“Sekarang percaya aku sudah 18 tahun?” Gadis itu menopang dagu sambil duduk di tanah, matanya berlinang memandangi Lu Li: “Kakak, bolehkah beri aku air sedikit? Biarkan aku minum sampai kenyang sebelum membunuhku...”
Ya Tuhan, masak ada yang ingin membunuh anak secantik ini!
Untung Lu Li dari awal sampai akhir tidak punya niat untuk membunuhnya. Jika tidak, menghadapi wajah kecil yang hampir menangis seperti ini, mungkin dia akan langsung mengakhiri diri sendiri dengan menggorok lehernya sebagai permintaan maaf.
"Aku tidak bilang akan membunuhmu." Lu Li mengambil kantong air dan melemparkannya padanya.
"Terima kasih, tapi kenapa kamu punya dua kantong air?" Bukan Murid SD mengambil kantong itu, lalu dengan hati-hati meminumnya sekaligus. Tiba-tiba dia melihat ada kantong air lain di pinggang Lu Li.
"Trofi." Jawab Lu Li singkat.
Seimut apapun wajahnya, dia bukan adik perempuannya sendiri. Jika gadis ini berani menyerang lebih dulu, Lu Li sama sekali tidak akan ragu untuk mengakhirinya.
"Jangan bunuh aku, kalau kamu membunuhku aku akan menangis!" Bukan Murid SD terlihat ketakutan. Bibirnya mengkerut, mata besar bergaya kartunnya berkilauan seperti gelombang air, benar-benar siap menangis kapan saja.
Trofi? Bukankah itu berarti dia pernah membunuh orang?
Padahal dari penampilannya terlihat seperti orang baik.
“Kalau benar-benar takut, kenapa memilih ikut Kompetisi Berburu Beruang?” Lu Li sama sekali tidak menganggap gadis kecil ini benar-benar lemah.
Pasti staf verifikasi sudah berusaha membujuk anak kecil imut ini agar tidak masuk, karena takkan tega membiarkan gadis yang mirip murid SD ini masuk ke medan berburu penuh darah dan keganasan.
“Aku...aku suka bayi beruang.” Bukan Murid SD berkata dengan wajah tersinggung.
“Haa.” Lu Li hampir menyemprotkan darah, ini alasan paling absurd yang pernah didengarnya seumur hidup.
“Aku tahu salah, setelah masuk baru sadar ini berbeda dari bayangan.” Bukan Murid SD matanya memerah: “Bayi beruang ingin membunuhku, seorang kakak tewas menyelamatkanku, aku kabur sangat lama baru sampai sini.”
“Jangan khawatir, tinggallah di sini. Setelah kompetisi berakhir baru bisa di-teleportasi keluar.” Baru setelah mengucapkan itu Lu Li menyadari apa yang barusan dikatakannya.
Dan yang membuat ekspresinya semakin suram adalah kenyataan bahwa tanpa sadar tangannya meraba kuncir dua gadis kecil ini.
Ini sama sekali bukan keinginannya!
Sebagai Lu Li yang bahkan tak berkedip saat membunuh, seorang yang tak pernah mengenal konsep "orang baik" dalam kamus hidupnya, kelakuan abnormal seperti ini sudah lama tak terlihat.
Mungkin karena dia agak mirip dengan adik perempuannya.
Lu Li hanya bisa menghibur diri dengan alasan ini, meski sebenarnya Bukan Murid SD dan Lu Xin sama sekali berbeda konsep: Lu Xin adalah gadis penurut yang manis dan menggemaskan, bagai seberkas cahaya dalam kehidupan suramnya, sementara Bukan Murid SD lebih mirip monster pengacau yang bisa membuat seluruh kerajaan kacau-balau.
"Terima kasih, Kakak." Bukan Murid SD menyipitkan matanya yang berbentuk bulan sabit, dengan riang mendekat dan duduk di sisi Lu Li.
Gadis ini benar-benar mudah akrab.
Lu Li melirik pisau belati di pinggangnya, lalu perlahan menutup mata, jelas tak berniat mengobrol panjang dengan permata hati Serikat Xuese Zhanqi ini.
Sama seperti Hua Wu Mei Er yang menjadi juru bicara citra Ibu Kota Kejayaan, Bukan Murid SD mewakili tingkat ketampanan tertinggi Xuese Zhanqi.
Entah berapa banyak cupet dan otaku yang langsung terjun ke serikat-serikat besar ini karena terpikat oleh karakter Daftar Kecantikan, tanpa mempertimbangkan apakah mereka pantas mendapatkan pesona seperti ini.
