Di depan pintu dungeon kuil terdapat beberapa Penjaga yang Merosot. Penampilan mereka agak mirip orang naga, seluruh tubuhnya hijau, mengawasi ketat pintu masuk. Siapapun yang mencoba memasuki kuil akan diserang mereka.
Di kehidupan sebelumnya, Lu Li pernah beberapa kali datang ke sini. Salah satunya mati di tangan Penjaga yang Merosot ini.
Secara teori, monster kecil di pintu dungeon seharusnya hanya hidangan pembuka yang umumnya tidak terlalu kuat - ini adalah pengetahuan umum pemain biasa. "Fajar" akan menggunakan banyak fakta untuk membuktikan bahwa pemahaman ini salah.
Tentu saja, beberapa Penjaga yang Merosot ini masih kalah dibandingkan dua golem batu di pintu dungeon Hati Magma.
Selama tidak meremehkan musuh, tidak akan muncul masalah besar.
Meski Biru Muda Laut Angin punya banyak kekurangan, dia tidak pernah meremehkan musuh saat raid. Saat belum tahu kekuatan lawan, dengan hati-hati dia mengeluarkan busur panjang dan menembakkan panah ke Penjaga yang Merosot terdekat.
Mereka berhasil memancing dua Penjaga yang Merosot. Sekelompok orang langsung menyerbu dan menyergap dengan brutal, akhirnya berhasil membunuh mereka tanpa insiden tak terduga.
Tapi semua orang juga menemukan masalah: melawan dua Penjaga yang Merosot akan menumpuk dua lapisan status penguatan. Apakah ini berarti jika jumlah monster bertambah, lapisan yang ditumpuk akan semakin banyak?
Tanpa perlu diingatkan oleh Lu Li, pasukan berhasil membersihkan monster penjaga pintu ini dengan lancar berkat kualitas diri mereka.
"Ba Jiang, apakah ada tugas dungeon yang bisa dibagikan?" tanya Lu Li.
"Aku sedang mempelajari, sepertinya ada beberapa. Mau ikut mengerjakan bersama?" Xiao Ba Jiang tenggelam dalam statistik, menyadari ada beberapa misi terkait dungeon yang telah ia terima.
Jumlah tugas di daftar misinya melebihi gabungan semua yang hadir di tempat.
Seringkali saat mengerjakan satu misi, tanpa sengaja ia memicu beberapa tugas terkait. Siklus seperti ini pasti tak berujung, jadi Keseharian Xiao Ba Jiang adalah mengerjakan misi, tak pernah khawatir kehabisan tugas.
Lu Li menerima peringatan sistem yang menanyakan apakah ia mau menerima berbagi misi.
Maka daftar tugasnya pun bertambah beberapa misi baru, intinya banyak Naga penjaga kuil yang telah terkontaminasi korupsi, aura Dewa Darah semakin kuat tiap hari, mengharapkan pemain yang masuk kuil untuk menghentikan bencana ini.
Di antaranya juga menunjuk beberapa BOSS yang harus dibunuh.
Peramal Gamlan, pemimpin troll Atal'ai dan Hakkar, memperoleh sedikit darah Hakkar Sang Perampas Roh. Mereka menyuntikkannya ke dalam tubuh naga hijau untuk memproduksi darah dalam jumlah besar, agar bisa memanggil Hakkar ke alam semesta Azeroth.
Tentu saja tidak bisa mengizinkan hal seperti ini terjadi. Sebelum situasi berkembang lebih jauh, bunuh Gamlan dan Pastornya!
Persyaratan tugas mengharuskan pemain mendapatkan Lambang Peramal Gamlan. Sebenarnya tugas ini tidak sesederhana itu, sebelumnya ada banyak konten yang harus diselesaikan, tapi semuanya sudah diselesaikan Xiao Ba Jiang, jadi selama membunuh Peramal Gamlan, itu dianggap selesai.
Tugas kedua berkaitan dengan Eranikus, salah satu pasangan utama Ratu Naga Hijau Ysera, penjaga kuil.
Darah Hakkar yang disuntikkan oleh troll Atal'ai ke dalam raga naga hijau memiliki efek membinasakan pada sang naga itu sendiri, menyebabkan para naga di kuil ini - mantan penjaga troll Atal'ai - telah terkikis dari dalam oleh esensi Hakkar, berubah menjadi makhluk mimpi buruk.
Ilidanikus yang menyerap darah terbanyak mengalami distorsi yang melampaui imajinasi.
Tugas ini meminta untuk menemukan Ilidanikus setelah kematian Jamalan, lalu membinasakannya.
