Sebenarnya polisi punya banyak taktik untuk memaksa pemain menampakkan wujud asli. Dari yang tertangkap, hanya satu dari sepuluh yang bisa kabur.
Namun hanya karena kalimat tadi, polisi lain salah mengira Lu Li kenal dengan polisi penjual ubi. Alamiahnya mereka tidak akan menggunakan taktik-taktik itu padanya. Beberapa polisi dengan memberikan muka membeli beberapa ubi, lalu melanjutkan pencarian pemain.
Lu Li memanggang ubi dengan penuh keseriusan, sama sekali tidak merasa lega meski polisi sudah pergi.
Hingga detik terakhir game pembunuhan kota benar-benar berakhir, barulah dia memastikan untuk pergi. Orang-orang di sekitarnya kemudian menyaksikan cahaya putih menyelimuti remaja penjual ubi bakar itu, dan dalam hitungan detik berikutnya, tubuhnya telah menghilang tanpa jejak.
Sistem: Selamat! Dengan nilai 363, Kamu meraih gelar juara dalam pertandingan pembunuhan kota. Hadiah: 200 poin okultisme, reputasi tertentu, dan pengalaman tertentu.
Lu Li berdiri di bawah naungan pohon hijau Darnassus, membuka antarmuka poin yang sengaja dirancang untuk pertandingan pembunuhan kota. Di sini tersedia berbagai barang yang bisa ditukar dengan poin: pengalaman, reputasi, peralatan, material, serta beberapa resep dan alat khusus.
Pertama-tama dia melihat material langka, tapi segera melewati bagian ini.
Tidak hanya materialnya biasa-biasa saja, harga penukarannya juga seperti "lubang plot" yang keterlaluan. Dari pertandingan, Lu Li mendapat 363 poin, ditambah 200 hadiah belakangannya, total hanya 563 poin.
Peralatan terbaik di dalamnya adalah level emas, bagi pemain biasa mungkin sudah menjadi kejutan tak terduga, tapi bagaimana mungkin Lu Li tertarik? Jadi peralatan juga tidak dipilih, resep alat pun tidak ada yang benar-benar langka, akhirnya hanya tersisa pengalaman dan reputasi.
Sebenarnya ada banyak cara mendapatkan reputasi, sebagai yang terlahir kembali, dia tidak merasa cemas akan hal ini.
Kalau begitu, 563 poin pengalaman semuanya ditukar.
Tentu saja tidak cukup untuk naik ke level 48, tapi sudah hampir mendekati. Soalnya sebelumnya sudah punya banyak pengalaman, diperkirakan setelah menyelesaikan dungeon Stratholme, level 48 sudah pasti tercapai.
"Fajar" memang seperti ini, high-end player meski tidak setiap hari upgrade tetap bisa berada di depan sebagian besar pemain.
Setelah game pembunuhan kota berakhir, Lu Li segera berkumpul dengan rekan tim untuk bersama-sama menuju Stratholme. Hari ini kebetulan Pedang Penghakiman tidak ada pertandingan, tugas utama mereka tetap masuk dungeon, sebaiknya langsung merebut Pembunuhan Pertama.
Satu dungeon dikerjakan selama dua hari sebenarnya bukan masalah besar. Untuk dungeon dengan tingkat kesulitan lebih tinggi sebelum guide keluar, bahkan perlu membuka lahan baru selama beberapa bulan.
Mungkin karena melihat Pedang Penghakiman mulai merampungkan Stratholme, Tanah Wabah tiba-tiba dipadati oleh ribuan pemain. Peta tak lagi sunyi seperti sebelumnya, namun pemain belum memperoleh keunggulan konklusif. Mayat pemain yang tewas di area liar berserakan di mana-mana.
Untuk menjamin Unit Tentara Bayaran Xinxin bisa memasuki dungeon dengan Kelancaran dan keamanan, Lu Li pun tak berani lengah.
Guild PVP Pedang Penghakiman di bawah pimpinan Fat Monkey tiba lebih dulu di Stratholme, sukses meraih hak penguasaan wilayah ini.
Menguasai area?
Jangan bercanda. Basis pemain "Fajar" sangat besar. Untuk peta besar semacam ini - apalagi peta yang dibagi antara kubu Alliance dan Horde - sama sekali tidak mungkin dilakukan penguasaan area. Kecuali Pedang Penghakiman tidak ingin menyusup lagi dan berencana bermusuhan dengan semua pemain.
Namun, ratusan orang yang dipimpin Fat Monkey sudah cukup untuk meledakkan keamanan tim pembuka lahan baru mereka.
Setelah masuk dungeon, banyak monster kecil yang langsung direfresh, memaksa Lu Li dan kawan-kawan membersihkannya. Untungnya BOSS tidak akan diulang sebelum CD dungeon diperbarui.
