"Dan masih banyak trik kecil di arena pertandingan yang belum kamu kuasai. Jadi menurutku, kamulah yang paling butuh latihan." Jari Baba Kucing mengetuk-ngetuk meja, "Banyak teknikmu yang dipelajari dari Moonlight kan? Beberapa hal cocok untuknya, belum tentu cocok untukmu. Lagipula aku sudah harus melatih Kucing dan yang lain, tak keberatan membawa satu orang lagi."
"Kalau begitu, terima kasih Om Kucing. Aku pasti serius mendengarkan." Lu Li tentu takkan menolak.
"Aku ini sangat keras lho." Baba Kucing berlagak seperti dewa marah, tapi akhirnya tak tahan sendiri dan pecah tawa. Semua pun ikut tertawa.
"Aku berencana pasang iklan di saluran dunia game untuk merekrut anggota berpotesni masuk serikat. Nanti setelah kamp pelatihan muda siap, beban Om Kucing pasti bertambah." Genhao San memaparkan rencananya.
"Ah, capek apanya? Pelatih yang sampai kelelahan sendiri itu sebenarnya kurang kompeten." Baba Kucing kembali pada kebiasaan ngibulnya.
“Apakah Paman Kucing punya teman yang bisa ditarik bergabung?” Genhao San bertanya sambil tersenyum.
Ada pepatah: memiliki satu orang tua di rumah seperti memiliki harta karun. Tokoh seperti Baba Kucing yang telah lama menyusup di kalangan game adalah harta karun di antara harta karun. Genhao San berharap pengalamannya dapat membawa mekanisme matang ke klub, tapi yang paling membuatnya ngiler adalah jaringan sosial yang terakumulasi selama dua dekade ini.
Pelatih, lawan latihan, konseling psikologis, pengurus guild, perancang kombinasi peralatan, pedagang game, dan lain-lain.
“Ada beberapa kawan lama, nanti saya akan menghubungi mereka dulu untuk melihat. Jangan terlalu berharap, sudah bertahun-tahun tidak bekerja sama.” Kali ini Baba Kucing justru bersikap rendah hati, tidak berani membuat janji karena takut muka jatuh jika gagal.
Kemudian semua orang pergi membeli peralatan bersama. Mereka adalah orang-orang yang gesit dan bertekad, tidak membuang waktu setelah memutuskan untuk bertindak.
Peralatan harus dibeli dengan mengajak Lu Li ikut pergi, tersedia di Kota Jiangnan.
Perangkat yang bisa memproyeksikan pemandangan dalam game ke layar "kaca" besar di dunia nyata ini hampir setara dengan server raksasa, namun fungsi utamanya justru mengedit peta dan skenario virtual.
Aktivitas pelatihan seringkali diselesaikan melalui interkoneksi antara server ini dengan game.
Sales di game center merekomendasikan produk terbaik seharga lebih dari 5,4 juta yuan, memuji fungsi dan manfaatnya dengan retorika bombastis yang jelas-jelas bermaksud menggaruk keuntungan besar.
Untungnya Baba Kucing ikut serta.
Dengan aura menakutkan, Baba Kucing menggesakkan lengan bajunya sambil berkata garang: "Nih mah cuma mau nipu orang aja!"
Masa muda Baba Kucing mungkin penuh petualangan - lengannya dipenuhi tato berjejal sangat rapat, dan posturnya yang kekar membuat lengan lebih besar dari paha sales muda itu.
Wajah sales langsung masam. Mengira sedang berhadapan dengan preman, dia tak berani membantah dan hendak menelepon satpam.
“Suruh bos kalian keluar, baru beberapa hari tidak bertemu sudah tega menjebak teman.” Baba Kucing duduk di sofa penerima tamu, memeluk lengan sambil tersenyum dingin.
Tak lama kemudian, bos pun datang.
Ternyata Baba Kucing memang tidak sok jadi serigala berekor besar. Begitu bos melihatnya, langsung berlari memeluk: "Wah, dasar si tua, ada waktu main kesini? Biasanya kalau diajak keluar pasti alasannya harus melayani istri atau anak perempuan, hampir jadi pelayan pria saja kau."
"Jangan ngaco." Baba Kucing mengeluh: "Di depan anak-anak muda, tidak tahu menjaga muka aku sedikit."
Melihat keakraban Baba Kucing dengan bos mereka, sales jadi agak canggung. Ia tahu grup ini benar-benar berniat membeli, bukan sekadar melihat-lihat. Rekomendasinya soal barang mewah tadi memang untuk komisi besar.
"Ada urusan apa sampai sempat datang? Aku paham, anda tidak datang ke tiga aula suci tanpa urusan." Bos menyapu pandangannya ke Lu Li dan Genhao San, tetap bertanya pada Baba Kucing.
