Selama invasi Burning Legion ke Lembah Abu-abu, Illidan menyerap energi dari artefak suci kuat bernama "Tengkorak Gul'dan", berubah menjadi makhluk berwujud iblis dengan tenaga dahsyat, serta mendapatkan sebagian kenangan Gul'dan terutama tentang makam Sargeras.
Setelah itu, Dia bertemu Kil'jaeden. Iblis ini menangkap mahakaryanya - Raja Lich Ner'zhul yang menjadi terlalu kuat untuk dikendalikan, lalu memerintahkan Illidan untuk mengakhiri Ner'zhul.
Sebagai syarat transaksi, Illidan akan mendapatkan tenaga dahsyat dan posisi di jajaran pemimpin Burning Legion.
Illidan yang tanpa prinsip langsung menyetujui rencana ini dan segera memulai persiapan menghancurkan Takhta Es yang memenjarakan jiwa Raja Lich. Dia membutuhkan artefak suci perkasa, lalu memanggil Naga dari sarang gelap di laut dalam untuk mencari pulau yang hancur dimana makam Sargeras legendaris berada.
Illidan berhasil mencuri Mata Sargeras dan tiba di Dalaran, memanfaatkan perangkat energi di kota tersebut untuk memperkuat efeknya.
Satu mantra membinasakan yang dilemparkannya menghancurkan pasukan pertahanan Raja Lich dan membelah tulang punggung alam semesta, namun di momen terakhir dihentikan oleh Malfurion dan calon imam Tyrande yang datang membantu Maiev.
Yaitu kakak dan saudari iparnya sendiri, orang malang ini sepertinya tak pernah disukai siapapun.
Bagaimanapun, Illidan menciptakan Ratu Sylvanas, Ksatria Kematian, serta banyak lainnya yang lepas dari kendali Raja Lich - meski tak ada yang berterima kasih padanya.
Saat Raja Lich kehilangan kendali atas Ksatria Kematian, para pendukung setianya ini membalas teror dan tekanan kejam yang pernah mereka alami di bawah kendalinya.
Selain itu, para Ksatria Kematian menyadari mereka tak memiliki tujuan maupun Tak Berumah.
Satu per satu mereka memasuki wilayah kekuasaan manusia, mencari rekan baru.
mengasah serangan mereka, darah memperkuat raga mereka, bentuk immortalitas sempurna memungkinkan amarah jahat mereka meledak dalam pertempuran sengit.
Mata Ksatria Kematian telah menyaksikan ribuan kekejaman. Musuh yang berani menatap mata ini akan merasakan kehangatan tersedot dari tubuh mereka, digantikan oleh dinginnya baja.
Ksatria Kematian bertempur jarak dekat dengan musuh, memperkuat senjata menggunakan sihir kegelapan, melukai atau melemahkan lawan dengan kekuatan jahat.
Baron Rivendare adalah Ksatria Kematian generasi kedua yang khas, namun lebih khusus. Berkat dukungan Kel'Thuzad - figur penting kedua pasukan mayat hidup, statusnya jauh melampaui Ksatria Kematian biasa.
"Bahkan Lu Li pun tidak tahu, bahwa suatu hari nanti, mantan penguasa Stratholme ini akan membunuh anaknya sendiri di sini, menyerahkan tanah warisan ini kepada sang anak yang dihidupkan kembali sebagai Ksatria Kematian baru, sementara dia memulai perjalanan Ksatria baru, menggantikan Aleksandros Mograine, dan bersama Sir Zeliek, Pangeran Wanita Blaumeux, serta Lord Korth'azz membentuk Empat Penunggang Kiamat!"
"Saat ini dia masih hanya BOSS level 50, duduk menyendiri di Stratholme, memimpin pasukan mayat hidupnya berperang ke mana-mana."
"Tentu, takdirnya di masa depan adalah bertaruh nyawa melawan para pemain yang mengincar kuda perang maut di bawah kendalinya. 'Penjajah, pergilah dari tanah warisanku!' Tapi yang akhirnya pergi selalu Yang Mulia Baron, seiring kuda perang maut yang semakin diburu, Baron Rivendare semakin terhina."
"Sial, monster kecil ini ternyata memberi darah tambahan ke BOSS!"
Sebagai komandan persiapan perang di sebuah Area, tak diragukan lagi Baron Rivendare memiliki serangan tinggi, darah tebal, dan skill banyak. Setelah susah payah menguras sedikit darahnya, semua orang baru menyadari dia memanggil enam monster kecil kerangka sekaligus. Monster-monster itu justru menyerang BOSS alih-alih pemain.