Mereka kembali ke posisi wali kota, di mana mayat sudah lama direfresh dan menghilang.
"Semua berkumpul untuk bersiap melewati gerbang ini." Lu Li mengamati rute pergerakan monster di dalam pintu besi. Dia harus memastikan tidak akan memancing kebencian monster begitu masuk.
Pintu besi ini telah menewaskan ribuan pemain karena monster-monster yang terus berkeliaran di dalamnya.
Seringkali, orang yang masuk langsung memancing monster yang berkeliaran. Begitu monster terpancing, masalah terbesar adalah pagar besi di belakang akan langsung turun.
Yang paling parah adalah ketika monster terpancing DAN pagar besi turun, sementara anggota tim yang belum sempat masuk terkunci di luar.
Lu Li pernah mengalami hal ini di kehidupan sebelumnya. Saat itu, anggota tim penyembuh terkunci di luar, sementara beberapa orang di dalam harus menghadapi monster yang terus berkeliaran. Mereka hanya bisa saling memandang penuh air mata melalui celah pintu besi, hingga akhirnya semua yang terjebak di dalam tewas.
Untuk mencegah situasi ini, seluruh anggota tim harus masuk segera. Tugas utama adalah mengamati pola pergerakan monster dan memperlambat waktu masuk ke dalam pertempuran sebisa mungkin.
Dengan panduan Lu Li yang merupakan pemain senior, anggota Unit Tentara Bayaran Xinxin tentu terhindar dari nasib tragis tersebut.
Setelah semua anggota berhasil memasuki pintu besi besar yang kemudian tertutup otomatis karena deteksi monster, Biru Muda Laut Angin langsung menarik aggro monster kecil sementara anggota lain melakukan damage secara teratur.
Saat ini mekanisme "harmonis" dalam game belum sepenuhnya aktif. Model monster masih dibuat cukup realistis.
Monster kecil sebelumnya adalah mayat hidup yang terlihat mengerikan namun masih bisa ditoleransi. Tapi monster di sini bahkan membuat orang enggan untuk sekadar melirik.
Raga mereka terdiri dari berbagai anggota tubuh makhluk hidup yang dijahit secara acak.
Konon, ada jenis mayat hidup yang sering diintimidasi oleh sesama mayat hidup lainnya. Mereka lemah tak berdaya dan minim teknik bertempur.
Mereka mulai mencari cara untuk memodifikasi diri, berusaha mendapatkan postur tubuh raksasa. Mungkin dengan begitu mereka bisa mencapai puncak kehidupan sebagai mayat hidup, mengikuti jejak Arthas menjadi unit mayat hidup tingkat tinggi.
Maka mayat hidup lemah ini mulai menjahit terus-menerus berbagai bangkai mayat ke tubuh mereka. Perlahan postur mereka membesar. Saat menyadari kulit dan daging telah menyatu dengan tubuh, mereka memberi diri nama baru: monster jahitan.
Monster jahitan memang mesin perang ampuh bagi pasukan mayat hidup. Biasanya mereka membawa kait di satu tangan dan senjata berat di tangan lain, mengait musuh lalu menghancurkannya dengan palu.
Ditambah darah tebal dan pertahanan tinggi mereka, waktu dan energi yang dibutuhkan untuk membunuh satu monster jahitan bahkan setara dengan menghabisi satu gelombang monster kecil di luar.
“Geser sedikit ke pinggir, pergi ke sudut dinding itu.” Suara Lu Li terdengar.
“Bagus.” Biru Muda Laut Angin juga menyadari masalahnya - monster-monster di sini terus berkeliaran, sedangkan posisi pintu masuk adalah jalur wajib. Sebelum satu gelombang monster selesai dibunuh, gelombang berikutnya sudah kembali berkeliaran ke sini. Dengan begini jumlah monster akan semakin banyak.
Sedangkan posisi sudut dinding bukan jalur wajib monster. Lu Li dan kawanannya bisa dengan santai membersihkan monster kecil, setelah selesai tinggal menarik satu gelombang lagi.
Sesekali muncul monster patroli tunggal yang dalam game disebut 110. 110 ini sebenarnya tidak sulit dibunuh, yang sulit adalah membunuh mereka sebelum sempat mengeluarkan alarm. Apalagi jika 110 itu bernama Sang Penyembur Empedu - secara visual perutnya yang busuk telah memperlihatkan empedu raksasa yang termutasi.
Monster jenis ini tidak hanya bisa menyemprotkan racun, tapi juga mengeluarkan banyak monster kecil dari perutnya.
Mirip laba-laba, berjejal sangat rapat menyerbu serentak, banyak pasukan yang dihabisi di sini—kecuali ada profesi AOE (sistem grup) yang muncul menyelamatkan situasi, contohnya seorang penyihir kuat yang bisa menggunakan Arcane Explosion.
