Dari balik pilar, Lu Li tidak hanya mengaktifkan Samaran yang Diperkuat, tapi juga menggunakan efek kabut tambahan dari ikat pinggang - meningkatkan efek penyamaran 20%. Ditambah efek cincinnya - Restu Raja Hutan - meningkatkan efek penyamaran 30%, serta efek tambahan jubah yang menambah 18% efek penyamaran. Barulah dengan ini dia memiliki sedikit keyakinan bisa mengelabui persepsi BOSS level 50.
Jika hanya mengandalkan penyamaran biasa, bukan hanya BOSS level 50, bahkan monster kecil level 50 pun bisa melihatnya.
Kecermatan Lu Li menunjukkan kemampuan. Penjaga perpustakaan Garford mengawasi seekor serigala besar memasuki wilayah kekuasaannya; langsung mengamuk. Dia mengangkat tongkat sihir dan langsung menyerbu.
"Waduh!" Serigala besar mengutuk, berbalik arah dan pergi.
Tenaga dahsyat membuat cakarnya menggores bekas panjang di tanah, nyaris tak tertahankan menghindari Fireblast yang dihujamkan Garford.
Sesuai Kehendak Lu Li, dia hanya bisa menyergap kepala sambil berlari keluar. Tapi tidak boleh kabur terlalu cepat agar BOSS tidak kecewa dan pulang. Jika terjadi, bukan hanya Lu Li yang hancur - sebagai makhluk kontrak, dirinya pun takkan selamat.
Lu Li masuk ke arsip saat BOSS meninggalkan tempat itu secara mendadak.
Menguasai guide, dia tidak mencari-cari - waktu terlalu sempit. Tidak bisa menaruh semua harapan pada serigala monster berekspresi kaya itu. Begitu masuk, dia langsung menuju sebuah penyangga lukisan.
Di atasnya tergantung lukisan dua bulan. Tidak ada yang istimewa dari lukisan ini, kecuali adanya kompartemen rahasia di belakangnya.
"Sial, kau sudah selesai belum? Kalian ini mau tewas nih!" Suara itu terdengar di telinga Lu Li, membuatnya kaget setengah mati. Gerakannya membuka lukisan dan mengambil gambar dari kompartemen rahasia pun terhambat sejenak.
"Dasar! Apa kau sudah tumbang? Banyak monster kecil belum dibersihkan, ngajak-ngajak narik monster!" Suara itu terus bergema.
Bulu kuduk Lu Li merinding, tapi dia segera menyadari situasi. Dari kompartemen rahasia di balik lukisan dua bulan, dia mengeluarkan benda tugas - lukisan "Cinta dan Keluarga" yang selama ini dicarinya.
Lari cepat!
Baru saja Lu Li bersembunyi di tempat biasa, penjaga perpustakaan Galvatron sudah kembali dengan wajah merah padam.
Anggota ini telah berubah menjadi mayat hidup. Tentu saja tak ada ekspresi yang terlihat, tapi dari aura sihir yang kacau di sekujur tubuhnya, bisa dinilai dia gagal membunuh serigala besar yang memprovokasi tadi.
Lu Li agak bingung, serigala besar yang dijadikan umpan meriam itu ternyata belum mati?
Lagipula, siapa yang berbicara di telinganya tadi? Seperti suara tapi tidak sepenuhnya, pengalaman semacam ini benar-benar belum pernah terjadi. Yang jelas dia merasakan ada yang menyampaikan informasi ini padanya.
Terkait dengan kejadian sekarang ini, jangan-jangan...
Di saat itu juga, dia melihat arah tempat BOSS kembali tadi mulai bergerak lagi——seekor serigala besar penuh luka terengah-engah berlari kembali, diikuti dua prajurit Tentara Salib Wabah di belakangnya.
Mungkin masih ada lagi di belakang mereka, Lu Li melihat bola api terbang berbelok dan menghujam pantat serigala itu.
"Lihat apa? Cepat bantu!" Suara itu kembali terdengar. Sejak tadi Lu Li sudah curiga, sekarang dia sangat yakin suara ini berasal dari serigala besar yang terlihat aneh ini.
Dengan gigih Lu Li menerjang maju, mencegat salah satu monster kecil.
Monster kecil itu belum mencapai level 50, jadi baginya bukanlah makhluk yang tak terkalahkan. Ditambah dengan serigala besar yang bertindak sebagai tank daging sambil melakukan kite, akhirnya mereka berhasil mengalahkannya satu per satu.