Dari quest ini bisa mendapatkan esensi darah naga Ilidanikus. Barang inilah yang membuat Xiao Ba Jiang ngotot ikut masuk dungeon, konon naga miliknya bisa tumbuh jika memakan benda ini.
Di sini total ada sepuluh orang. Jika dihitung satu per orang, berarti sepuluh.
“Setelah menyelesaikan tugas dan mendapatkan barang ini, semuanya akan diberikan ke Xiao Ba. Tidak ada yang keberatan kan?” Lu Li memberi tahu sebelumnya. Jika masih anggota lama, pertanyaan ini tidak perlu diajukan—dia sendiri yang bisa memutuskan. Tapi sekarang banyak anggota baru, jadi tidak bisa otoriter seperti dulu. Nanti dikatakan guild ini hitam-hitam.
Permintaan ini tidak berlebihan. Mengingat Xiao Ba Jiang yang menyediakan Gulungan Dungeon dan membagikan tugas, semua anggota setuju.
Terakhir adalah misi Dewa Darah Hakkar. Saat ini para Pastor Troll Atal'ai telah mendapatkan sebagian besar tulang belulangnya, bersiap untuk menghidupkannya kembali.
Keturunannya sudah mulai bermunculan di area ini.
Xiao Ba Jiang memegang Telur Hakkar di tangannya. Lu Li dan kawan-kawan perlu menaruh telur ini di Tanah Suci untuk memaksa pemanggilan Hakkar lebih awal.
Hanya dengan cara ini avatar Hakkar bisa dipanggil. Tanpa ini, dungeon tidak bisa diselesaikan. Xiao Ba Jiang juga mendapatkan Gulungan Dungeon pada bagian misi ini.
Pintu masuk langsung menampilkan aula yang kosong nan luas. Dalam cahaya suram, terlihat komunitas naga mimpi buruk berjejal sangat rapat - sebagian besar merupakan anakan naga, sisanya orang naga.
Tentu saja, seluruh monster ini telah merosot dan membutuhkan eksekusi mati.
Biru Muda Laut Angin melepaskan panah, memancing sekelompok besar. Untungnya ofensif monster kecil ini tidak kuat sehingga dia tidak langsung terkuras. Namun tetap ada masalah: beberapa monster jarak jauh sudah mulai menyemprotkan racun dan sihir dari jarak jauh.
Monster jarak jauh akan menjaga jarak sambil menyerang. Jika Kamu berlari mendekat untuk membunuh, mereka akan terus mundur mempertahankan jarak aman yang cukup. Hal ini berisiko memancing monster di sekitarnya dan berakhir dihabisi.
"Posisi kartu!" Lu Li mengingatkan.
Biru Muda Laut Angin langsung kabur ke tikungan dan bersembunyi. Monster jarak jauh itu kehilangan pandangan, sehingga tidak bisa menyerangnya lagi.
Mereka akan berlari melewati sudut untuk terus menyerang, dengan demikian monster jarak jauh pun berubah menjadi jarak dekat. Selain itu, monster-monster akan lebih terkumpul karena terhalang pandangan oleh sudut, sehingga anggota tim lainnya bisa menyerang dengan nyaman.
Jalan di depan tertutup oleh batas gaib, bisa dikatakan merupakan jalan buntu.
Harus membersihkan BOSS di Lapisan atas kuil terlebih dahulu baru bisa membuka batas gaib untuk masuk membunuh avatar Peramal Jama'ahlan dan Hakkar. Di aula terdapat beberapa tangga menuju atas, Lu Li tidak ingin membuang waktu mencari jalan, langsung memilih tangga kedua di sebelah kiri - ini adalah rute yang benar.
Inilah yang disebut Lapisan atas kuil.
Seluruh lapisan ini dipenuhi monster troll yang bergerombol. Setiap regu memiliki Ice Mage dan Mage sebagai monster jarak jauh. Namun karena topografi dan sudut pandang di area ini, menarik monster tidak terlalu sulit. Setelah beberapa waktu, akhirnya berhasil dibersihkan dengan aman.
Di sekeliling lapisan ini terdapat enam celah menurun. Setelah memulihkan tenaga, Biru Muda Laut Angin mengangkat perisai besar dan menyusuri celah terdekat untuk turun.
BOSS troll pertama bernama Zul'lor, menyebutnya BOSS saja sudah agak berlebihan, karena darahnya hanya sekitar 70.000-80.000 HP, dan skillnya juga tidak terlalu kuat. Asal jangan sampai debuff bertumpuk terlalu banyak, bisa lolos dengan aman.
Setelah BOSS tumbang, Can Meng dengan semangat bergegas meraba BOSS.
