“Naikkan harga, atau cari cara lain. Beli sebanyak yang bisa dibeli.” Lu Li merasa puas tapi tidak berhenti di situ.
300 ribu Ikan Lezat. Di kehidupan sebelumnya, ini adalah angka yang astronomis baginya, mustahil untuk dibayangkan. Tapi sekarang tumpukan itu ada di depan matanya, siap diatur sesukanya.
Tante Bawang ragu sebentar, tapi akhirnya tidak membantah.
"Tapi di dalam hati, dia sangat ingin menasihati Lu Li, jumlah ini tidak sedikit lho, total lebih dari enam ribu koin emas. Jika ditukarkan, nilainya mencapai jutaan realitas. Apa dengan membeli ikan seperti ini, keuntungannya bisa kembali?"
"Lu Li, sebenarnya apa tujuanmu? Ini bukan main-main. Serikat hampir kehabisan dana likuid." Genhao San segera menghampiri.
Dia mengira Lu Li mengetahui suatu rahasia yang bisa dimanfaatkan untuk mendapat Untung Kecil dari ikan. Tapi meski margin keuntungannya tinggi, tetap butuh waktu. Dalam game yang berkembang cepat seperti sekarang, waktu juga harus dihitung sebagai biaya.
Yang membuat Genhao San kurang setuju adalah penggunaan dana besar-besaran. Demi ikan, Pedang Penghakiman memobilisasi ratusan orang.
Belum lagi masalah sumber daya manusia yang juga butuh uang. Akhir-akhir ini serikat memang kekurangan dana. Bagaimana jika tiba-tiba butuh uang mendesak? Apa harus membeli koin emas harga mahal di pasar?
“San Ge, tenang saja, aku tidak akan bualan. Serahkan semua uang ke Nyonya Cong, nanti aku pinjam lagi dari Shen senior.” Lu Li memberi isyarat dirinya sedang sibuk, tak ada waktu menjelaskan.
Shen Wansan segera merespons, hubungan persahabatan Lu Li dengannya selalu baik.
Sekarang dia punya toko sendiri, mengelola sebagian besar bisnis Pedang Penghakiman, di dalam game hidupnya seperti ikan di air.
“Bercanda ya? Pedang Penghakimanmu sekarang keluarganya punya bisnis besar. Bukannya semua kebutuhanmu sudah terpenuhi, kenapa tiba-tiba pinjam uang dariku?” Shen Wansan terkejut.
“Yang membeli Ikan Lezat di pasaran itu aku.” Lu Li berkata.
“Haa, cepat kasih tahu adik, apa harga Ikan Lezat akan meledak? Dulu ikut Lu Li menimbun rempah-rempah, dapat modal pertama di 'Fajar'. Shen Gendut terus menunggu kesempatan berikutnya.”
“Tidak, Kakak terlalu banyak mikir. Aku beli ini untuk keperluan lain, buatmu tidak ada nilai.” Penjelasan Lu Li datar.
Sebenarnya dia tidak perlu mengatakannya, tapi dengan kecerdikan Shen Gendut, ditambah situasi pasar hari ini, mungkin mudah baginya menebak bahwa Lu Li yang membeli ikan Coca.
Meski tidak mengerti alasannya, bukan tidak mungkin dia ikut campur.
Namun Lu Li sama sekali tidak menyembunyikannya, justru terbuka memberitahu. Mengingat persahabatan mereka, Shen Wansan pasti tidak akan ikut mencampuri, apalagi dia tidak ingin berselisih dengan Lu Li.
"Butuh berapa?" tanya Shen Wansan.
"Pinjam dulu lima ribu keping emas. Jika ada sisa, akan kukembalikan," jawab Lu Li.
Tak lama kemudian, Pedang Penghakiman mendapat lebih banyak dukungan finansial. Ditambah sisa dana serikat, mereka melancarkan kembali operasi penyapuan besar-besaran ikan Coca.
Menjelang sore, stok ikan Coca di pasar hampir habis diborong. Sisanya hanya tersisa di tangan pemain-pemain terpisah yang lebih memilih menyimpannya sebagai kenang-kenangan daripada menjualnya untuk sedikit uang.
“Total 526.422 ekor, semuanya disimpan di Gudang serikat, silakan bos hitung.” Tante bawang prei itu terlihat lelah.
“Berapa total pengeluarannya?” Lu Li bertanya.
Uang sebanyak ini mengalir deras keluar, jika mengatakan sama sekali tidak sakit hati, itu pasti bohong.
“Harga rata-rata di bagian belakang naik cukup banyak, rata-rata hampir lima koin perak, ditambah 6.000 lebih yang dihabiskan sebelumnya, total lebih dari 17.000 koin emas.” Tante bawang prei itu merasa agak sesak.
