Pada awalnya, ketika para Druid melakukan sprint, Lu Li berlari santai. Karena di awal rute ini sangat mulus dan jalanannya hampir lurus seperti garis penggaris.
Lari santai hanya menguras sedikit stamina fisik, konsekuensinya banyak orang yang melampauinya dengan jarak yang cukup jauh.
Setelah berlari sekitar beberapa menit, jalanan mulai terjal. Tidak hanya berlubang-lubang, terkadang ada tumpukan batu dan puing yang mengharuskan pemain berputar-putar. Keunggulan sprint para Druid pun tak bisa dioptimalkan lagi.
Dengan berat hati, mereka terpaksa kembali ke wujud manusia untuk meminimalisir pengurangan stamina fisik yang terus terjadi.
Lu Li memanggil Tali Kekang Ksatria Tak Berkepala. Kuda perang arwah kematian ini sangat cocok dengan topografi seperti ini karena tidak merasakan sakit, dan meskipun Lu Li tidak memiliki skill mengendarai terbang, mount ini bisa dengan ringan menghindari lubang-lubang di jalan.
Kesenjangan kemampuan mount juga termanifestasi jelas di sini.
Raptor milik ras troll memiliki kemampuan melompat terbaik, memberikan keunggulan maksimal di medan seperti ini, diikuti oleh berbagai mount yang akan memiliki kemampuan terbang di masa depan.
Jarak yang sebelumnya terbuka menyusut drastis. Lu Li juga memiliki stamina fisik lebih banyak daripada pelari di depannya. Ketika akhirnya melewati jalan berbatu, yang terhampar di depan semua orang adalah jalur air.
Marathon di dunia nyata mutlak tidak akan melakukan ini - masuk ke air setelah aktivitas fisik intensif bisa berakibat fatal bagi manusia.
Pemain normal akan menggunakan ramuan pernapasan bawah air untuk berenang melewatinya. Yang lebih profesional memiliki peralatan atau alat yang bisa meningkatkan kecepatan berenang bawah air. Baru-baru ini Turnamen Memancing bahkan menghasilkan pancing yang memungkinkan pemain memilih berubah menjadi ikan setelah dilengkapi, bisa bernapas dan berenang tanpa batas di bawah air.
Para Druid tak perlu repot-repot seperti itu, mereka langsung berubah menjadi anjing laut.
Lu Li juga demikian. Kecepatannya di dalam air bahkan melebihi Druid biasa, meski pengeluaran stamina fisiknya sama besar.
Setelah jalur air, muncul rute yang lebih datar. Kali ini Lu Li tidak lagi jogging, ia berubah menjadi burung gagak yang terbang ke langit mengikuti arah garis lurus.
Meski rute ini datar, tapi berkelok-kelok melewati beberapa gunung.
Seperti kata pepatah: Dua titik terdekat dihubungkan oleh garis lurus. Jalan berkelok-kelok seperti ini tentu tak secepat terbang lurus dari langit.
Namun, di tahap ini, Lu Li ternyata menemukan orang lain yang juga bisa terbang di langit. Salah satunya memiliki sepasang sayap merah menyala yang menjulur dari tubuhnya, tapi kecepatan terbangnya jauh lebih lambat dibandingkan burung gagak milik Lu Li.
Jika kemampuan terbang Lu Li meningkatkan kecepatan sebesar 60%, orang bersayap ini paling hanya mendapat peningkatan 15% sampai 20%.
Pada fase ini, Lu Li akhirnya berhasil menyusup ke tim pertama dan menjadi bagian dari kelompok pelari terdepan. Hampir tidak ada yang bisa mengalahkan kecepatannya. Sebelumnya, 80% peserta sempat mendahuluinya, membuktikan bahwa lari cepat di awal belum tentu efektif.
Rentang pegunungan ini agak panjang. Setelah menyeberanginya, stamina fisik Lu Li sudah habis sama sekali, bahkan untuk sekedar kabur pun tidak bisa dilakukan.
"Fajar" yang termasuk dalam game realitas virtual membuat kecepatan gerak hanya menjadi data referensi. Pemain bisa memilih kecepatan berjalan berbeda, namun secara umum terbagi menjadi tiga tipe - terutama jelas terlihat dalam kompetisi seperti maraton.
Berjalan, joging, kabur. Kecepatan kabur paling tinggi tetapi mengonsumsi stamina fisik paling banyak. Berjalan paling lambat namun bisa memulihkan stamina fisik secara bersamaan.
