Empat Ksatria Suci ini memiliki nama yang luar biasa. Baru setelah berteman dengan Lu Li, ia teringat akan keberadaan mereka.
Shizi Lunhui, Cahaya Suci Berkilau, Tanpa Ketakutan, Pantang Menyerah - bukankah keempat orang ini adalah Empat Ksatria Darah yang mulai bangkit dari Tanah Wabah? Mereka kemudian mendirikan serikat pemain yang murni terdiri dari Ksatria Suci bernama Tentara Salib Suci, dengan Shizi Lunhui sebagai Ketua.
Para Ksatria Suci yang aktif di Tanah Wabah ini, yang awalnya mengagumi Tentara Salib Berdarah, semakin kehilangan iman terhadap mereka. Mereka mulai merenungkan konsep moralitas Ksatria Suci versi mereka sendiri.
Akhirnya, mereka meninggalkan Tentara Salib Berdarah dan mendirikan Tentara Salib Suci yang independen bagi pemain.
Bahkan beberapa NPC Ksatria Suci pun menerima konsep ksatria mereka. Mereka membangun basis Ksatria Suci raksasa di lembah tepi Sungai Sortholium, Tanah Wabah.
Guild ini pernah mencapai masa kecemerlangan, banyak ksatria tingkat tinggi di dalam game yang direkrut masuk.
Namun saat Lu Li mulai bermain game, guild ini sudah mulai merosot. Pertama, para pemimpin yang terlalu kaku dan tidak fleksibel dalam bermain game telah menciptakan permusuhan dengan guild-guild tak kenal ampun seperti Jinyiwei.
Kedua, komposisi profesi mereka terlalu monoton. Meski kemudian membuat beberapa cabang-cabangnya dan merekrut profesi lain, tetap tertinggal dalam aspek raid game.
Kini, aksi tak disengaja Lu Li sepertinya telah mengubah takdir banyak orang.
Empat Ksatria Darah mungkin belum memiliki ide mendirikan guild, langsung bergabung ke Pedang Penghakiman. Dengan demikian Tentara Salib Suci gagal berkembang di dalam kandungan, jadi Lu Li pun tidak tahu nasib mereka selanjutnya.
Tapi Pedang Penghakiman mutlak tidak akan menyusuri jalan merosot seperti Tentara Salib Suci.
Keempat Ksatria Suci bukanlah tipe yang buta mengidolakan orang, setelah kepanasan sesaat mereka kembali normal, lalu dengan penuh semangat berjuang untuk misi mulia Ksatria Suci melawan Legiun Bencana, menyisakan Lu Li sendirian mencari lich berikutnya untuk terus melatih diri.
Masih teringat saat pertama kali dia datang ke Tanah Wabah, kala itu levelnya baru sedikit di atas tiga puluh, dengan gemetaran menghindari semua monster, satu kesalahan langkah bisa mengakibatkan bencana besar.
Sedangkan di Tanah Wabah saat ini, selama tidak bertemu makhluk di atas quasi-BOSS, praktis tidak ada bahaya yang mengancam Lu Li.
Sepanjang jalan telah membunuh sangat banyak monster, Lu Li tidak harus melulu melawan lich. Berbagai monster anti-penyusupan menjadi targetnya. Setiap monster memiliki pengaturan deteksi stealth yang berbeda-beda. Ada yang mengandalkan persepsi terhadap sihir dan suhu, seperti lich yang ahli menggunakan mantra es. Ada anjing mayat hidup yang meski sudah menjadi undead masih mempertahankan penciuman sangat tajam, terutama kemampuan persepsi kuat terhadap makhluk hidup. Sedangkan kelelawar wabah memiliki persepsi suara yang membuat sebagian besar pencuri tak bisa bersembunyi.
Tanpa disadari, Lu Li telah mendekati Sungai Sorrowdale.
Hal paling disanjung dari Sungai Sorrowdale adalah beberapa air terjun terkenalnya. Meski langit suram, air sungai penuh noda, tepiannya gundul akibat polusi Wabah, para penggemar pemandangan tetap menganggap air terjun ini sebagai pemandangan wajib ditonton.
Air Terjun Kelima Sodoril berada di muara, terletak di garis pantai timur tidak jauh dari Southshore Town; Air Terjun Keempat melintasi ngarai transparan dalam di Alterac, mengikuti aliran sungai ke selatan hingga bagian selatan Bukit Hillsbrad; Air Danau Darrowmere mengalir ke selatan melewati Pegunungan Alterac, dan di posisi masuk ke ngarai, kita bisa menyaksikan Air Terjun Ketiga Sodoril.