"Kamu belum bilang namamu, Kakak. Siapa nama Kakak?" Bukan Murid SD bertanya dengan suara lembut.
Suara orang ini mengandung magis bawaan yang membuat telinga gatal saat didengar, mustahil untuk tega tidak menjawab pertanyaannya. Namun Lu Li bukanlah tipe yang paham arti menghargai keindahan.
"Diamlah atau kubuang kau keluar." Lu Li bahkan tidak membuka matanya.
Bukan Murid SD menyeringai, tetapi akhirnya tidak mengeluarkan pisau belati kecil di pinggangnya. Dia imut, tetapi tidak bodoh sama sekali. Pria di hadapannya ini meski terluka, sikap tenang dan teguhnya menunjukkan dia telah melalui lebih dari satu perang besar.
Apalagi, dia memang membutuhkan perlindungan.
Mungkin karena pemberontakan, dalam lapisan-lapisan perlindungan Xuese Zhanqi, kehidupan game Bukan Murid SD aman dan stabil, namun kurang stimulasi yang membuat pemain biasa bersemangat.
Karena itu, kali ini dia kabur diam-diam untuk mengikuti Kompetisi Berburu Beruang.
Saat baru masuk, dia berjanji pada diri sendiri: harus membawa pulang baby beruang!
Susah payah menemukan baby beruang yang sendirian, belum sempat dia bujuk dengan kata-kata manis - ya, saat itu dia tidak mengangkat senapan, hanya ingin mengajak berunding - si baby beruang tak tahu diri itu langsung mengamuk.
Mungkin di mata anak beruang, wujud Bukan Murid SD seperti ini, Nima benar-benar terlalu jelek.
Di momen krisis, adegan klasik "Penyelamatan Gadis oleh Pahlawan" tercipta. Seorang pemain pria melihat gadis kecil secantik ini hampir mati di cakar beruang, langsung geram ingin menjalankan keadilan.
Sayangnya dia meremehkan kekuatan anak beruang. Anak beruang yang terluka itu mengalahkan pemburu, lalu terus mengejar Bukan Murid SD.
Kuda Bukan Murid SD tidak terlalu jauh, sehingga dia masih sempat kabur.
Selanjutnya, dia juga menghadapi banyak bahaya - sebagian besar binatang buas, beberapa pemburu. Peserta kompetisi ini agak cabang, paling suka menghancurkan hal-hal indah.
Setelah terus bersembunyi, kuda perangnya cepat kehausan dan mati.
Setelah menangis, dia sampai di tempat Lu Li. Awalnya mengira Lu Li mayat, dengan lengah langsung membuka kantong airnya. Beruntung Lu Li bukan orang jahat.
Meski Lu Li tidak terlalu meresponsnya, setidaknya tempat ini terlihat memberikan rasa aman.
Suara ringkikan kuda terdengar, Lu Li membuka matanya dengan cepat.
Karena dia mendengar dengan jelas - derap kaki kuda yang kacau ini menunjukkan kedatangan sekelompok orang.
"Paman, ada yang datang." Si lolita jelas sedang balas dendam. Baru saja masih memanggil "Kakak" dengan suara manis yang membuat kekaguman, karena Lu Li mengabaikannya, dia langsung melancarkan serangan balasan.
"Ini agak masalah, sembunyikan diri baik-baik." Lu Li menghela napas.
Game dan realitas adalah dua hal berbeda. Di game dia adalah Pencuri legendaris yang tak terlacak, di dunia nyata paling hanya preman yang sering berkelahi.
Dia belum pernah menjadi tentara bayaran, apalagi membunuh orang.
Dengan luka di kaki yang belum pulih, tangan kiri yang sebelumnya terkilir tidak bisa digunakan terlalu keras, ditambah lagi tidak bisa menggunakan skill dan peralatan di sini - jika yang datang lebih dari tiga orang akan merepotkan.
Kompetisi Berburu Beruang yang sangat realistis ini membuat Lu Li ragu apakah bisa membunuh semua lawannya.
"Semoga orang-orang ini hanya lewat!"
Sayangnya, seolah sengaja ingin menentangnya, kelompok ini tertawa terbahak-bahak sambil menarik kuda, lalu memasuki hutan.
"Menurutmu apakah mereka akan membunuhmu, atau lebih baik kamu membuat mereka sampai berdarah mati saja, biar aku tak perlu menyerang." Lu Li menoleh bertanya pada si bocah imut yang sedang mengintip.
"Paman, eh, Kakak, kau harus melindungiku, huftt..." Ekspresi apapun tetap terlihat menggemaskan.
