"Sungguh kejam!"
Melihat Wei Lan Hai Feng yang dikepung tikus, yang lain berkeringat dingin.
Setelah mengaitkan awal dan akhir cerita, bahkan Can Meng yang polos pun tahu bahwa Biru Muda Laut Angin telah terjebak dalam lubang plot, dan yang menjebaknya adalah Lu Li yang saat ini berwajah polos.
Gadis-gadis mundur teratur, mereka semua tidak menyukai makhluk seperti tikus. Beberapa pria juga terlihat pucat, dalam hati mereka bertekad untuk tidak pernah berselisih dengan Lu Li di masa depan.
Si anggota ini pasti tahu ada bahaya di balik pintu ini, benar-benar licik tingkat tinggi.
"Dasar, ngapain melongo? Cepat selamatkan aku!" Awalnya hanya kaget berlebihan, Biru Muda Laut Angin tidak menganggap serius tikus-tikus berofensif payah ini. Tapi dia segera menyadari sesuatu yang tidak beres.
Memang ofensifnya tidak tinggi, tapi jumlah tikus ini sangat banyak, dan frekuensi serangannya sungguh terlalu cepat.
Meski dia cepat-cepat mengaktifkan keringanan damage, tak bisa menghentikan bar HP dengan cepat turun. Melihatnya hampir melewati garis tengah, jika pemain lain mungkin tak akan bertahan beberapa detik.
"Huahua luncurkan badai salju." Setelah menghukum, Lu Li tentu tak ingin anggota ini dikalahkan. Dia mendorong pintu sambil memberi isyarat ke Hua Di Li Qing untuk menggunakan skill serangan grup.
Hua Di Li Qing mengangguk dingin, melepaskan badai salju ke posisi Biru Muda Laut Angin.
Damage numbers melayang-layang gila-gilaan. Formasi padat tikus memberi kemudahan bagi skill grup. Tikus-tikus menjerit meninggalkan Biru Muda Laut Angin, beralih menyerbu Hua Di Li Qing.
Sayangnya, Biru Muda Laut Angin dengan sigap menginjak membuat mereka semua pingsan.
Setelah belasan detik, semua tikus wabah telah menjadi mayat. Biru Muda Laut Angin yang malang sudah penuh luka-luka di sekujur tubuhnya. Dengan wajah masam penuh kepedihan tersembunyi, dia menatap Lu Li seolah masih tak percaya dirinya baru saja dikorbankan untuk menjadi umpan tikus.
"Ahem, tak kusangka ada bahaya di sini. Untung Feng Shao tidak apa-apa." Lu Li menghindari tatapannya dengan kikuk, bicaranya jelas omong kosong belaka.
"Kamu..." Biru Muda Laut Angin kehilangan kata-kata.
"Tak ada yang tahu bahaya apa yang mengintai di depan. Feng Shao, lebih baik kau menarik monster dengan stabil agar tidak tewas karena kecerobohan sendiri." Nasihat Lu Li terdengar sangat bijaksana.
"Kau maksudnya tewas karena ulahmu sendiri?" Piao Ling memutar mata putihnya, "Kalian masih mau bertarung atau tidak? Cepetan kalau mau lanjut!"
Dengan wajah orang sengsara, Biru Muda Laut Angin kembali menjalankan tugasnya menarik monster. Kali ini dia benar-benar kapok, tak berani menambah satu monster pun meski kecepatan pergerakan menurun, namun tingkat keamanannya meningkat drastis.
Di dalam dungeon akan sering muncul Batu Wabah yang bisa ditukarkan ke Kapel Ibadah Cahaya Suci untuk mendapatkan reputasi.
Di masa ketika reputasi semakin dihargai, benda ini menjadi sangat berharga. Sayangnya tidak bisa diperdagangkan, kalau tidak orang miskin akan punya cara baru untuk menghasilkan uang.
Setelah terlahir kembali, Lu Li tentu tidak lagi membutuhkan uang untuk merasa tertekan.
Semua Batu Wabahnya akan digunakan untuk menukar reputasi. Kedepannya, pengeluaran untuk memperkuat skill di aspek ini pasti akan menjadi besar.
"Feng Shao, hancurkan dua kotak di sana." Lu Li menepuk bahu Biru Muda Laut Angin sambil menunjuk dua peti kargo rusak di sudut jalan.
"O... Tunggu, kamu tidak akan mengerjaiku lagi kan?" Masih trauma setelah sebelumnya dimasukkan ke sarang tikus, Biru Muda Laut Angin memandang curiga sang Komandan tak bermoral yang kini menyadari ini semua hukuman karena tidak patuh perintah.
“Omong kosong apa, kapan aku pernah mengerjaimu?” Lu Li menunjukkan wajah penuh integritas. Hal seperti ini mati-matian tidak akan diakuinya.
“Kalau begitu, kamu saja yang menginjak biar kulihat.” Biru Muda Laut Angin tidak semudah itu ditipu.
