Karena sudah larut malam, Lu Li tidak langsung menggunakan teleportasi. Baru keesokan harinya setelah login, dia mengeluarkan barang ini.
Di rumah permainannya, Lu Li memilih untuk menggunakan alat teleportasi. Alat itu dengan cepat mengukir pola formasi teleportasi di tanah. Formasi ini secara otomatis menyerap energi magis dari udara sekitar, menyelesaikan persiapan teleportasi hanya dalam hitungan detik.
Lu Li memeriksa persediaannya, memastikan peralatannya telah diperbaiki dan berbagai ramuan sudah siap, baru kemudian melangkah ke dalam formasi teleportasi.
Tentu saja, dia juga tidak mematikan semua saluran komunikasi pemain. Sebelumnya dia sudah berkoordinasi dengan Genhao San bahwa mungkin akan ada tugas berat yang menantinya. Selama periode ini, semua masalah harus diselesaikan olehnya sendiri.
Proses teleportasi tidak menimbulkan ketidaknyamanan yang berarti, hanya ada sedikit rasa pusing akibat konversi ruang.
Konon di dunia nyata juga sedang mempelajari teknologi ruang angkasa, berharap dapat mencapai tujuan teleportasi untuk memajukan eksplorasi alam semesta. Namun saat ini masih berada di tahap teori, bahkan sampai masa kelahiran kembali Lu Li pun belum ada kemajuan berarti.
Makanya buat apa main-main dengan teknologi? Setelah terlahir kembali tidak bermain game, mau jadi peneliti teleportasi ruang angkasa?
Saat sedang melamun, proses teleportasi telah selesai. Mata Lu Li membutuhkan waktu beberapa saat untuk sepenuhnya beradaptasi dengan cahaya di lingkungan baru ini, karena tempat ini suram dan lembap, jelas merupakan hutan dengan vegetasi yang subur.
Tampaknya petinggi organisasi tersebut ingin mengujinya, langsung membuangnya ke tengah hutan belantara.
Untungnya Lu Li bukan orang yang tak berotak, ia segera menemukan jejak buatan manusia di antara vegetasi yang lebat, lalu mulai menyusuri jejak tersebut dengan susah payah menembus hutan.
Peta berbeda di "Fajar" mungkin memiliki waktu dan cuaca yang berbeda, jadi Lu Li juga tidak yakin apa yang menyebabkan kondisi suram ini.
Jalur yang ditemukannya tidak salah - dari awal yang bahkan sulit berjalan dan harus membelah duri-duri yang saling silang dengan senjata, hingga vegetasi yang semakin jarang memungkinkannya melihat wilayah yang lebih jauh.
Dalam kondisi seperti ini, ia mulai melihat bayangan bangunan samar-samar.
Lu Li menghela napas lega, mempercepat langkahnya dan berlari ke arah sana. Jika tidak ada insiden tak terduga, mungkin di sini dia bisa menemukan jawaban. Mengenai apakah ini rumah terbengkalai yang tidak berguna, dia tidak berpikir para perancang game akan sebosan itu.
Pintu tidak terkunci. Di tengah-tengah gubuk jerami ini, seseorang duduk membelakangi Lu Li.
“Permisi, apakah Anda yang memanggil saya ke sini?” Lu Li berhenti di ambang pintu, memberikan penghormatan kecil.
Saat pandangan Lu Li menunduk karena memberi salam, orang yang duduk itu tiba-tiba menghilang. Seketika cahaya dingin menyambar tengkuk Lu Li, memperlihatkan kecepatan, ketepatan, dan keganasan senjata pendek. Yang lebih berbahaya adalah timing serangan yang dipilihnya sangat licik.
Namun serangannya tetap meleset.
Pada detik terakhir sebelum pisau belati itu menyentuh tubuhnya, Lu Li ber-teleportasi delapan yard menjauh. Secara visual dia terlihat seperti telah mencapai tujuan dan bertemu keluarga sehingga menurunkan kewaspadaannya, tapi sebenarnya sejak pertama kali melihat gubuk ini, kewaspadaannya justru meningkat.
Hukum tidak diwariskan ke enam telinga, tidak ada yang akan sembarangan mengajarkan sesuatu pada orang lain.
Dia menyimpulkan proses pencarian Garona ini pasti ada ujian, mana mungkin tidak waspada terhadap seseorang yang membelakanginya.
Penyerangnya adalah mayat hidup, sepertinya juga pencuri, setidaknya gerakan teleportasinya ke belakang Lu Li tadi sangat mirip Langkah Bayangan, efek serupa pernah dimiliki Jubah Bayangan yang dulu dipakai Lu Li.
