Shiyishao tewas dikikis perlahan oleh Lu Li dalam pertarungan individu.
Walau kalah, ini tetap merupakan kekalahan yang terhormat. Hanya segelintir orang di seluruh "Fajar" yang bisa membuat Lu Li harus menguras tenaga seperti ini. Apalagi jika lawannya adalah orang lain, siapa yang menang masih belum bisa dipastikan.
Apalagi pertandingan tim, Shiyishao menunjukkan sikap perkasa prajurit gila dengan sangat sempurna.
Profesi apa yang paling berdarah berdesir panas? Prajurit gila!
Pedang Penghakiman melawan Fajar Bersayap, ini benar-benar pertandingan terbaik sejak dimulainya Liga Profesional pertama, bahkan mungkin sulit ditemukan yang melebihi ini di masa depan.
Ada yang bilang pertandingan mengandalkan teknisi, tapi pertandingan ini bukan sekadar teknisi.
Seperti dikomentatori Deep Tone Secepat Angin, Lu Li mengandalkan strategi, Shiyishao mengandalkan aura, sementara kedua serikat ini di aspek teknis sudah nyaris sempurna.
Penonton yang suka darah berdesir panas melihat prajurit gila, yang suka berpikir melihat strategi Lu Li, sementara penggemar penampilan fisik yang ingin melihat wanita cantik takkan menganggap Elf Air tidak cantik.
Usai pertandingan, saluran serikat dipenuhi suara sorak-sorai.
Mengalahkan Fajar Bersayap, penghargaan ini memiliki bagian prestasi mereka, terutama para PK maniak yang masih bergulat dengan orang-orang dari Bangsawan Jiangnan selama beberapa hari ini. Mereka sangat berharap di pertandingan berikutnya Pedang Penghakiman bisa berhadapan dengan Bangsawan Jiangnan, membunuh mereka sampai tak tertinggal sepotong baju zirah.
Saat Lu Li mengajukan proposal untuk membentuk tim ekspedisi ke Hinterland, tak terhitung anggota serikat yang merespons.
Inilah semangat, tak terlihat dan tak teraba, namun benar-benar ada. Dengan semangat seperti ini, tak ada yang berani menghadang di depan mereka.
Karena itu, setelah mendengar bahwa seluruh anggota Pedang Penghakiman kembali pergi ke Hinterland, berbagai serikat besar yang masih trauma akibat Menara Ujian Troll yang pernah digunakan Lu Li untuk menjebak mereka, kali ini semua berpura-pura tidak melihat.
Lakukan apa saja sesukamu, silakan bergulat sendiri di sana!
Kali ini Lu Li tidak pergi ke Menara Ujian, karena waktu respawn sejak kunjungan terakhir belum tiba. Targetnya adalah menyerbu Hilsbrad - kota besar para Troll Cabang Setan yang megah ini.
Tidak bisa dipungkiri, Hilsbrad tanpa ragu merupakan permukiman troll paling lengkap yang ada di benua Azeroth saat ini. Troll Gurun (yang tinggal di Zul'Farrak) dan klan Hakkar (bermukim di Zul'Gurub) tidak bisa menandingi arsitektur maupun jumlah populasi di sini.
Mereka haus darah dan kejam, namun patuh mutlak pada perintah. Sungguh merupakan perwujudan sempurna pekerja keras yang tahan banting.
Jauh sebelum malapetaka terjadi, Troll Hutan menguasai seluruh wilayah yang kini menjadi benua Lordaeron. Kekaisaran mereka bernama Amani.
Baik Kekaisaran Amani maupun Gurubashi pernah terlibat perang besar melawan serangga Aqir yang kejam. Meski akhirnya berhasil mengalahkan bangsa serangga, mereka sendiri menderita kerusakan parah hingga kekuatan sihirnya tinggal sepersepuluh.
Saat pertama kali mendarat di benua Lordaeron, High Elf menggunakan sihir mereka untuk mengusir troll dari wilayah utara, lalu mendirikan kerajaan sihir Quel'Thalas di sana.
Troll Hutan bertekad untuk menghancurkan para penjajah elf ini dan meruntuhkan seluruh Quel'Thalas. Untuk melaksanakan serangkaian aksi balas dendam ini, mereka berkumpul di bawah komando troll hutan paling terhormat sepanjang sejarah - Zul'jin, dan bersekutu dengan Horde selama Perang Besar Kedua.
Sebagian troll hutan pergi ke medan pertempuran bersama sekutu bangsa orc mereka, termasuk calon imam jahat Hexx.
Setelah perang, Hexx yang selamat dari bencana namun kehilangan sebagian besar bawahannya merasa marah karena Horde tidak menepati janji, lalu tanpa ragu meninggalkan Zul'jin dan bangsa orc, serta mengumumkan mundur dari Horde Kuno.
Bahkan ketika Horde Baru bangkit kemudian, mereka tetap mempertahankan permusuhan.
Begitu memasuki wilayah ini, siluet troll sudah terlihat.