“Ah, manusia zaman sekarang, kok pikirannya semua penuh noda begini.” Lu Li mengeluarkan perasaan haru yang tak dimengerti. Ia langsung berjalan mendekat, menginjak-injak kedua kotak itu hingga hancur berantakan.
Dari satu kotak ditemukan sebotol ramuan sihir, kotak lainnya berisi air suci Stratholme. Sambil menggoyang-goyangkan trofi di tangannya, Lu Li melontarkan pandangan merendahkan ke Biru Muda Laut Angin. Sebenarnya dalam hati ia juga lega – kotak semacam ini sering menjadi sarang kecoa. Sudah dua kali ia membukanya tanpa bertemu hama, inikah yang disebut keberuntungan legendaris?
Biru Muda Laut Angin langsung diliputi penyesalan.
Ia menerima botol ramuan dari tangan Lu Li, langsung meminumnya tanpa sempat melihat sifat ramuan tersebut.
Untungnya Lu Li kali ini tidak membuat lubang plot untuknya, yang diberikan adalah air suci Stratholme, sementara ramuan sihir dilemparkan ke Hua Di Li Qing.
Air suci Stratholme, meningkatkan damage ke mayat hidup, meningkatkan kebencian dari unit mayat hidup. Jika dioleskan di luar, juga memiliki efek pengusir serangga. Tapi Lu Li tidak memberitahu Biru Muda Laut Angin: jika serangga menghindarinya, bukankah yang lain akan celaka?
Terus membabat sepanjang jalan, akhirnya melihat surat dalam game pertama.
Orang yang pertama kali datang ke dungeon ini mungkin tidak akan memperhatikan surat-surat ini, para mayat hidup juga tidak membutuhkan barang-barang peradaban seperti ini.
Mungkin hanya karena rasa penasaran dangkal, beberapa orang tanpa sengaja mencoba mengaktifkan surat - dalam kasus itu, selamat! Kamu mungkin akan dikalahkan oleh sekelompok kurir yang berdatangan seperti gelombang.
Terutama saat pasukan sedang bertempur, jika ada yang tak sengaja mengaktifkan surat, monster-monster yang tiba-tiba muncul bisa menyebabkan tim wipe.
Setelah mengalahkan satu gelombang monster kecil, Lu Li maju untuk mengaktifkan surat.
Tanpa kunci spesifik tentu tidak bisa dibuka, namun kemunculan tiba-tiba beberapa kurir membuat semua orang tak sempat memikirkan cara membuka kotak surat. Biru Muda Laut Angin menggeram rendah, mengejek semua monster, sementara yang lain langsung bertarung tanpa basa-basi.
"Can Meng, meraba mayat." Lu Li memberi isyarat pada Pemburu kecil.
Stratholme memiliki total enam kotak surat. Jika mengumpulkan tiga kunci, bisa memanggil naga – eh bukan, memanggil Marlon – BOSS tersembunyi yang bisa mengeluarkan barang bagus.
Tidak mengecewakan harapan Lu Li, sang jago langsung mengeluarkan kunci saat meraba.
Lu Li mengambil kunci dan membuka kotak surat. Di dalamnya terdapat selebaran iklan yang sudah menguning tak diketahui usianya, serta beberapa kain, tak terlihat barang berharga.
Baru saja mengeluarkan barang, beberapa monster langsung muncul di depan Lu Li. Kali ini bukan kurir, melainkan pengantar pos.
Kota yang dulu ramai ini dipenuhi aura mistis, tidak hanya dipenuhi makhluk aneh di mana-mana, bahkan cara kemunculan monsternya sangat merinding. Banyak pemain yang jantung berdebar-debar saat menjelajahi dungeon ini, karena kita sama sekali tidak tahu kapa monster akan menyentuhmu tiba-tiba.
Setelah menyelesaikan gelombang monster ini, kita segera tiba di hadapan BOSS pertama - Baroness Anastari.
Sang nyonya wilayah Stratholme di masa lampau ini, jiwanya telah dipisahkan dari raganya dan berubah menjadi banshee.
Semasa hidup, dia sudah tidak segan mengorbankan apapun demi memiliki barang yang diinginkan. Kematian pun tidak mengubah sifatnya, hanya saja kini dia tidak lagi mengejar perhiasan mewah, melainkan mencurahkan gairahnya pada hal-hal yang lebih jahat.
Semasa hidupnya dia adalah seorang penyihir terhormat, wajar jika setelah mati dia memimpin sekelompok nekromancer untuk melakukan eksperimen dan penelitian.
Urutan Area Mayat Hidup Stratholme agak kacau, BOSS tidak memiliki urutan pertama dan kedua yang ketat, namun ketiga menara harus dibunuh terlebih dahulu baru bisa bertemu pejabat tertinggi wilayah ini.
Baroness Anastari adalah salah satu dari tiga menara tersebut.
Lu Li memilihnya sebagai target Pembunuhan Pertama karena relatif lebih sederhana, bisa dijadikan pemanasan sebelum eksplorasi resmi dungeon.