Dari segi pemandangan alam, Air Terjun Ketiga paling cantik, namun mengingat iklim lokal di Alterac, disarankan untuk menambahkan lebih banyak pakaian saat berkunjung.
Di area tempat Sodorir mengalir ke Danau Darrowmere, akumulasi limbah akibat perang berkepanjangan secara bertahap membentuk bendungan alami. Air sungai dari Utara yang dicegah oleh bendungan menyebabkan kenaikan permukaan air, hingga akhirnya meluap dari puncak bendungan dan menjadi Air Terjun Kedua yang dilihat pemain.
Air Terjun Kedua hampir tak ada pembeli karena kondisi yang kotor dan berbau.
Di Sungai Sodoril, yang paling terkenal adalah Air Terjun Pertama, bukan hanya karena aura megah dan keagungannya, tetapi juga karena adanya pondok kayu tempat Tirion Fordring, Lord Hearthglen, tinggal selama masa pengasingannya di sekitar area tersebut.
Mengingat Tirion Fordring, Lu Li berencana mengunjungi ksatria veteran yang sangat karismatik ini.
Nama Fordring mungkin belum sepenuhnya dikenal umum, namun reputasi Ksatria Tangan Perak sudah termasyhur di seluruh penjuru, dan sebagai sahabat dekat Uther sang Pembawa Cahaya - pendiri Ksatria Tangan Perak, Fordring dulunya merupakan salah satu Ksatria Suci paling terhormat dalam organisasi tersebut.
Kenyataannya, dia adalah satu dari lima anggota pendiri Ksatria Tangan Perak.
Sama seperti partner Ksatria Suci-nya, Fordring bertempur sengit melawan bangsa orc yang dikendalikan Burning Legion selama Perang Besar Kedua. Di medan pertempuran, dia menunjukkan keberanian dan kepemimpinan, membela kejayaan Alliance dan perdamaian benua dengan darah.
Pasca perang, dia yang kembali dengan kemenangan menjadi pahlawan di mata rakyat, Tuan Pemimpin yang memerintah Hearthglen dengan adil, sekaligus pemilik keluarga harmonis. Masa-masa ini merupakan aliran waktu paling bahagia dalam hidup Tirion.
Namun kemakmuran tak bertahan lama. Sekitar 11-12 tahun setelah berakhirnya Perang Bangsa Orc Kedua, reorganisasi Horde Baru yang bangkit cepat menyebabkan kamp konsentrasi orc dihancurkan satu per satu. Thrall, warchief baru bangsa orc, dianggap sebagai duri dalam daging oleh Alliance. Kekhawatiran akan kembalinya Horde dan pecahnya perang besar menyebar luas, disertai rumor yang bertebaran.
Maka, di tengah latar belakang ancaman bangsa orc yang akan muncul kembali, serangkaian kebetulan akhirnya menyebabkan tragedi seumur hidup Tirion selanjutnya.
Dalam sebuah kebetulan saat berkuda santai, Tirion secara tak terduga menemukan seorang bangsa orc pertapa di wilayah tanah warisannya sendiri.
Keduanya belum pernah bertemu, tidak memahami konsep dan motif kemunculan masing-masing, ditambah bayangan dua perang besar sebelumnya. Ksatria Suci yang penuh tanggung jawab langsung menyerang tanpa pikir panjang. Pertarungan sengit terjadi namun belum ada tanda-tanda kemenangan/kekalahan.
Selama pertempuran, reruntuhan menara di dekatnya runtuh. Fragmen-fragmen menghujam tubuh Ksatria Suci hingga membuatnya kehilangan persepsi.
Ketika Tirion akhirnya bangun, dia terbaring di tempat tidurnya sendiri dengan wakilnya yang sedang merawat lukanya. Menurut laporan wakilnya, regu penyelamat telah menemukannya beberapa hari sebelumnya dalam kondisi luka berat dan tidak sadarkan diri, tergeletak di atas punggung kuda.
Berbaring di ranjang rumah sakit, Tirion berusaha keras merapikan pikiran. Ia terkejut menemukan bahwa satu-satunya yang bisa menyelamatkannya dari reruntuhan dan membopongnya ke punggung kuda hanyalah bangsa orc itu!
Namun saat Tirion masih kebingungan, wakilnya yang ambisius punya niat lain—teriakan "Orc!" yang diucapkan atasannya saat pingsan meyakinkannya bahwa sang komandan pasti bertemu bangsa orc dan mungkin terjadi kisah luar biasa.