Tepat saat semua bingung apakah ini pertikaian internal, HP BOSS tiba-tiba melonjak drastis seiring kerangka-kerangka yang berantakan.
"Apa perlu seekstrim ini sih." Biru Muda Laut Angin yang terkena Pukulan Mematikan terpaksa mengaktifkan keringanan damage. Kini dia mengidap fobia BOSS, selalu merasa sang BOSS mencari-cari cara untuk menyiksanya.
"Nanti perhatikan pembersihan kerangka kecil. Huahua dan Tang Yuan bertanggung jawab utama untuk monster kecil, langsung hancurkan begitu muncul." Lu Li berkata dengan tenang.
Baron Rivendare dalam pertarungan jarak dekat dapat menggunakan Pukulan Mematikan dan Serangan Beruntun. Untuk jarak jauh, dia mempelajari Panah Bayangan dari Ahli Nekromansi Kuil Kutukan. Selain itu, keahlian utamanya adalah memanggil hamba-hamba undead. Menggunakan Kontrak Maut pada makhluk undead ini dapat memulihkan stamina fisiknya.
Pukulan Mematikan adalah skill andalan kelas prajurit. Kerusakan yang dihasilkannya sebenarnya tidak fatal. Efek paling berbahaya bagi MT adalah Luka Fatal yang menyertai pukulan ini.
Luka Fatal akan menyebabkan luka berat pada target, mengurangi semua efek penyembuhan yang diterima menjadi setengah. Artinya, Hujan Maret yang biasanya bisa menyembuhkan 400 HP Biru Muda Laut Angin, sekarang hanya menghasilkan efek 200 HP. Efek ini bertahan selama 10 detik penuh.
Hamba undead ini sengaja dipanggil untuk regenerasi darah. Mereka memiliki Kecepatan Gerak tinggi dan kemampuan regenerasi darah yang cepat, membuat banyak pemain yang pertama kali menghadapinya menjadi tidak berdaya.
Namun, semua ini tidak berguna bagi Lu Li.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Lu Li memiliki lebih dari tiga ratus panduan tentang anggota ini, dengan solusi spesifik untuk setiap tahap dan skill-nya.
Bisa dibilang ini adalah BOSS paling membuat frustrasi dalam pertempuran Stratholme. Semua jebakan yang dirancang tim desain game hancur berantakan oleh taktik Lu Li, baik yang disengaja maupun tidak. Bahkan jika ada yang memantau pertempuran mereka——Fajar mutlak tidak memiliki sistem pantauan seperti ini——mereka hanya akan mengira regu ini memiliki hoki luar biasa.
"Minum air suci." Air suci Stratholme yang sudah dipersiapkan sejak awal memainkan peran besar di sini, membuat amuk arwah kematian Baron Rivendare sama sekali tidak berguna.
Amuk arwah kematian ini mirip dengan skill amuk. Bahkan Main Tank utama dari serikat besar sekalipun belum tentu bisa tahan. Tapi begitu menggunakan air suci Stratholme, kerusakan yang ditimbulkan bahkan lebih rendah dibanding sebelum masuk fase amuk.
Sebenarnya Lu Li masih punya beberapa cara lain untuk menangani amuk arwah kematian, hanya saja semuanya cukup merepotkan. Beberapa bahkan membutuhkan alat di luar dungeon.
“Mari kita bela kejayaan dengan darah!”
Setelah perang panjang belasan menit, Unit Tentara Bayaran Xinxin akhirnya berhasil memaksa Baron Rivendare masuk ke Fase P3. Di belakangnya muncul bayangan samar berbentuk Ksatria Suci - atau mantan Ksatria Suci yang kini berubah menjadi Death Knight.
Death Knight-Death Knight ini maju dalam formasi pasukan kuda yang menyerbu, barisan demi barisan terus muncul selama beberapa menit.
Bayangan ini bisa menyebabkan kerusakan besar saat menabrak pemain. Meski dampak satu tabrakan terbatas, serangan beruntun ini tak tertahankan. Dengan taktik konvensional, pengurangan anggota tim pasti terjadi di sini.
Beruntung ada Lu Li, makhluk bak bug ini menyelesaikan masalah yang membuat pusing itu dengan metode sederhana.
Chapter 907 Tewas Dihantam Guide
Lu Li mengatur empat orang di baris pertama, tiga di baris kedua, dua di baris ketiga, dan satu di baris keempat - total sepuluh orang dengan posisi tepat.
Ketika orang di barisan depan limbung, mereka bisa mundur ke barisan belakang untuk beristirahat. Sementara itu, orang dari barisan belakang maju ke barisan pertama untuk menahan serangan. Dua teknisi tidak perlu menahan serangan, cukup fokus menjaga darah semua anggota tim.