Joging berada di antara keduanya, pemulihan stamina fisiknya lebih sedikit dibanding berjalan.
Menggunakan kabur langsung memang bisa mencapai daya ledak maksimal dalam waktu dekat, namun stamina fisik terkuras terlalu cepat. Jika berjalan kecepatannya terlalu lambat mudah tersalip. Oleh karena itu, pemain berpengalaman umumnya paham cara mengganti ketiga status ini.
Pada tahap selanjutnya, Lu Li terus mempertahankan keunggulan tanpa pernah mengalami ketertinggalan lagi.
Bahkan jika ada yang meledakkan kecepatan, hanya bisa mendekat sementara pada Lu Li. Setelah stamina fisik habis, kembali ke wujud asli.
Lu Li bahkan tidak perlu bertransformasi macan tutul. Dengan cara mempertahankan stamina fisik ini, dia perlahan-lahan memenangi pertandingan dan menjadi orang pertama yang mencapai titik akhir.
Saat mencapai garis finish, stamina fisiknya habis tepat pada waktunya, menunjukkan pemanfaatan maksimal yang sangat sempurna. Pertandingan ini lebih merupakan verifikasi terhadap hal-hal yang sudah diketahuinya dalam hati daripada sekadar mengalahkan peserta lain.
Tentu saja tidak hanya arena ini yang berlangsung pada periode waktu yang sama, masih banyak arena lain yang berkompetisi secara paralel.
Daya tarik peralatan legenda benar-benar luar biasa. Siapapun yang memiliki sedikit kepercayaan diri tidak akan ragu meluangkan waktu untuk mencoba.
Begitulah sifat manusia - tidak akan menyerah sampai melihat peti mati. Sebelum benar-benar menyaksikan kehebatan para jagoan, mereka cenderung memeluk mentalitas spekulatif, tidak semua orang seperti Elf Air yang menyadari dirinya tak layak menjadi juara.
Tidak semua arena pertandingan dimenangkan oleh Druid.
Penyihir yang menguasai flying spell, Ksatria Suci dengan aura khusus atau ikatan darah dengan mount terbang, penyihir gelap yang memanggil Gargoyle terbang, serta beberapa hewan peliharaan khusus yang mampu memberikan kecepatan secepat angin kepada tuannya.
Lu Li bersikap sangat tradisional dalam pertandingan hari ini.
Karena bahkan satu skill pun tidak dia gunakan, perlu diketahui bahwa kecepatan dari skill dan efek tambahan peralatan tidak akan menghitung stamina fisik secara ekstra.
Setelah menyelesaikan maraton ini, waktu masih pagi. Murid SMA seperti Can Meng, Xiao Ba Jiang, Sesame Paste Tangyuan belum login. Sama seperti Kompetisi Berburu Beruang kemarin, Lu Li hari ini juga memilih ikut game yang sangat maskulin.
Game dalam kondisi virtual hampir menjadi dunia kedua. Perusahaan game mulai dari aspek perancangan, berusaha membuat konten game tidak sekadar leveling dan bertarung di dungeon.
Dari "Natal" hingga Tahun Baru Imlek, hampir setiap hari ada aktivitas.
Tidak ada yang punya energi untuk ikut semua aktivitas, sekalipun semua aktivitas memberikan hadiah.
Game yang dipilih Lu Li hari ini adalah game pembunuhan. Dia bersama ribuan pemain lainnya ditempatkan di sebuah 'kota' dengan gaya modern.
Di "kota" ini terdapat jumlah luar biasa besar penduduk asli, mereka terlihat tidak berbeda dengan pemain, dan memiliki kecerdasan yang hampir setara. Berdasarkan beberapa Thread yang pernah dilihat Lu Li di kehidupan sebelumnya, banyak pemain yang curiga bahwa cukup banyak NPC di sini sebenarnya dikendalikan oleh orang di realitas.
Setelah masuk ke area ini, Lu Li dengan cepat menemukan seorang NPC yang postur tubuhnya mirip dengannya, lalu memukul hingga pingsan.
Anggota malang ini masih memegang roti yang sudah tergigit sebagian di tangannya, sementara tangan satunya membawa tas laptop, persis seperti para pekerja di perkotaan.
Setelah berpakaian rapi dan merapikan rambut, Lu Li mengambil tas laptop dan roti dari tanah. Dengan satu tangan membawa tas laptop dan tangan lain memegang roti, ia berjalan kembali ke trotoar. Tak jauh darinya, seorang pemain yang bingung dikerubungi beberapa NPC, lalu ditusuk hingga tewas.
