Setelah berpisah dengan Elf Air, Lu Li hampir harus memasuki arena pertandingan.
Pertarungan melawan Bintang hari ini, Pedang Penghakiman masih memiliki kekuatan yang cukup untuk menyaingi lawan.
Serikat peringkat 10 Bintang, yang pernah memperebutkan gelar raja game dengan Ibu Kota Kejayaan, perlahan merosot karena pemimpin sebelumnya memilih jalur elit dan meremehkan turnamen kecil masyarakat.
Bintang saat ini hanya memiliki Musè sang Penyihir sebagai pemain bintang, namun cukup banyak personel berkualitas atlet esports.
Transisi dari pemain high-level ke atlet esports membutuhkan peluang - cukup ada klub yang mau "menandatangani"mu. Sedangkan dari atlet ke pemain bintang, yang dibutuhkan adalah pengakuan formal publik. Lu Li dan Hujan Maret dianggap pemain bintang justru karena hasil pengakuan ini.
"Bintang pernah termasyhur dengan taktik Tianxia, sayang kehilangan Chu Shi. Kini hanya tinggal Musè yang sulit menopang, tapi jangan remehkan taktik mereka," kata Baba Kucing dalam mobilisasi pra-pertempuran.
Sejak Baba Kucing mengikuti putrinya bergabung dengan Pedang Penghakiman, dia menjadi satu-satunya pelatih kepala di sana.
Biasanya dia melatih pengetahuan terkait esports kepada pemula seperti Luo Ying Hui Yi dan Hujan Maret, mengajari mereka metode pelatihan sistematis. Saat ada pertandingan, dia selalu mendampingi tim. Di bawah arahan-nya, formasi tim Pedang Penghakiman kini menjadi semakin misterius. Setidaknya, sudah tidak realistis lagi menjebak mereka di ring pertandingan.
Perubahan paling mencolok sebenarnya terlihat pada pertandingan tim.
Seperti pepatah "memiliki kakek di rumah bagaikan harta karun", cukup dengan mengetahui serikat lawan, Baba Kucing langsung bisa merancang strategi yang tepat.
Ini adalah kemampuan yang bahkan Lu Li dengan kekuatan terlahir kembalinya pun tak mampu menyaingi.
Prajurit Vincent tampil, disusul Penyihir Gelap Mao Mao Ai Chi Rou naik panggung.
“Aku sudah tahu mereka akan mengeluarkan prajurit. Meski penampilan kalian sebelumnya terlalu kaku, setidaknya berhasil menciptakan ilusi bagi lawan bahwa yang muncul pasti antara Lu Li atau Moonlight. Mereka ingin menggunakan prajurit untuk menyentuh Lu Li si pencuri ini.” Baba Kucing berkata dengan nada sedikit berbangga.
“Kenapa tidak terus seperti ini? Saat bertemu Ibu Kota Kejayaan nanti, bukankah kita bisa menggali lubang plot untuk mereka?” Fat Monkey terlihat bingung.
“Menggali lubang plot apa?! Taktik kecil begini bisa menjebak siapa? Kekuatanlah yang terpenting!” Baba Kucing menepuk kepala sang pemuda. Di matanya, anak-anak muda ini masih murid-murid.
Tingkat kemampuan Vincent cukup baik, meski masih kalah dibanding para prajurit besar yang berdiri di puncak legenda.
Sayangnya dia menghadapi penyihir gelap. Dalam kondisi saat ini, prajurit yang bertemu penyihir gelap nasibnya lebih buruk daripada bertemu penyihir biasa.
Saat Mao Mao Ai Chi Rou menjatuhkan lawannya, darahnya masih tersisa hampir setengah.
Kemudian lawan keduanya adalah pencuri Niu Dandan. Pertarungan antara penyihir gelap dan pencuri sangat bergantung pada hoki dan teknik. Niu Dandan terkenal dengan kemampuannya menyaingi, sementara Mao Mao Ai Chi Rou masih muda dan kurang pengalaman. Akhirnya Niu Dandan berhasil menangkap kesempatan dan mengirimnya keluar panggung kecil.
"Bagus, Lu Li maju." Baba Kucing mengangguk.
Kemunculan Lu Li mengubah pertarungan ini menjadi perang saudara antar pencuri.
Hanya beberapa pencuri yang punya kesempatan mengalahkannya, dan Niu Dandan bukan termasuk di antaranya. Dengan Samaran yang Diperkuat, Niu Dandan sama sekali tidak mendapat inisiatif serangan. Saat tewas, HP Lu Li masih penuh.
Musè yang menyaksikan seluruh proses ini memiliki ekspresi suram seperti air tergenang.
Penonton hanya merasa Lu Li tetap perkasa seperti biasa, bahkan komentator hanya menekankan kesenjangan antara Lu Li dan Niu Dandan, menganalisis teknik dan pergerakannya dengan cara yang membosankan.