“Mau beli satu set peralatan pelatihan, serikat baru buat latihan prajurit asal-asalan. Ada rekomendasi? Yang lima juta itu lupakan saja, simpanlah jadi koleksi andalan toko.” Baba Kucing sama sekali tidak menyebut soal kamp pelatihan.
“Sudahlah jangan menyindir, mari kita lihat model di sini.” Bos melirik si sales itu.
Peralatan lima juta per set itu murni buat mengeruk duit anak orang kaya generasi kedua pemula. Di depan veteran seperti Baba Kucing, ini seperti mengajari kakek memanjat. Dia tidak langsung Berbalik Melawan saja sudah bagus.
“Ada serikat baru di Kota Jiangnan sampai harus mengganggu Yang Mulia?” Bos tidak terlalu menghiraukan Lu Li dan Genhao San.
“Serikat kecil, tidak layak disebut. Pernah dengar Pedang Penghakiman?” Baba Kucing memeriksa peralatan sambil merespons dengan santai.
Pedang Penghakiman!
Bos langsung kebingungan total.
Bisnis ini terkait erat dengan game. Kalau belum pernah dengar Pedang Penghakiman, lebih baik tutup gerbang dan pulang tidur saja.
“Ya ampun, kalau kedua orang ini…” Bos tampak -_-|||
Dia bukan bermaksud meremehkan Lu Li dan Genhao San, tapi merasa mereka adalah junior yang datang bersama Baba Kucing. Sebagai rekan sejawat Baba Kucing, dia tak ingin menurunkan gengsi dengan terlalu akrab.
Andai tak mendengar suara Baba Kucing, dia takkan keluar dari belakang. Pada levelnya sekarang, sudah lama tak melayani tamu di depan.
"Genhao San dari Pedang Penghakiman..." Baba Kucing memperkenalkan.
"Ketua Genhao San." Senyum bos melebar melihat klien penting ini, lalu memandang penuh harap ke Lu Li.
"Ini Lu Li..."
"Aku lihat pertandinganmu, luar biasa! Aku juga main pencuri." Bos menggenggam tangan Lu Li berulang kali. Jarang bertemu di game, tak disangka malah ketemu di dunia nyata.
"Senang bertemu." Lu Li tak mempermasalahkan sikap acuhnya tadi.
Dia tak pernah berharap disembah di mana-mana. Pembiasaan hidup sederhana sejak kecil membuatnya lebih nyaman bersikap rendah hati. Keramahan berlebihan bos justru membuatnya canggung.
Persahabatan cepat mendalam, dan harga peralatan tidak membuat Baba Kucing terlalu khawatir.
Sebenarnya dengan kehadiran Baba Kucing di sini, berkat persahabatan lama bertahun-tahun mereka tak akan terjebak lubang plot. Apalagi bos memiliki rasa suka besar pada Serikat Pedang Penghakiman.
Satu set perangkat server pelatihan yang bukan top-tier tapi cukup untuk kebutuhan Serikat Pedang Penghakiman saat ini, dibeli seharga 1,4 juta. Pengiriman, instalasi, dan perawatan selanjutnya semuanya gratis.
Bagi orang biasa, mungkin tak bisa membawanya pulang tanpa dua juta.
Dua pengeluaran besar: satu untuk set perangkat ini, satu lagi untuk pembelian video analisis dari pihak resmi turnamen demi pengajaran satu arah. Saat Lu Li mengeluarkan uang, bahkan membuatnya merasa perih.
Ke depannya, tempat yang perlu mengeluarkan uang sepertinya semakin banyak.
Untungnya kondisi adik perempuannya sudah terkendali. Uang yang dipinjamnya dari Elf Air masih utuh tersimpan, merupakan dana khusus untuk menyembuhkan sang adik.
Keesokan harinya, Lu Li masuk ke dalam game dan mengumumkan kabar baik ini. Jadwal pelatihan atlet esports klub juga segera ditetapkan. Selain itu, ada sebuah sistem mirip tunjangan yang diusulkan oleh Baba Kucing.
Yakni anggota serikat juga mendapat kesempatan untuk merasakan pengalaman di kamp pelatihan.
Bagi pemain biasa, ini bagaikan rezeki nomplok dari langit, langsung memicu sorak-sorai gegap gempita.
Padahal sebenarnya, ucapan asli Baba Kucing adalah: "Kalau belum bisa cari lawan latihan, paksa saja kuli dari serikat kalian buat latihan bareng."
Benar-benar dijual tapi masih mau menghitung uang untuk orang lain.
Setelah urusan besar ini terselesaikan, kehidupan Lu Li kembali mengikuti pola rutin: bertanding, leveling, belajar teknik, sekalian ikut latihan dasar bersama Baba Kucing dan kawan-kawan.
