"Tingkatkan usaha." Lu Li menutupi dada sambil berteriak dengan suara serak: "Batalyon pertama mundur, batalyon kedua segera menggantikan. Batalyon pertama jangan menjauh lebih dari tiga puluh yard dari BOSS."
Efek tambahan dan skill tipe burst dari batalyon pertama sudah habis terpakai, digantikan untuk istirahat.
Alasan mengapa mereka tidak boleh menjauh lebih dari tiga puluh yard dari BOSS adalah karena mereka sudah masuk dalam daftar target pemusnahan. Pemain yang sudah masuk daftar target pemusnahan jika menjauh lebih dari tiga puluh yard dari BOSS...
"Siapa itu, kenapa berdiri begitu jauh?" teriak Lu Li.
Seorang pemain yang mundur tampaknya tidak memahami perkataan Lu Li. Ia terus mundur hingga hampir mendekati area tim siaga.
Pemain itu membeku sejenak, lalu menjelaskan dengan suara lemah: "HP saya hampir habis, ingin lepas dari pertempuran untuk memulihkan darah."
Pada saat itu, cakar Naga Biru Esoragosa memancarkan kilau sihir kebiruan yang misterius. Semua pemain tiba-tiba merasa pusing, dan seketika muncul di bawah perut naga itu.
Kelompok ini tidak mengalami kerusakan, melainkan kebencian mereka terhadap BOSS direset ke nol.
Mekanisme kebencian dalam "Fajar" tidak berbeda dengan game tradisional sebelumnya - diurutkan dari tinggi ke rendah. Semua pemain yang terlibat pertempuran akan menjadi target kebencian BOSS. Begitu kebencian pemain dalam radius tiga puluh yard direset, pemain yang berada di luar radius tersebut, meski hanya memiliki sedikit kebencian yang hampir menghilang karena jarak, akan...
Tapi kebencian tetaplah kebencian. Naga Biru Esoragosa mengorbankan orang-orang di bawah perutnya, mengibaskan sayapnya dan meluncur untuk menerjang pemain yang jauh itu.
"Feng Shao, cepat bangun kebencian! 'Itu' jangan kabur lagi, bertahanlah di sana sampai mati!" Lu Li menghela nafas.
Tapi pemain itu justru terlihat tidak paham, berlari ke area dengan kerumunan orang - begitu dia bergabung dengan kerumunan, serangan BOSS akan mengenai orang lain.
Tanpa MT kuat yang melakukan pertahanan efektif, kemungkinan besar akan terjadi kerugian besar.
Lalu semua orang melihat siluet Lu Li berkedip beberapa kali, dengan cepat mengejar pemain tersebut...
Di sini digunakan skill percepatan dan dua efek tambahan peralatan, semuanya diselesaikan dalam sekejap, membuat semua orang merasa Lu Li seperti hantu. Tapi aksi Lu Li berikutnya membuat mereka lebih terkejut.
Buta!
Dalam proses pengejaran, dia sudah mengeluarkannya dari tim - sesama tim tidak bisa menyerang. Setelah dikeluarkan dari tim, PK paksa bisa dilakukan.
Pemain yang terkena efek buta ini hanya bisa berputar-putar di tempat.
Efek buta bukan sekadar merampas penglihatan. Ini benar-benar menghancurkan Arah seseorang, apalagi melanjutkan lari menggunakan inersia.
Alasan Lu Li tidak melukainya bukan karena ragu sebagai anggota serikat mereka sendiri, tapi untuk menghindari menarik kebencian BOSS secara berlebihan. Namun dia juga tidak membereskan anggota tim elit guild ini - itu urusan Genhao San.
Tapi yang pasti, anggota tidak patuh pada Komandan ini sudah pasti tidak layak lagi menjadi bagian elit.
Selain itu, Genhao San mungkin akan menyelidiki apakah dia mata-mata serikat saingan, karena tindakannya barusan sangat mencurigakan.
Biru Muda Laut Angin sudah berhasil menarik kembali perhatian BOSS, tapi beberapa pemain tetap terkena imbas. Mereka sama sekali tak tahan serangan frontal BOSS - enam orang langsung tumbang.
Ini pertama kalinya Pedang Penghakiman mengalami korban jiwa dalam pertempuran BOSS liar kali ini, langsung enam nyawa melayang sekaligus.
Semua hanya karena satu pemain menolak patuh pada perintah.
