Ksatria tua jelas tidak sesederhana penampilannya.
Dalam Pertempuran Brotherhood Kuda Besi tahun itu, setelah Lothar terbunuh, semua anggota Brotherhood menjadi gila. Mereka beramai-ramai menyerbu musuh tanpa mempedulikan nyawa, hingga kesatria elit terkuat Stormwind ini nyaris punah.
Fakta bahwa ksatria tua bisa bertahan dengan tubuh utuh (selain faktor hoki) jelas membuktikan dirinya adalah Ksatria Suci yang kuat.
Yang Tak Berwajak itu menjerit keras saat terkena serangan cahaya suci.
Meski kerusakan tidak signifikan, tapi dia sangat membenci cahaya suci. Samuelsson yang entah dengan metode apa berubah menjadi makhluk ini langsung mengamuk habis-habisan.
Ksatria tua terpental seperti bola karet yang dihujamkan ke segala arah.
“Lihat apa lagi, cepat datang bantu.” Dia terpaksa menurunkan harga diri untuk meminta bantuan Lu Li. Meski kekuatan Lu Li tidak dianggapnya, tapi sekadar mengganggu dari samping sudah lebih dari cukup. Koordinasi saat mengalahkan barusan membuatnya merasa pencuri juga punya gunanya.
“Baiklah, seperti keinginanmu.” Lu Li mengencangkan pisau belati, maju dengan gigih.
Benda ini levelnya pasti sangat tinggi, ditambah status transformasi, Lu Li meragukan apakah bisa bertahan satu putaran. Mayat penjaga yang berserakan di aula adalah buktinya.
Setiap penjaga yang bertugas menjaga istana ini lebih kuat dari Lu Li.
Tapi mungkin status Yang Tak Berwajak sedang melemah. Serangan menyergap Lu Li tidak berefek, tapi Serangan Bayangan berikutnya memberi imbalan kerusakan dua digit.
Jadi banyak antagonis mati karena kebodohan mereka sendiri.
Mungkin karena pekerjaan sebagai agen rahasia terlalu menekan, saat musim panen tiba, ia tak tahan untuk berbagi capaian kerjanya beserta keringat perjuangan yang telah dikeluarkan.
Mayor Samuelsson tampaknya lebih parah lagi. Pemuda ini penuh ide brilian, sinis terhadap dunia. Alasan bergabung dengan Gereja Palu Senja di Silithus bukan karena takut mayatnya hancur lebur setelah Penghakiman Senja, tapi karena menganggap bangsawan penguasa sekarang telah membusuk.
Segala yang dilakukannya adalah untuk negara dan rakyat.
Karena itu ia harus menyampaikan: tak hanya membunuh raja secara fisik, tapi juga menghancurkan semangat sang raja hingga ke akar-akarnya. Hasilnya, imannya sendiri akan terangkat ke tingkat lebih tinggi dan semakin teguh.
Harus diakui, Mayor Samuelsson adalah bakat yang terpendam, jenis yang dimiliki namun tak diakui.
Dalam badai pasir Silithus selama sepuluh tahun, dia semakin menerima pencucian pemikiran sekte Twilight, menjadi salah satu dari sedikit yang bisa memanggil Yang Tak Berwajak untuk merasuki dirinya.
Begitu keyakinannya semakin kokoh, dia yakin bisa menjadi juru bicara sejati Dewa Kuno di dunia ini.
Kitab Suci menyatakan: Semua yang beriman yang dikorbankan dalam prestasi besar akan terlahir kembali di dunia baru, mereka akan dibentuk kembali oleh Dewa-Dewa Kuno, mendapatkan kekuatan sejati yang melampaui daging, wujud, kehidupan-kematian, dan keterbatasan manusia biasa!
Sayangnya, segalanya dihancurkan oleh dua serangga kecil yang hina.
"Samuelsson, menyerahlah." Raja di takhta terlihat lelah: "Asal kau pergi sekarang, aku jamin nyawamu selamat."
Lu Li mengerutkan kening, tidak mengerti maksud raja. Bagaimana mungkin seorang penguasa kerajaan bisa bersikap seperti ini? Sebenarnya dia cukup khawatir kalau Yang Tak Berwajak ini kabur. Meski tidak sering bertemu Raja Varian, tapi dia dengar sang raja dikenal sebagai penguasa yang tegas.
Raja Varian yang hidup berpindah-pindah sejak kecil dan tinggal di negeri orang, meski khawatir Yang Tak Berwajak terus melakukan pembunuhan di Stormwind, seharusnya tidak membuat janji seperti ini.
Di mana harga diri kerajaan?!