Transaksi besar senilai 1,5 juta realitas, semuanya diurus sendiri olehnya.
“Bagus, kerja bagus. Suruh semua anggota pulang, kamu bersusah payah lagi bagi-bagikan poin guild.” Lu Li mengangguk puas, merasa kali ini benar-benar untung besar.
Pemain kehidupan dari Pedang Penghakiman membereskan lapak mereka, dalam sekejap bubar tanpa sisa.
Pemain menyatakan Pedagang Berhati Hitam di Teluk Harta Karun akhirnya menghentikan aksi mereka, sedangkan para pedagang yang telah membersihkan ikan lezat di tangan mereka merasa sangat lega karena tidak tertipu.
"Lu Li, sekarang bisakah kau memberitahu alasannya? Semua barang sudah ada di gudang serikat, saat ini hanya kau, aku, dan Piao Ling yang memiliki kewenangan." Genhao San merasa penasaran setengah mati, seolah ada kucing yang terus menggaruk-garuk di hatinya.
"Sederhana saja, barang-barang ini bisa ditukar dengan pengalaman." Lu Li tersenyum.
"Pengalaman..." Jawaban yang benar-benar tak terduga, Genhao San mengira Lu Li punya cara untuk melipatgandakan 17.000 koin emas yang telah dikeluarkan hingga lima atau sepuluh kali lipat keuntungannya.
"San Ge, kau kecewa ya?" tanya Lu Li.
"Tentu tidak!" Genhao San membantah keras: "Aku hanya agak terkejut, pengalaman itu bagus, bahkan dengan uang pun tak bisa dibeli. Bagaimana rencanamu menggunakannya?"
"Aku akan berikan daftar nama, suruh mereka datang ke Teluk Harta Karun." kata Lu Li.
Komposisi personil dalam daftar sangat sederhana, yaitu anggota Unit Tentara Bayaran Xinxin, atlet esports dari Pedang Penghakiman, serta beberapa tulang punggung tim elit guild. Jika digabungkan, totalnya sekitar seratus lebih orang.
"Kenapa tidak digunakan sendiri? Dengan begitu level akan naik lebih banyak kan." Genhao San agak tidak setuju.
"Jangan bercanda, San Ge." Lu Li menggelengkan kepala: "Barang-barang ini mirip dengan kumbang suci di Zul'Farrak dulu. Setelah mencapai level tertentu akan menjadi kurang berguna. Sekalipun semua ku pakai, aku tetap tidak bisa mencapai level 50."
"Oh begitu, aku mengerti maksudmu." Genhao San hanya sesaat bingung, tapi segera menangkap maksudnya.
"Apa gunanya satu orang level tinggi? Untuk pertandingan harus melihat kemampuan sintesis klub. Kalau masuk dungeon, levelku setinggi apapun tetap akan dibunuh sekejap oleh BOSS. Yang penting kemampuan semua orang meningkat untuk memaksimalkan keuntungan."
Personil segera dikumpulkan. Meski tidak tahu ada masalah apa, tapi karena ini perintah Bos Lu Li, hampir tidak ada yang menunda.
"Katakan, siapa yang mau dibabat!" MT dengan sindrom kekanak-kanakan level dua itu terlihat sangat aktif.
"Ambil barang ini, lalu berbicaralah dengan NPC di rumah ini." Lu Li menyerahkan satu ekor ikan lezat kepada Biru Muda Laut Angin, kemudian melanjutkan pembagian sesuai standar ke orang berikutnya.
Ini adalah bangunan sangat terpencil di Teluk Harta Karun. Dari depan terlihat seperti toko kelontong biasa.
Setelah mengikuti Lu Li ke sini, barulah diketahui ada pintu belakang yang menyatu dengan lereng gunung. Rupanya bangunan ini terdiri dari dua bagian depan-belakang.
Di ruangan bagian belakang hanya ada satu orang bernama Hemingway, NPC yang bertanggung jawab atas penyerahan penghargaan kompetisi memancing edisi kali ini.
Meski bingung, Biru Muda Laut Angin tetap membuka pintu dan masuk.
Saat keluar, wajahnya tampak kaku sambil bergumam, "Bodoh, levelku tiba-tiba langsung naik ke 45! Aku tidak sedang bermimpi kan? Benar-benar bukan mimpi?"
Orang berikutnya yang keluar juga menunjukkan reaksi serupa.
Satu, dua, tiga...
Satu per satu pemain level 43 atau 44 masuk, keluar sudah berubah menjadi level 45. Yang mereka lakukan sederhana: menyerahkan ikan lezat ke NPC.