"Aduh, aku masih punya tiga menit empat puluh tujuh detik bisa berada di luar." Serigala besar itu duduk di tanah, berkomunikasi dengan Lu Li melalui cara yang sama sekali tak masuk akal.
"Binatang suci?" tanya Lu Li.
Meski di Fajar terdapat beragam ras, bahkan Lu Li sendiri tak bisa menghitung semuanya, tapi dia tak pernah tahu ada hewan - apalagi makhluk panggilan - yang bisa bicara. Mungkinkah benar-benar ada binatang suci seperti yang digambarkan dalam novel?
Maafkan dia, toh dia juga masih seorang remaja.
"Binatang suci apaan! Aku manusia! Manusia yang terperangkap dalam cangkang ini! Dasar Ur sialan, kalian semua tertipu oleh sikap munafiknya. Dialah penyihir paling jahat di dunia ini, dasar bajingan! Dia malah menyegelku dalam buku terkutuk ini..."
Serigala besar bukan berbicara dengan mulut, tetapi suaranya langsung tercetak di otak Lu Li.
"Apakah Anda seorang Mage Agung?" Lu Li agak gemetar, dia sama sekali tidak tahu Buku Ur memiliki trik seperti ini, juga tidak tahu apakah orang-orang di kehidupan sebelumnya yang memperoleh Buku Ur seperti dirinya juga bertemu serigala besar mengerikan ini.
Sungguh terlalu aneh, bahkan jika anggota ini sekarang mengatakan pada Lu Li bahwa dia adalah pemain Lu Li pun mungkin agak dipercaya.
Sebelumnya Lu Li merasa anggota ini merendahkan dirinya, ternyata bukan ilusi.
Ini pertama kalinya Lu Li mengeluarkan serigala besar sebagai umpan meriam, sebelumnya dia selalu menggunakan efek tambahan lain dari Buku Ur, yaitu bertransformasi sendiri menjadi serigala besar untuk mendapatkan peningkatan kekuatan yang kuat.
Berharap makhluk panggilan serigala besar ini adalah makhluk yang kuat, Lu Li penuh dengan harapan.
“Mage Agung?” Serigala besar menggelengkan kepalanya, bersuara seperti dalam gua: "Apa aku ini Mage Agung brengsek? Aku cuma bisa satu mantra, dan jangan harap aku adalah pejuang gila hebat. Aku cuma tentara bayaran biasa. Waktu itu sore yang cerah..."
Singkatnya, ini adalah kisah "tentara bayaran baik" yang diselamatkan dari cakar binatang buas oleh penyihir tua jahat.
Tentara bayaran baik itu langsung memutuskan untuk menjilat kaki tebal Mage Agung Dalaran ini, bersumpah menjadi pelayan sang penyihir tua, rela mengorbankan nyawanya untuk melindungi sang penyelamat.
Penyihir tua menyetujui permintaan tentara bayaran itu. Bagaimanapun dia sudah tua, butuh bantuan untuk urusan-urusan kehidupan sehari-hari.
Awalnya, semua ini terlihat sempurna.
Tentara bayaran yang terpuruk mendapatkan sandaran yang kuat, sementara penyihir tua yang sepuh mendapat pelayan yang bisa dipercaya.
Siapa sangka, penyihir Kirin Tor yang ahli dalam pemanggilan dan mantra bayangan ini ternyata tidak pernah berhenti mempelajari manusia serigala. Mungkin dia tidak sejahat yang dikatakan serigala besar di hadapannya, toh dia tidak seperti Arugal yang menyentuh hal tabu.
Penyihir tua ini sejak awal selalu memberi kesan baik sebagai penentang pemanggilan manusia serigala.
Dalam Buku Ur terdapat sebuah catatan: "Aku benar-benar berharap tidak ada lagi penyihir Dalaran yang memanggil manusia serigala—bahkan dengan tujuan mulia sekalipun. Selama tidak ada kontrak baru yang ditandatangani, rahasia tidak akan bocor. Binatang buas ini tidak akan membawa keuntungan bagi kita. Lebih baik mereka tetap di alam semesta mereka. Jika mereka datang ke dunia kita, kita pasti akan menghadapi bencana pembinasaan..."
Namun seberapa pun rasionalnya, tetaplah dia seorang penyihir.
Penyihir yang fanatik lebih mengerikan daripada makhluk hidup mana pun, dan hasrat eksplorasi mereka terhadap hal-hal tak dikenal mampu membinasakan alam semesta.
Diam-diam dia melakukan percobaan untuk memverifikasi beberapa teorinya, dengan subjek eksperimen alami adalah tentara bayaran yang hidup bersamanya setiap hari ini.
