Dibandingkan dengan peralatan prajurit gila lainnya, set armor prajurit gila Azadas memiliki kelemahan mencolok - Tidak bisa regenerasi darah.
Bukan hanya komponen set armor yang tidak bisa regenerasi darah, tapi juga membatasi efek tambahan regenerasi darah dari peralatan lain pemain, bahkan fungsi dasar regenerasi darah diri pemain sendiri diredupkan.
Adanya kekurangan seperti ini tidak mengejutkan, "Fajar" tidak mungkin membuat set peralatan yang terlalu absurd, meskipun set ini sangat sulit dikumpulkan.
Semua peralatan top pasti memiliki kekurangan yang lebih atau kurang.
Contohnya Cincin Supreme Lu Li, meski terlihat dashyat tanpa batas, coba pikirkan - bahkan jika Lu Li mempelajari skill Druid bentuk macan tutul, apa gunanya? Apakah bisa melebihi damage pencuri-nya?
Proses upgrade yang sangat sulit juga bisa dianggap sebagai cacat fatal. Sebelum Lu Li terlahir kembali, pemilik asli cincin ini yaitu Biru Muda Laut Angin telah membuktikan fakta ini - jika masalah cacat tidak teratasi, peralatan legendaris tidak hanya tidak bisa mendorong pemain mencapai puncak kehidupan, bahkan bisa menghancurkan seorang jagoan yang sebenarnya punya potensi besar.
Ketidakmampuan set armor Prajurit Gila Azadas untuk regenerasi darah menjadi kesempatan satu-satunya bagi Lu Li.
Performa Lu Li selanjutnya secara sempurna menunjukkan esensi seorang pencuri. Dia seperti hantu yang selalu muncul misterius di belakang Shiyishao, melepaskan satu set skill lalu menghilang tanpa melanjutkan serangan.
Awalnya Shiyishao tidak menghiraukan. Menurutnya ini hanya Perjuangan Sekarat dari Lu Li.
Dengan HP hampir 7000 yang lebih tebal dari kebanyakan prajurit gila, setiap serangan Lu Li maksimal hanya mengurangi 200 HP-nya. Bertahan seperti ini memang pantas disebut perjuangan sekarat.
Saat Lu Li tertarik olehnya, langsung kehilangan 600-700 HP.
Namun, seiring waktu berlahan, barulah ia menyadari persoalan ini mungkin tak sesederhana imajinasinya.
"Sepertinya Lu Li sulit menang seperti ini?" Pure White Season mengajukan pertanyaan kaku setelah mengamati sejenak.
Pertandingan di panggung kecil terlihat monoton, hanya para pencuri yang bisa menangkap detail internalnya, sementara penonton lain beralih ke kursi komentator Air MM.
Kursi komentator juga sudah lama tak mengeluarkan suara.
Setelah belasan menit, semua analisis penting telah disampaikan, sehingga tiga komentator pun diam-diam menyaksikan pertandingan dengan tenang.
"Sebenarnya kemenangan bukan hal terpenting." Air MM juga tak melihat harapan kemenangan Lu Li melawan lawan pertahanan tinggi ini. Ia menghela nafas sebelum menjelaskan: "Kurasa dia sedang membuka peluang untuk tim berikutnya. Semakin banyak HP Shiyishao yang terkuras, semakin besar kemungkinan kemenangan untuk penerusnya."
Jika Lu Li bisa mendengar perkataan Elf Air, dia pasti akan terkekeh sinis.
Apakah menang atau tidak tidak penting?
Salah! Sejak awal dia tidak pernah menyerahkan harapan untuk menang, malah menganggap Shiyishao yang seperti ini lebih menantang. Jangan lupa dia termasuk segelintir orang di "Fajar" yang pernah solo BOSS.
Tanpa benar-benar solo BOSS, seseorang tak akan pernah mengerti konsep mengulangi satu hal selama beberapa jam.
Apakah Shiyishao lebih kuat dari BOSS?
Mungkin pada percobaan awal dia memang sempat tertangkap oleh Shiyishao, namun seiring waktu, dia semakin menguasai berbagai data Shiyishao—terutama kecepatan gerak, kecepatan respons, skill pembuka yang sering digunakan, dll.
Data-data ini melalui analisisnya, perlahan menjadi titik kelemahan mematikan Shiyishao.