Biru Muda Laut Angin mengembalikan BOSS ke posisi semula, anggota lain memulihkan formasi pertahanan. Dengan taktik Lu Li, BOSS ini hanya akan membutuhkan uang, sama sekali tidak mungkin ada korban jiwa.
Genhao San segera menerima kabar.
Dengan perasaan malu, dia mengirim pesan ke Lu Li menjelaskan persoalan pemain ini.
Ini adalah seorang jagoan yang dia rekrut dari luar, karakternya agak angkuh, mungkin pernah beberapa kali menjadi komandan sementara. Dalam aktivitas tim, dia selalu punya niat-niat sendiri yang sebagian besar justru memberikan kontribusi positif.
Kali ini saat terlibat dalam aktivitas serikat, mungkin dia merasa lebih baik mundur dari pertempuran untuk memulihkan diri.
Pertempuran BOSS liar memang sering menggunakan taktik serupa, misalnya anggota yang keracunan parah mundur ke area aman untuk minum obat sendiri, menggunakan skill pemulihan cepat, sekaligus menghemat tekanan penyembuhan.
Soal perintah Lu Li agar dia berhenti, bukan tidak dengar, tapi merasa tindakannya sudah benar.
"Bagaimana rencanamu membereskan ini?" Lu Li tidak terkejut menghadapi manusia seperti ini. Ini game, organisasi di sini tidak sebaik perusahaan di luar. Bahkan tim elit guild yang sudah "menandatangani" kontrak pun belum tentu selalu patuh pada perintah.
"Dia pasti tidak bisa bertahan lagi di tim elit guild." Genhao San mengungkapkan penyesalan.
"Keluarkan saja, kita tidak butuh orang seperti ini." Lu Li dengan ekspresi acuh tak acuh memberikan instruksi baru: "Kita adalah serikat besar, bukan melarang berbagai pendapat untuk ada bersamaan, tapi dalam aktivitas serikat, kepatuhan adalah hal yang paling fundamental."
"Hah, dia juga membawa beberapa teman..." Genhao San merasa hukumannya terlalu berat.
Orang yang punya bakat, siapa yang tidak punya sedikit watak?
"Aku baru saja menyuruhnya berdiri di sana menunggu kematian, tapi dia malah kabur ke kerumunan, jelas merasa dirinya lebih penting daripada orang lain, ingin membuat orang lain aktif berkorban untuknya. Orang yang terlalu berpusat pada diri sendiri seperti ini tidak kita butuhkan. Jika teman-temannya mau ikut pergi, biarkan mereka pergi bersama." Lu Li sama sekali tidak merasa sayang.
Dia lebih paham daripada siapa pun tentang gaya sinergi tim tempur di "Fajar".
Sekarang belum terlalu terlihat, tapi saat mulai merampungkan dungeon dan BOSS level enam puluh, benar-benar seperti menarik sehelai rambut lalu seluruh tubuh ikut bergerak. Cukup satu orang melakukan kesalahan, dalam sebagian besar situasi hasilnya adalah seluruh guild dihancurkan.
Untuk pertempuran PVP, itu lebih mengutamakan kecepatan kilat. Jika ada dua suara dalam satu tim, siapa yang akan didengar oleh semua orang?
Sekalipun argumenmu masuk akal, ketika kesimpulan ini didapat setelah analisis semua orang, estimasi ulang saat itu semua sudah terbaring di pemakaman. Maka komandan mana pun tidak akan menerima keraguan saat memimpin pertempuran.
Jika pertempuran ini dipimpin oleh Piao Ling, dan Dia menyuruh Lu Li berdiri di sana menunggu kematian, Lu Li pun tidak akan menunjukkan keraguan.
Setelah insiden tak terduga mereda, pertempuran mulai berjalan secara bertahap sesuai strategi yang dirancang Lu Li. Begitu BOSS hampir menggunakan skill ultimate, langsung lempar Alat Transformasi Kurcaci ke Ayam untuk mengubahnya.
Jika mengikuti taktik melawan serikat besar, harus ada dua Tuhan T yang bertarung dengan mobilitas tinggi.
Kedua T ini: satu bertarung langsung dengan BOSS, satunya lagi berdiri di luar garis tiga puluh yard menggunakan busur silang. Begitu kebencian pemain dalam radius 30 yard direset, BOSS akan menyerang MT di luar. Dengan cara saling mengganti peran seperti ini, taktik ini termasuk cukup efektif.
Masalahnya adalah skill BOSS ini terlalu banyak, orang mati terlalu cepat. Seringkali BOSS belum sempat dikalahkan, pemain sudah mengalami kerugian yang cukup besar.