Mayat hidup pencuri itu tampaknya tak berakal, setelah serangan pertama gagal langsung melanjutkan serangan tanpa henti.
Lu Li tidak langsung menghilang, melainkan memblokir dengan pisaunya. Gerakannya presisi, jelas berpengalaman dalam teknik blokir.
Adapun pertanyaan apakah bentrokan frontal akan berakhir dengan Pembunuhan Sekejap...
Jika mayat hidup pencuri ini benar-benar bisa menghabisinya dalam satu serangan, percuma melawan. Lagipula dia yakin ujian ini tidak dirancang dalam mode penghancuran total.
Ternyata, setelah blokir sukses, damage -146 di atas kepala Lu Li memberinya ketenangan.
Di titik ini, dia juga melihat data mayat hidup pencuri: level 45, HP 4300, yang hampir sama dengan level dan HP miliknya.
Soal peralatan, dia juga tidak menganggap peralatan lawan jauh lebih unggul.
Menghadapi NPC dengan data setara seperti ini, Lu Li tak pernah merasa akan kalah. Tapi dia juga tidak terlalu girang. Jika ujian ini hanya melawan lawan setara, berarti terlalu sederhana. Pasti masih ada lawan lebih kuat yang menunggu.
Namun setelah memikirkan satu hal lain, kondisi hatinya membaik.
Petinggi organisasi yang disebut pelayan wanita - pihak yang memanggilnya ini kemungkinan adalah Garona. Jika bukan, minimal seorang grandmaster pencuri yang berminat merekrutnya.
Jika tidak, buat apa repot-repot mengujinya dengan skenario seperti ini.
Lu Li tidak lama bergulat dengan mayat hidup pencuri, segera menemukan kesempatan inisiatif serangan dan dengan mudah mengendalikan lawan. Dia tidak memberi peluang kabur pada lawan, meskipun lawan menggunakan beberapa taktik untuk merebut kembali inisiatif, namun semuanya gagal di bawah pra-penilaiannya.
HP lebih dari empat ribu langsung terkuras habis dalam sekejap.
Mayat hidup pencuri ini dari awal sampai akhir tidak mengucapkan sepatah kata pun, saat mati juga tidak meninggalkan mayat, apalagi trofi perang.
Namun saat mayat hidup pencuri itu mati, Lu Li langsung melihat sekelilingnya bermunculan monster undead yang berjejal sangat rapat, sama persis dengan yang baru saja dilihatnya. Dia agak terkejut.
Jenis mayat hidup pencuri ini hampir tak ada bedanya dengan pemain, peralatannya setara dengan gelar "pemain nomor satu dalam game" yang disandangnya, dari segi teknisi juga sulit ditaklukkan. Satu saja sudah merepotkan, apalagi sebanyak ini menyerbu, pasti mutlak tak mungkin selamat.
Tanpa ragu, Lu Li langsung menerobos masuk ke gubuk jerami, sambil menutup pintunya rapat-rapat.
"Pasti ada jalan untuk kabur, ini adalah ujian." Lu Li memaksa dirinya tenang.
Jalan itu tidak mungkin frontal breakthrough, dari tadi terlihat jelas kepadatan mayat hidup pencuri di luar sangat ekstrim, bahkan untuk menyelip saja tidak mungkin, apalagi bertarung keluar yang probabilitasnya nol.
Maka, ujian selanjutnya harus terkonsentrasi di gubuk kecil ini.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, keberadaan gubuk kecil di hutan purba ini terasa sangat tidak selaras.
Lu Li cepat-cepat mengamati gubuk kecil yang tidak luas ini, sorot matanya akhirnya tertuju pada ukiran di lantai persegi bawah meja. Dia merasa pernah melihat persiapan serupa di suatu reruntuhan.
Saklar pengaktifan ada di atas meja, gelas anggur rusak yang terlihat aneh sendirian itu.
Menggenggam, tidak bisa dicabut, memutar...
Ukiran di lantai bawah meja seolah hidup, berkilauan sambil berdistorsi membentuk sebuah pintu cahaya.
Dan saat itu, para mayat hidup pencuri itu ada yang menerobos pintu atau menghancurkan tembok, bahkan ada yang jatuh dari langit, dengan berbagai taktik kekerasan mereka menyusup ke dalam gubuk kecil ini. Mereka langsung berlari kencang ke arah Lu Li tanpa henti.
Saat menginjakkan kaki di pintu cahaya, Lu Li tak bisa menahan diri untuk mengolok, "Ini kan cuma ujian saja, perlu segigih ini?"