Kulit Troll Cabang Setan sebagian besar berwarna hijau, terkait lingkungan tempat tinggal mereka. Sebagian juga karena raga Troll Hutan dapat menopang pertumbuhan tumbuhan sampai batas tertentu. Tak lama setelah lahir, kulit mereka akan tak terelakkan tertutup rapat oleh lapisan lumut tipis, memberikan ciri khas kulit hijau yang signifikan.
Keabsahan masih perlu dikaji, lagipula tidak ada yang mempelajari.
Di sini terdapat sekitar enam puluh ribu lebih Troll Cabang Setan. Ketika ada slot yang kosong, satu troll akan direfresh setiap enam puluh detik. Secara teori, selama berada di tanah kota ini, troll akan terus muncul tak terbatas.
Tapi hari ini Lu Li harus membunuh Calon Imam Jahat Hexx.
Sebenarnya target awalnya hanya menyelamatkan satu Elder troll Suku Gigi Busuk yang terikat di atas Altar Zul.
Dia sebenarnya juga tidak ingin merepotkan diri seperti ini, masalahnya begitu mencoba menyelamatkan Elder troll Suku Gigi Busuk, Calon Imam Jahat Hexx akan langsung terpancing dan langsung teleportasi ke sana.
Pernah ada, atau mungkin di masa depan akan ada yang memanfaatkan "BUG" dimana menyelamatkan Elder troll Suku Gigi Busuk bisa memancing Calon Imam Jahat Hexx untuk dibawa ke Altar Zul di luar kota dan dibunuh.
Tapi ketika mereka susah payah menurunkan HP Calon Imam Jahat Hexx sampai dua puluh persen, anggota ini tiba-tiba teleportasi kembali, semua usaha sebelumnya sia-sia belaka.
Berbeda saat bertarung melawan BOSS di Hilsbrad, BOSS ini bahkan sampai mati pun tidak akan meninggalkan tanah warisan terakhirnya, dia akan bertempur sampai detik terakhir.
Menyerang sebuah kota!
Dengan begini, energi individu menjadi terlalu pucat kehijauan.
Sekalipun ada kelompok 100 orang juga tidak berguna, di sini toh adalah kota troll dimana monster direfresh dengan cepat.
"Ini juga alasan Lu Li menunda aksi ini hingga sekarang. Kalau bukan karena batas waktu lima belas hari yang disepakati dengan Elder troll hampir habis, bahkan dia mungkin akan menunggu sampai semua mencapai level 45 baru bertindak."
"Saat ini sebagian besar anggota Pedang Penghakiman berada di level 41-43, hanya Lu Li yang sudah level 45, unggul jauh di depan."
"Tim penyelidik yang kami kirim sudah kembali. Monster biasa di sini tidak melebihi level 45. Setiap regu memiliki satu elit guild level 45. Hanya topografinya agak rumit, BOSS berada di pusat kota. Tim kami tidak bisa menjelajah sampai ke area terdalam." Tangan Kiri Kain terlihat malu. Dia yang aktif mengajukan diri untuk memetakan topografi kota ini.
"Pilar api di kota ini masing-masing memiliki kemampuan mendeteksi unit penyamaran. Wajar kalian tidak bisa mendekati BOSS." Lu Li tidak terlalu mempersoalkan.
"Bos, kenapa tidak kasih tahu dari awal?" Tangan Kiri Kain hampir menangis: "Beberapa anggota guild pencuri kami yang sedang menyamar dengan baik tiba-tiba ketahuan, bahkan ada dua yang tewas."
"Kalau sejak awal sudah ada beberapa yang terkena efek, kenapa kalian tidak meneliti penyebabnya?" Lu Li tidak bisa menyetujui, ekspresinya seolah berkata "Kamu sendiri yang bodoh masih menyalahkan aku?".
"Hah... Lain kali akan lebih diperhatikan." Tangan Kiri Kain tersipu, menyadari sebagai seorang pemimpin dia telah melakukan kesalahan yang seharusnya dihindari.
Pedang Penghakiman telah meniru serikat besar lainnya dengan membagi anggota berdasarkan profesi ke dalam kelompok-kelompok kecil, masing-masing memiliki pemimpin tim yang bertugas mengatur personel dan memecahkan kesulitan baru anggota.
Banyak pencuri hebat di Pedang Penghakiman. Fakta bahwa Tangan Kiri Kain bisa menjadi Komandan Regu Pencuri membuktikan kemampuannya dan hubungan baiknya - meski banyak yang menuduhnya melakukan transaksi kotor dengan Lu Li secara diam-diam.
Namun hingga kini dia masih belum bisa membedakan antara pemain hebat dengan pemimpin hebat.
"Pemain hanya mempertimbangkan selama tidak terjadi insiden tak terduga, hal lain bisa diabaikan. Repot-repot mengurusinya sama sekali tidak perlu. Namun seorang pemimpin harus tahu akar masalahnya untuk mencegah para pelaku lainnya terus terkena efek."