Sebenarnya harga diri kerajaan sama sekali tidak ada hubungannya dengan Lu Li. Dia hanya khawatir kalau melepaskan Samuelsson, apakah tugasnya akan dianggap gagal.
"Kalian para bangsawan hina! Suatu hari nanti akan berlutut memohon ampun di hadapan penghakiman api, sementara aku akan bangkit kembali dari Abyss, mendapatkan kehidupan abadi dan kejayaan!" Kekhawatiran Lu Li ternyata berlebihan. Para fanatik agama seperti mereka, bagaimana mungkin menyerah di saat seperti ini.
Dan dia masih belum menyerah, sang Ksatria veteran yang bertarung dengannya juga mulai memasuki keadaan lemah setelah melakukan satu gelombang serangan.
Keduanya tak lagi seperkasa di awal pertarungan, justru Lu Li yang lincah seperti kutu berhasil mengubah situasi. Taktiknya yang tiada habis membuat Mayor Samuelsson Sang Tak Berwajah semakin frustrasi.
Yang lebih fatal adalah saat kondisinya semakin lemah, Lu Li tiba-tiba berhasil melancarkan Pukulan Pahat yang memukul pingsannya - meski hanya 0,5 detik, jeda sepersekian detik ini memberi celah bagi sang Ksatria veteran untuk menemukan inisiatif serangan.
Pedang ksatria menyambar celah pertahanan dengan tangkisan vertikal, langsung menghancurkan satu tentakel sang Tak Berwajah.
Makhluk itu menjerit meraung dengan suara yang membuat bulu kuduk merinding. Rasa sakitnya terlihat nyata, meski belum jelas tentakel-tentakel ini berasal dari bagian tubuh mana Samuelsson. Mungkin akan terjawab saat dia memulihkan wujud aslinya.
Manfaatkan kelemahan musuh untuk menghabisi nyawanya. Baik Lu Li maupun sang Ksatria veteran sama-sama menangkap kesempatan ini.
Keduanya kembali mengeluarkan seluruh kekuatan mereka. Sayangnya Waktu Tunggu Buku Ur milik Lu Li terlalu panjang, dan sudah digunakan di dungeon hari ini.
Jelas terlihat pertahanan Mayor Samuelsson sang Yang Tak Berwajak semakin melemah. Meski sebelumnya berhasil membunuh banyak penjaga dan melukai parah raja tanpa cedera, kini luka baru terus bermunculan di tubuhnya.
Asyiknya ada yang tahan monster! Lu Li meminum ramuan penyembuhan untuk memulihkan HP yang terkikis akibat serangan menyebar.
Mode bertarung melawan BOSS seperti ini paling disukainya - asalkan bisa dapat pembagian XP dan trofi.
"Serahkan dia padaku, kamu cepat periksa kondisi raja..." Kalimat tak bermoral itu meluncur saat HP Mayor Samuelsson tinggal kulit darah, bahkan tak mampu berdiri tegak.
Susah payah mengalahkan lawan, mana mungkin mau berhenti saat sudah di ujung kemenangan!
Tapi begitu mendengar kata "raja", ksatria tua yang setia dan patriotik itu langsung meninggalkan Yang Tak Berwajak. Raja sudah lama tidak bersuara, melihat matanya terpejam jangan-jangan dia sudah tewas.
Tentu saja raja tidak tewas, dia hanya sedang memejamkan mata untuk beristirahat.
Ksatria veteran melihat darah masih mengalir dari raja, segera mengeluarkan ramuan penawar racun dan perban lalu sibuk merawat sang raja.
Sementara di sisi Lu Li justru menderita, unta kurus tetap lebih besar dari kuda. Dia yang melihat ksatria tua dengan mudah menghadang Yang Tak Berwajak, giliran dirinya sendiri malah dibuat pusing oleh angka-angka kerusakan CRIT yang terus muncul.
Keringanan damage, hanya dengan pengurangan damage dia bisa bertahan nyaris-nyaris.
Untungnya Kecepatan Gerak dan kecepatan serangan Yang Tak Berwajak turun drastis. Ketika Lu Li tidak mampu menahan, dia mundur sedikit. Ditambah cara regenerasi darahnya cukup banyak, sehingga nyaris tidak mati diterjang Yang Tak Berwajak.
"Perlu bantuan?" Ksatria veteran yang telah selesai mengobati Raja Varian tidak gegabah turun tangan, jelas melihat meski Lu Li kewalahan setidaknya tidak dalam bahaya jiwa untuk jangka pendek.
"Tidak perlu, aku bisa sendirian." Lu Li segera menolak.
Bercanda, jika ksatria veteran turun campur pasti dia tak akan dapat sepotong tulang pun.
