Apakah Lu Li berubah bentuk oleh BOSS?
Biru Muda Laut Angin pertama kali bersorak dengan gembira, para pelaku lainnya juga jarang melihat bos mereka dalam keadaan terburu-buru seperti ini. Mereka dipenuhi harapan menanti kembalinya Lu Li yang telah bertransformasi.
Lu Li berubah menjadi troll ungu gelap yang sangat besar.
Dia kembali ke TKP, di tengah ekspresi terkejut dan tawa rekan-rekannya, menampar Jievika. Sebagai Shadow Priest rapuh, Jievika tak berbeda dengan penyihir tanpa cangkang. Apalagi dia baru saja menerima Flame Storm dari BOSS, belum sempat disembuhkan oleh Ji Ge. Tamparan itu langsung membuatnya KO.
Semua membeku sejenak sebelum berteriak histeris dan kabur.
Lu Li hanya bisa menyaksikan monster hasil transformasinya sendiri mengalahkan satu anggota timnya. Namun saat ini dia sama sekali tak bisa mengendalikan diri.
Untungnya meski ofensifnya meledak, kecepatan geraknya mengalami penurunan drastis.
Kalau tidak, dengan kecepatan Lu Li, tidak mungkin ada yang bisa kabur di sini. Lagipula status ini hanya bertahan 15 detik. Asal kita menghindarinya, mimpi buruk ini akan segera berakhir.
"Sekarang kamu tahu kenapa aku kabur tadi?" kata Lu Li yang sudah kembali wujud aslinya sambil terus memberikan damage ke BOSS.
"Keren banget sih, apa karena kamu dewa game sampai jadi monster pun tetap keren?" Nuoyu mengangguk-angguk takjub bukan main. Baru saja dia berdiri di sebelah Jievika—sedikit lebih lambat lari pasti sudah jadi mayat.
"Nanti semua hati-hati. Begitu BOSS teriak '', langsung periksa tanda di atas kepala kalian. Yang ada tanda langsung pakai percepatan dan lari sejauh mungkin!" sambil berkata begitu, Lu Li menggunakan skill pada Jievika yang masih tergeletak.
Tujuan lari menjauh adalah untuk memastikan waktu transformasi terkuras selama perjalanan pulang.
"Beberapa kesulitan melawan Gahm'lan adalah Ogom tidak boleh dibunuh terlebih dahulu, lalu jangan sampai terkendali lalu terjebak Flame Storm, terakhir jangan sampai bertransformasi di tengah kerumunan."
Setelah semua poin tersebut dihindari, tinggal menunggu HP 200.000 Peramal Gahm'lan terkuras habis.
Butuh waktu lebih dari 20 menit bagi Lu Li dan timnya untuk mengalahkan Gahm'lan. Pengalaman yang luar biasa melimpah, bahkan melebihi gabungan 6 mini BOSS sebelumnya.
"Aku dapat skill point!" wajah Mao Mao Ai Chi Rou memerah karena bersemangat.
Dia jarang masuk dungeon, jadi jarang mengalami momen seperti ini. Xiao Ba Jiang dan Can Meng sudah jauh lebih tenang.
"Meng Meng, ini giliranmu." Lu Li menyilangkan tangan memandangi Can Meng yang semangat. "BOSS sesungguhnya di dungeon ini hanya tiga. Hanya tiga yang bisa mengeluarkan loot, sisanya cuma tempelan yang takkan drop apa-apa."
Can Meng mulai meraba jasad Gamalan, tangan mungil "berdosa"-nya langsung mengeluarkan sebuah peralatan pada percobaan pertama.
Sarung Tangan Peramal Atal'ai, ternyata hanya peralatan perak! Semua merasa kecewa. BOSS sulit seperti ini hanya menghasilkan benda begini?
"Set armor!" Nuoyu tak kuasa menahan rintihan terkejut saat melihat properti. Barulah semua memperhatikan tulisan kecil di bagian bawah deskripsi: Salah satu set Peramal Atal'ai.
Jika hanya sekedar peralatan perak biasa, tentu tidak istimewa. Paling-paling hanya terlihat seperti perak berkualitas tinggi.
Tapi begitu terkait dengan set armor, mustahil ada set armor sampah!
Meskipun Peramal Gamalan menggunakan banyak skill Shaman, set Peramal Atal'ai memang armor kain sihir. Shadow Priest, Mage, Warlock - semua bisa memakainya.
Memenuhi dua item langsung mengaktifkan efek tambahan: Kerusakan sihir +20%, kecepatan mantra +50%, selama 8 detik.