Musè justru merasa dirinya benar-benar meremehkan Lu Li, atau bisa dikatakan kemajuan Lu Li telah melampaui imajinasinya. Dia mengira Niu Dandan setidaknya bisa menguras sepertiga HP Lu Li, padahal peralatan yang dipakai Niu Dandan sama sekali tidak kalah dengan pemain bintang.
Serikat Bintang bagaikan kuda kurus yang tetap lebih besar dari kuda biasa. Bagaimana mungkin puluhan tim elit guild tidak sanggup menanggung satu pencuri top?
Tidak diragukan lagi, dalam waktu dekat ini Lu Li mungkin telah mendapatkan peralatan bagus lagi.
Lawan berikutnya Lu Li adalah Zixin Hai dari profesi pemburu dengan rambut ungu. Ini adalah pemain baru yang muncul membawa hewan peliharaan langka bisa terbelah, menyebabkan beberapa masalah dan menguras sepertiga HP Lu Li. Namun akhirnya berhasil dikendalikan dan dikalahkannya.
Selanjutnya yang maju adalah Kan Wo Qishier Bian, berprofesi sebagai Ksatria Suci.
Banyak klub mulai melatih Ksatria Suci untuk melawan Pencuri dan Penyihir, karena Ksatria Suci dengan peralatan bagus tidak hanya memiliki daya ledak yang tidak kalah dari Prajurit, tapi juga kemampuan pemulihan yang kuat.
Lu Li menggunakan Teh Manis Pamela, HP-nya langsung pulih 30%, sehingga kerusakan tadi hampir terisi penuh kembali.
Penonton yang tidak menyukai Lu Li langsung mengeluarkan siulan, Nima ini benar-benar mengganggu orang!
Lu Li memang agak tidak menyukai profesi armor plat, kombo serangannya sama sekali tidak bisa mengurangi banyak darah lawan. Setelah skill kontrolnya habis, dia harus melakukan transfer strategis. Sebaik apapun peralatannya, tetap saja hanya zirah kulit. "Fajar" tidak akan membiarkan zirah kulit bertahan dari serangan plate armor dengan selamat.
"Potong Aku 72 Kali" mengadopsi gaya Raja Pengasah, menggabungkan serangan dan pertahanan tinggi, plus beberapa skill pemulihan yang bagus.
Karena itu, kali ini pertarungan Lu Li agak sulit.
"Bagaimana cara melawan yang seperti ini?" Fat Monkey bertanya kepada instruktur di bawah panggung.
Baba Kucing mengelus janggut yang sengaja dibiarkannya, berkata dengan nada meremehkan: "Sebenarnya tipe Raja Pengasah seperti ini justru paling mudah dikalahkan. MP mereka selalu menjadi kelemahan serius, dan terkadang kamu juga tidak perlu takut duel sihir dengan mereka. Ofensif mereka sama sekali tidak bisa menjadi ancaman berarti."
"Tapi Lu Li sudah kehilangan setengah HP-nya lho." Fat Monkey masih belum sepenuhnya paham.
Di atas panggung, Lu Li memang mulai terdesak. HP-nya sudah terkuras habis-habisan, sementara lawannya terus menyembuhkan diri selama bertarung, hingga saat ini masih menyisakan hampir delapan puluh persen HP.
"Tahukah kamu bahwa ksatria ini melakukan kesalahan terbesar?" Baba Kucing mulai mendidik Fat Monkey dengan nada serius.
“Paman, janganlah membuat penasaran. Mengapa aku merasa Lu Li hampir kalah?” Fat Monkey yang memang berwatak gegabah terbiasa dengan frontal serangan gencar. Menang ya menang, kalah ya kalah, mana paham liku-liku jalan berliku ini.
“MP-nya habis. Menurutmu kenapa dia pakai serangan biasa?” Baba Kucing menunjuk ke arena.
Khan Wo Qishier Bian benar-benar mengalami situasi canggung. Baru sekarang dia sadar kesalahannya: seharusnya tidak berambisi menang.
Persis seperti ramalan Baba Kucing, andai sejak awal dia bertekad mati-matian melawan Lu Li, mungkin bisa menyebabkan ancaman. Karena terobsesi mengalahkan Lu Li untuk mendapat ketenaran, dia malah sambil menyerang terus menyembuhkan diri.
Alhasil, pengeluaran MP-nya jadi berlebihan.
Ksatria memang profesi dengan MP terbatas. Tanpa MP bagai harimau ompong. Di bawah serangan gila Lu Li, waktu tahanannya hampir bisa dihitung per detik.
Darah delapan puluh persen pun tidak akan berarti apa-apa.
Satu set skill Lu Li memang tidak bisa membunuhnya, tapi set skill kedua akan berakhir "dengan mudah".
Hanya mengandalkan efek pemulihan MP itu, Ksatria Suci sampai mati pun tidak bisa mengumpulkan cukup MP untuk satu skill.