"Guide ini terlalu mentah, sama sekali tidak ada keahlian teknisi." Piao Ling tak tahan mengolok. Menurutnya bahkan anak tiga tahun pun tahu cara melakukannya.
"Yang sederhana belum tentu mudah dipikirkan. Orang cenderung suka merumitkan masalah." Level Lu Li dan kawan-kawan masih terlalu rendah. Banyak metode di guide yang tidak cocok, hanya cara aman tanpa efek samping racun ini yang bisa dipakai.
Strategi yang tampak kekanak-kanakan ini, tanpa kehadiran Lu Li, baru akan terpikir oleh seseorang yang "mendapat pencerahan" sebulan kemudian.
"Kehidupan itu sendiri tidak bermakna. Hanya maut yang bisa memberimu pemahaman tentang kebenaran mutlak kemanusiaan..."
Pertempuran berkepanjangan membuat Baron Rivendare kehilangan citra bangsawannya. Namun kata-kata penuh hikmah masih mengalir dari mulutnya.
"Bertahan melewati satu gelombang ini, pada dasarnya situasi sudah terkendali. Satu-satunya masalah selanjutnya adalah mount-nya juga ikut bertarung. Lu Li menyuruh Piao Ling menahan mount tersebut, sementara anggota tim lainnya terus memberikan damage kepada Baron Rivendare. Mount itu segera terselesaikan dengan serangan terpusat."
"Dengan ini, BOSS terkuat di Area Mayat Hidup akhirnya tertundukkan secara tuntas. Meskipun di akhir memang terjadi Amuk, hanya dua anggota tim yang mengalami pengurangan."
"Agar mereka mendapatkan pembagian EXP, Lu Li tetap menarik (raise) mereka meskipun sudah ada cukup personel untuk mengalahkan BOSS."
"Sesungguhnya, terkadang maut adalah kedamaian terbaik..."
"Selamat tinggal, Azeroth!"
"Kilatan arwah kematian di mata Baron Rivendare perlahan padam. Bangsawan arwah yang berwibawa ini kembali menemui kematiannya. Meskipun tak lama lagi dia akan patuh pada kekuatan Raja Lich dan bangkit kembali, hal itu sudah tidak ada hubungannya dengan Lu Li dan kawan-kawan hari ini."
Beberapa kalimat sebelum mati ini membuat hampir semua orang memaafkan kemerosotannya, sayangnya ini tidak cukup untuk membiarkannya lolos.
Hua Di Li Qing naik ke level 47, sementara Lu Li masih kurang sedikit pengalaman. Tampaknya harus mengalahkan beberapa anggota di Area Berdarah baru bisa mencapai level 48. Namun yang beruntung, dia dan Sesame Paste Tang Yuan kali ini berdua mendapatkan skill point.
Sekarang tinggal minum sup dan makan daging - semua tergantung apa yang bisa diraih Can Meng.
Ada fenomena aneh: justru orang lain tidak secemas Lu Li. Lu Li yang biasanya selalu tenang sekarang menunjukkan ekspresi jelas, sementara yang lain malah lebih terkendali daripada sebelumnya.
Sebenarnya kalau dipikir-pikir lagi cukup mudah dimengerti.
Baron Rivendare terlalu mudah dikalahkan. Siapa sangka boss level 50 bergelar mentereng ini bisa dijatuhkan sekali langsung? Setidaknya performanya jauh lebih buruk dibanding dua bos sebelumnya dalam panduan, jadi di bawah sadar mereka sama sekali tidak mengira anggota ini bisa mengeluarkan barang bagus.
Mengenai mount, Lu Li sebelumnya sudah memberikan beberapa peringatan.
"Bian bian bian..." Can Meng berakting lucu dengan ekspresi wajah, gerakan, dan dialog, menarik sebilah pedang dari tangannya.
"Jangan-jangan ini peralatan legenda!" teriak Biru Muda Laut Angin. Sejauh ini dungeon ini hanya mengeluarkan peralatan Emas Gelap, belum pernah ada yang legenda. Meski BOSS dungeon memang tidak sehebat BOSS liar, tapi ini kan Pembunuhan Pertama.
Lu Li juga bersemangat, karena Pedang Rivendell milik Baron Rivendare memang termasuk peralatan legenda dengan statistik yang bagus dan desain yang sangat keren.
Para pemain yang datang ke sini untuk mengulang mount setidaknya masih mendapat hadiah hiburan jika tidak dapat mount tapi dapat pedang. Beberapa bahkan terus mengulang meski sudah mendapat Kuda Perang Maut, demi mendapatkan pedang ini juga.