"Ini memiliki kemiripan dengan Amuk jarak dekat. Selama kamu memiliki skill, terutama skill yang tidak membutuhkan bilah baca, beberapa skill bisa dilepaskan secara instan. Tak ada yang bisa bertahan menghadapi ini."
"Hanya dengan efek tambahan ini saja, set armor Peramal Atal'ai sudah termasuk barang langka."
Faktanya, sebagian besar pemakai set ini hanya akan memakai dua item. Karena efek tambahan kedua dari empat item set tidak disukai semua orang - Flame Storm +1. Mungkin hanya Mage Api yang akan mempertimbangkan untuk memakainya sesekali.
Masalah muncul tentang siapa yang berhak mendapatkan peralatan ini. Karena ini adalah guild sementara, bukan eksplorasi dungeon baru, maka sistem poin tidak bisa digunakan untuk pertukaran.
"Jika bisa mengumpulkan dua item set ini, ini akan menjadi set armor legendaris! Bahkan dua peralatan emas biasa pun mungkin tak ada yang mau memilih." Melihat tak ada yang mundur, Lu Li mengusulkan lelang.
"Harga dasar satu koin emas. Hanya boleh menawar sekali. Sekarang mulai hitungan mundur: Lima, empat, tiga..."
Alasan tidak melakukan lelang secara bertahap adalah karena semua orang saling mengenal, bersaing terlalu keras bisa melukai emosi. Dengan sistem penawaran sekali langsung seperti ini, siapa yang nilai tertinggi dapat mengambil, menerima risiko dengan lapang dada, sehingga tidak sampai memperdebatkan sampai pipi memerah.
"Mao Mao Ai Chi Rou 180 koin emas, Jievika 65, Nuoyu 80, Hah, milik Mao Mao." Lu Li menggelengkan kepala.
Kesenjangan terlalu besar, sepertinya Mao Mao Ai Chi Rou bertekad untuk merebut, atau mungkin gadis ini hampir tidak pernah menjelajahi dungeon, semua peralatannya dibeli dari trading post - harga di sana memang agak absurd.
Sebenarnya dalam guild serikat seperti ini, orang biasa tidak akan menawar harga terlalu tinggi.
Mao Mao Ai Chi Rou sama sekali tidak merasa mahal. Seperti hipotesis Lu Li, sebagian besar peralatannya memang dibeli dari trading post atau black market. Item yang menguntungkan langsung dirampas orang seketika muncul, sementara yang tidak dirampas biasanya memang tidak murah.
Dia membagikan dua puluh koin emas kepada setiap orang.
Dua puluh koin emas bukanlah jumlah kecil, ini sudah setara dengan pendapatan yang mungkin tidak bisa diraih pemain biasa dalam beberapa hari.
Item kedua adalah material langka yang disimpan oleh Lu Li. Dia mengalokasikan sebagian poin guild-nya untuk anggota tim, hal ini bahkan lebih populer daripada koin emas karena peralatan dan benda magis menarik di guild tidak bisa dibeli meskipun punya uang.
Item ketiga adalah Lambang Gamalan yang termasuk benda tugas. Semua orang yang berbagi misi ini bisa mengambilnya sekali melalui mekanisme pengambilan barang.
Setelah meraba BOSS, saat semua hendak pergi, Lu Li menunjuk Ogom yang terbunuh terakhir di sudut ruangan: "Meng Meng, coba raba monster ini, mungkin ada hasil bagus."
Baru saat ini semua menyadari masih ada satu monster kecil tersisa.
Wajar mereka lupa, monster yang mengikuti BOSS seperti ini biasanya tidak menghasilkan barang apalagi ini cuma anggota elit guild biasa - mana mungkin ada barang bagus.
"Pisau Ogom, ternyata ini senjata emas!" Suara Can Meng dipenuhi kejutan.
“Tunjukkan propertinya.” Lu Li tetap tenang.
Pisau Ogom selalu memiliki tingkat kelangkaan emas, baik di mode elit guild, kesulitan, maupun kesulitan biasa. Tapi propertinya tidak tetap, jadi jangan langsung bersemangat hanya karena warnanya emas.
Di luar dugaan, properti Pisau Ogom ini cukup bagus.
Selain CRIT tinggi, juga dilengkapi efek korosi yang membuat target terus kehilangan HP sekaligus mengurangi pertahanan, cocok untuk senjata PK.
“Sial, ternyata pedang sihir!” Biru Muda Laut Angin menggerutu kesal.
Pedang sihir harus dipasangkan dengan perlengkapan sekunder berbentuk buku sihir, dan tidak bisa digunakan bersamaan dengan tongkat sihir.