Dahi Shiyishao basah kuyup, bukan karena kepanasan memakai baju zirah—sebagian besar peralatan punya fungsi menyetel keseimbangan suhu tubuh dengan dunia luar. Berada di arena pertandingan, dia lebih dari siapapun menyadari keterdesakannya sendiri.
Dirinya sekarang bagaikan seekor ikan di lubang plot, menyaksikan air di sekelilingnya semakin menyusut.
Melompat dan menginjak-injak, area belakangnya kosong melompong. Hati Shiyishao semakin berat. Sudah lama sejak serangan terakhirnya berhasil menyentuh Lu Li. Ia menyadari meski memiliki peralatan legendaris, mustahil menyerang pencuri licin ini.
Sebenarnya kondisi Lu Li juga tidak optimis. Sepertiga - itulah capaiannya setelah berusaha belasan menit.
HP Lu Li sendiri juga sekitar angka itu. Hanya saja kini ia jarang tertangkap Shiyishao, sehingga kesenjangan yang sudah menyempit akan melebar lagi - kali ini dengan HP Lu Li yang lebih banyak daripada Shiyishao.
Masalahnya, dia mulai kelelahan.
Belasan menit mungkin tak terasa lama. Banyak orang bermain belasan jam tanpa lelah berkat teknologi virtual yang membuat manusia dalam kondisi tidur ringan. Tapi Lu Li saat ini benar-benar merasakan keletihan.
Shiyishao。
Jangan lihat dia sekarang dikibuli Lu Li hingga berputar-putar dengan wajah merah padam, sebenarnya Lu Li lebih tahu daripada siapa pun: anggota ini pasti sedang berpura-pura. Dia bagaikan singa mengantuk yang siap menerkam balik kapan saja.
Meja komentator akhirnya tidak lagi memandang sebelah mata pada Lu Li, sementara para pemain di area penonton ramai berdiskusi.
Para komentator belakangan ini tiba-tiba menjadi ahli analisis, membedah esensi taktik Lu Li. Bahkan ada yang merasa taktik ini cocok untuk diri mereka sendiri, lalu memutuskan masuk ke lingkar profesi – siapa tahu suatu hari bisa mengalahkan Lu Li dan Xiao Mo habis-habisan.
Hanya segelintir orang yang masih rasional yang benar-benar mengagumi ketahanan Lu Li.
Ketangguhan seperti ini tidak terkait dengan teknologi, juga tidak bisa dipelajari melalui video. Ini adalah sifat asli seseorang, baik yang bawaan sejak lahir maupun yang terbentuk melalui pembelajaran, semuanya tidak bisa diperoleh secara instan.
"Aku sendiri tidak bisa melakukannya. Jika aku bertemu Shiyishao, mungkin bahkan setengah dari HP-nya pun tidak bisa kukurangi," kata Elf Air dengan keterusterangan di hadapan banyak orang, mengakui ketidakmampuannya.
Dia adalah gadis yang sangat cekatan, sifat inilah yang membuatnya sangat disukai para pemain.
Saat ini, HP Shiyishao telah turun hingga dua puluh persen, sementara Lu Li masih memiliki hampir setengah HP. Sebuah keajaiban yang hampir mustahil sedang terjadi di depan mata semua orang.
Mereka yang sebelumnya mengira Lu Li akan kalah telak, kini harus mengevaluasi kembali kedangkalan pemikiran mereka.
"Dasar Lu Li, kamu kejam!" teriak Shiyishao terengah-engah. Lu Li yang kelelahan sampai berkunang-kunang, sebenarnya Shiyishao sendiri juga tidak jauh lebih baik - hampir mengeluarkan energi yang sama karena dari awal sampai akhir dia tidak pernah berhenti berusaha melukai Lu Li.
Seperti yang dikatakan Elf Air, menang atau kalah bukanlah prioritas - ini pertarungan arena, bukan pertarungan satu putusan. Jika tidak bisa menang, ciptakan situasi terbaik untuk anggota tim berikutnya.
Dalam pertempuran selanjutnya, kedua orang mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan.
Bahkan Lu Li terlihat lebih parah. Serangannya tidak lagi seganas sebelumnya, lebih banyak waktu dihabiskannya berkeliaran di luar jangkauan serangan prajurit gila. Beberapa kesempatan jelas sempat muncul tapi tidak bisa dimanfaatkan.
