesai direnovasi, menempati satu lapisan penuh, dibagi menjadi beberapa departemen. Karena tidak terbuka untuk umum, tidak perlu memusingkan masalah harga diri.
"Ini ruang pelatihan komprehensif. Menurut Paman Kucing, apa yang masih perlu diperbaiki di sini?" Genhao San dengan akrab mengubah panggilan.
"Hmm, cukup bagus, terlihat profesional. Siapa yang merancang ini? Di sini sebaiknya ditambah area untuk memasang layar 'kaca'." Baba Kucing melihat sekeliling, menunjukkan ekspresi cukup puas.
"Dulu Guild Bintang Bulan juga membuat ruang pelatihan komprehensif, tapi setelah peralatan dibeli jarang digunakan." Genhao San mengajukan keluhan dengan nada sedih.
Dengan berkembangnya industri game, orang-orang ambisius di kalangan game sangat umum. Namun, ambisi sebagian orang hanya akan tetap menjadi ambisi, sementara yang lain meski tak terlihat mencolok, akan terus berusaha mewujudkannya.
Awalnya Lu Li bersedia mengeluarkan uang untuk membangun fasilitas yang bahkan klub besar pun enggan membuatnya, hal ini membuat Genhao San sangat terkejut.
"Perangkat harus beli yang berkualitas, yang murah mudah rusak," kata Baba Kucing dengan khidmat. "Investasi video juga termasuk biaya utama, dalam setahun minimal menghabiskan ratusan juta. Kalian harus benar-benar bersiap mental."
Video pertandingan resmi tidak boleh direkam, hanya bisa ditonton langsung di TKP.
Sementara klub yang terdaftar di asosiasi game diizinkan membeli video pertandingan dari pihak resmi turnamen, setiap pertandingan memiliki harga berbeda-beda mulai dari ratusan ribu hingga puluhan juta.
Jika dalam setahun mencapai ratusan video, totalnya benar-benar seperti angka fantastis.
"Sekarang siapa saja yang perlu menerima pelatihan sistematis, sudah ada anggota baru berbakat yang kalian temukan?" Setelah memeriksa wilayah kekuasaannya, Baba Kucing menarik lengan Lu Li dengan penuh semangat.
"Tidak semudah itu. Yang perlu dilatih di klub ya anggota tim kita saat ini," jawab Lu Li dengan wajah berkerut.
"Fat Monkey masih bisa dikembangkan. Untuk Kucing, kemampuannya setara atlet esports kelas dua." Baba Kucing memberi penilaian objektif, tak memihak meski itu putrinya sendiri.
"Bagaimana dengan Hujan Maret?" tanya Lu Li penuh harap akan penilaian terhadap gadis itu.
"Hmm, gadis itu ibarat permata langka. Sudah bertahun-tahun aku tak melihat pendatang baru seberbakat dia, apalagi punya semangat pantang menyerah." Pujian meluncur deras dari Baba Kucing.
"Hanya tiga orang ini yang perlu pelatihan khusus?" tanya Lu Li kembali.
“Kenapa kamu melewatkan Shamans kecil kalian?” Baba Kucing terkekeh, “Aku tahu maksudmu, merasa bakat gaming-nya tidak tinggi ya? Tapi apakah kamu tidak menyadari ketahanan mental-nya sangat bagus, sangat mahir menangkap timing pertempuran...”
“Aspek ini memang kurang kupahami, Paman Kucing sangat mengungguli Kenangan ya.” Hasil ini benar-benar di luar perkiraan Lu Li.
“Tahukah kamu mengapa rasio atlet esports perempuan begitu rendah?” Baba Kucing tidak menjawab, malah mengajukan pertanyaan yang tampak tidak relevan.
“Karena kualitas komprehensif mereka relatif rendah. Game memiliki permintaan tinggi di berbagai aspek. Di kalangan game sekarang, atlet esports perempuan yang layak disebut atlet top mungkin hanya Elf perempuan itu saja.” Lu Li berkata.
Contohnya Windwhisper, Qingcheng Yun, Xingxing Nannan, popularitas mereka mungkin tidak rendah, tapi dari aspek teknis, jarak dengan atlet top masih sangat jauh.
"Benar, kualitas mereka umumnya kalah dibanding pemain laki-laki, terutama dalam ketahanan mental. Tapi Luo Ying Hui Yi punya ketahanan mental yang cukup baik, setidaknya menurutku tidak kalah dari pria manapun. Ditambah kemampuannya yang lumayan, setelah dilatih setidaknya bisa mencapai level atlet esports kelas dua bahkan kelas satu." Baba Kucing mengungkapkan perasaannya.
Ketahanan mental pada dasarnya adalah esensi seorang wanita jagoan.
"Kalau begitu, kumpulkan pelatihan untuk empat orang mereka." Lu Li mengangguk.
"Kalian juga ikut bersama. Moonlight masih baik-balik, tapi Lu Li kamu sebenarnya yang paling dibutuhkan pelatihan. Aku sudah melihat beberapa pertandinganmu dan menemukan masalah." Baba Kucing berbicara tanpa basa-basi.
"Silakan jelaskan." Lu Li menunjukkan sikap mendengarkan dengan saksama.
Namun dalam hatinya ada sedikit perlawanan. Dengan wawasan dari kehidupan sebelumnya ditambah usaha kehidupan ini, dia merasa setidaknya memiliki kemampuan atlet esports kelas atas. Di dalam "Fajar" saat ini, terhadap siapapun dia memiliki keberanian dan keyakinan untuk menantang.
“Kamu jarang melakukan kesalahan.” Baba Kucing pertama-tama memuji Lu Li, barulah perlahan berkata: “Tapi begitu kamu melakukan kesalahan, itu biasanya adalah kesalahan common sense tingkat rendah di arena.”
“Memang benar…” Lu Li menggaruk-garuk rambutnya, dia tidak bisa membantah.
Di kehidupan sebelumnya dia hanya pemain biasa, terpisah seratus ribu li dari arena pertandingan, tentu tidak mungkin mengerti segalanya. Makanya setelah naik ke panggung kecil di kehidupan ini, muncul banyak kesalahan yang sangat bodoh.
Untungnya sebagian besar lawan yang bertarung dengannya kekuatannya lebih rendah satu level, meski melakukan kesalahan tidak sampai berakibat fatal.
Apalagi justru karena kesalahan ini sangat dasar, lawannya malah tidak berani memanfaatkan situasi, seolah-olah merasa ada konspirasi tersembunyi.