Tapi, Lu Li segera menepis pikiran gembira itu.
Ini memang pedang yang dihasilkan Baron Rivendare, tapi bukan Pedang Rivendell.
Pedang ini termasuk kategori pedang satu tangan, bilahnya lebih ramping dan tidak memiliki kilatan transparan dalam seperti Pedang Rivendell. Dari segi penampilan visual saja sudah beda seratus ribu li, apalagi properti statistiknya yang lebih lemah beberapa level.
"Pedang Tulang Besi, cuma peralatan Emas Gelap, pedang satu tangan. Ada yang mau?" tanya Can Meng.
Sebenarnya benda ini cukup bagus, mengingat statusnya sebagai peralatan Emas Gelap dengan efek tambahan yang masih layak. Hanya saja harapan semua orang tertuju pada peralatan legenda, jadi yang ini terasa kurang memuaskan.
Banyak pengguna pedang satu tangan di grup, tapi setelah bertanya ke semua orang ternyata tidak ada yang berminat.
Memaksakan bukanlah kebiasaan baik. Lu Li memutuskan untuk menyimpan peralatan ini dan nanti akan membuangnya ke Gudang Serikat untuk dikonversi menjadi poin yang akan dibagikan ke semua anggota.
Peralatan Emas Gelap saja sudah lewat, apa lagi yang bisa diharapkan dari loot berikutnya? Semua mulai kehilangan antusiasme.
“Celana Guwu, Emas Gelap... Set armor!” Can Meng segera bersemangat. Dengan penglihatannya sekarang, tak sulit baginya melihat nilai set armor Emas Gelap. Benar saja, begitu mendengar kata "set armor", semua orang langsung berkerumun.
“Untuk profesi apa? Apakah untukku?” Biru Muda Laut Angin juga ingin memiliki set armor.
“Set Keberanian untuk Prajurit yang diawali dengan 'bertarung', lupakan saja niatmu. Guwu adalah set armor Penyihir Gelap.” Lu Li langsung menjelaskan: “Prajurit pakai Set Keberanian, Pastor pakai Set Kesalehan, Ksatria pakai Set Penuangan Cahaya, Pemburu pakai Set Pemburu Binatang Buas, Shamans pakai Set Elemen, Druid pakai Set Hati Liar, Penyihir pakai Sarjana...”
Ini adalah set armor yang tidak dirahasiakan, sering disebut-sebut oleh NPC dan beberapa buku bahkan menggambar desainnya.
“Terima kasih Meng Meng.” Sesame Paste Tangyuan dengan gembira menerima komponen set armor ini, lalu menyerahkan patuh dua puluh koin emas.
Jangan berpikir pemberian koin emas yang sering ke Can Meng tidak masuk akal. Sebenarnya banyak pihak luar yang mengundang Can Meng si jago untuk meraba mayat. Minggu lalu dengan persetujuan Lu Li, Can Meng membantu Paviliun Hujan Ringan membunuh boss level 50 di sebuah pulau. Hasil meraba mayat menghasilkan satu legenda dan tiga Emas Gelap. Sesuai perjanjian, Paviliun Hujan Ringan membayar Pedang Penghakiman sebanyak 1.600 koin emas.
Bahkan jika keluar dari Pedang Penghakiman, selama Can Meng mau meraba BOSS untuk orang lain, dia bisa menjadi orang kaya.
Terlalu banyak serikat yang menariknya, bahkan ayah dan ibu nya sering mendapat gangguan. Banyak di antaranya adalah partner bisnis.
"Batu Sintetis, damage sihir +5%." Item berikutnya juga barang bagus. Meski bonusnya kecil, ini meningkatkan seluruh damage. Jika tidak membawa senjata sihir di atas Emas Gelap, akan merasa malu menggunakan batu sebaik ini.
“Skill book, bernama 《Darah Dingin》.” Can Meng mengeluarkan barang keempat. Kecuali Hua Di Li Qing yang berprofesi Mage, anggota lain layaknya balon yang kempes.
Darah Dingin, Instan: Meningkatkan kecepatan mantra sebesar 20% dan kebal terhadap efek penundaan mantra, bertahan 20 detik, waktu tunggu tiga puluh menit, level terkini 0/5.
Termasuk skill bertipe letusan yang cukup bagus. Fungsi utamanya bisa diaktifkan saat banyak monster kecil atau ketika BOSS dalam serangan grup, sehingga menghindari kesalahan mantra dan delay pelepasan akibat serangan musuh.
