Mao Mao Ai Chi Rou tidak menghalangi prajurit yang kabur, dia hanya memberikan status HP terus terkuras pada prajurit itu, membuatnya berpotensi tewas tanpa serangan lanjutan jika tidak segera mencari tempat regenerasi darah.
Dia mulai beralih melawan pemburu. Kenyataannya, sejak awal dia tak pernah berniat mempertahankan kedua orang itu.
Mungkin transformasi iblis membuat penonton - bahkan prajurit dan pemburu - tercipta ilusi bahwa Mao Mao Ai Chi Rou bisa 1 vs 2, sampai-sampai mereka tidak menyadari sang kucing sudah di ujung tanduk.
Andai prajurit tidak kabur, membuka keringanan damage dan bertahan sampai akhir sambil membiarkan pemburu memberi damage pada Mao Mao Ai Chi Rou, mungkin akhir hari ini akan berbeda.
Efek samping transformasi iblis adalah Armor Mao Mao Ai Chi Rou berkurang setengah. Meski sekarang peralatannya bagus, tetap tidak sanggup menahan serangan frontal dua orang, apalagi ada hewan peliharaan pemburu yang terus-menerus menggaruk-garuk di sisinya.
Sekarang prajurit kabur, dia punya energi cukup untuk menyelesaikan pemburu.
Saat dua lawan satu saja tidak takut, apalagi sekarang satu-guru-satu-murid. Mao Mao Ai Chi Rou mengandalkan ofensif kuat dan kemampuan kontrol profesi penyihir gelap yang tak ada habisnya, membuat pemburu terdesak berturut-turut.
Sebelumnya sudah kukatakan, penyihir gelap akan menjadi favorit baru arena pertandingan karena kemampuan tukar darah dan penyuka darah yang kuat dari profesi ini.
Life Drain, bisa menyebabkan kerusakan sekaligus memulihkan HP diri sendiri.
Kusut Maut, membuat target musuh melarikan diri karena takut selama 3 detik, sekaligus memulihkan 11% HP maksimalmu.
Dua skill andalan Mao Mao Ai Chi Rou memungkinkannya tetap tak gentar menghadapi pemburu berstatus HP penuh meski dalam kondisi setengah HP. Tentu saja, sang pemburu tak akan bertahan lama dalam status HP penuh.
Sang pemburu awalnya mengira punya kesempatan, melihat HP penyihir gelap perempuan di seberang yang sudah menipis.
Tapi setelah beberapa saat memberikan damage, tiba-tiba ia menyadari lawannya telah menggunakan beberapa skill regenerasi darah dan efek tambahan berturut-turut. Parahnya, HP-nya terkuras lebih cepat dan lebih drastis dibanding lawan.
Ketika HP keduanya turun di bawah sepertiga, barulah sang pemburu panik.
Sambil memanggil prajurit yang kabur tadi untuk balik membantu, dia berbalik arah dan kabur. Kali ini Mao Mao Ai Chi Rou takkan membiarkannya lolos. Gadis kecil itu mengejar tanpa ampun.
Transformasi jadi iblis adalah skill ultimate dengan cooldown sangat panjang. Pokoknya dalam pertandingan ini mustahil digunakan untuk kedua kalinya.
Maka, dalam kondisi jumlah personil Pedang Penghakiman yang sudah inferior, Mao Mao Ai Chi Rou harus berhasil menahan setidaknya satu lawan.
Pemburu sebenarnya tidak berkaki pendek, secara teori dia pasti bisa kabur dari penyihir gelap, dengan syarat tidak terkena skill kontrol si penyihir. Sekali terkendali, bahkan kaki sepanjang 1,8 meter pun tak bisa menyelamatkannya.
Mao Mao Ai Chi Rou sudah mengantisipasi pelarian pemburu. Succubus kecil penggemar cambuknya sengaja menyimpan satu skill kontrol, sambil diam-diam memposisikan succubusnya ke lokasi strategis selama pertempuran.
Saat pemburu terkena efek fear dari succubus, Mao Mao Ai Chi Ro[u] sepenuhnya menguasai situasi.
Setelah mengalahkan pemburu, Mao Mao Ai Chi Rou mengerahkan succubusnya untuk mengganggu prajurit. Sementara itu, dia sendiri mengayunkan kaki secepat kilat, lari lebih gesit dari kelinci kecil.
Ditanya kenapa tidak mengambil kill tambahan?
Jangan bercanda, darah tersisa-nya sekarang sudah kritis, sementara HP prajurit hampir pulih sepenuhnya. Beberapa skill juga sudah hampir cooldown. Bagaimanapun bagusnya peralatan Mao Mao Ai Chi Rou, dia tidak mau mengambil risiko lagi.
Ruang gelap memberikan lingkungan ideal bagi Mao Mao Ai Chi Rou untuk kabur.
Setelah melepaskan diri dari , prajurit juga kehilangan jejak penyihir gelap. Dia harus secepatnya bergabung dengan pasukannya. Jika penyihir gelap sampai duluan, pertarungan ini benar-benar akan berakhir tanpa suspense.
Jumlah personil di medan perang sekarang 4:4.
Mao Mao Ai Chi Rou tidak berani menunggu HP-nya pulih total. Dia tahu krisis belum benar-benar berlalu. Jika prajurit lawan bisa lebih dulu bergabung dengan pasukan inti, situasi 4 vs 3 akan memberi tekanan besar pada Lu Li dan kawan-kawan.
Lu Li langsung mempertimbangkan untuk lepas dari pertempuran begitu mengetahui keseimbangan jumlah personil telah kembali.
Dia pertama-tama memukul hingga pingsan penyembuh lawan, membutakan Ksatria lawan, lalu memberi isyarat pada Mu Qiu dan Moonlight untuk bergegas menyusul Mao Mao Ai Chi Rou.
Sementara dirinya sendiri mencegat Musè, sama sekali tidak peduli bahwa lawan kini berjumlah tiga orang - yang mungkin segera menjadi empat. Pencuri seperti Lu Li yang benar-benar ingin melarikan diri, hampir tidak ada yang bisa menghentikannya.
Setelah bergabung dengan Mao Mao Ai Chi Rou, Pedang Penghakiman kembali meraih keunggulan.
"Kita perlu melakukan serangan mendadak untuk menentukan kemenangan, tapi belajar dari pelajaran sebelumnya, kali ini kita tidak boleh berpisah lagi." Suara Lu Li datar, tanpa bayangan kekecewaan atas kekalahan sebelumnya.
"Kita punya keunggulan numerik, dengan tiga damage dealer utama. Bagaimana jika kita fokus menghabisi penyembuh mereka saja?" Usul Mao Mao Ai Chi Rou.
“Bagus, nanti aku ambil inisiatif serangan, Kucing lakukan kontrol area, lalu kita semua fokus serang Pastor. HP Pastor mereka cukup tebal, kita harus keluarkan semua damage sekaligus.” Lu Li dalam pertempuran sebelumnya juga pernah mencoba menyerang Pastor, namun hasilnya ditemukan bahwa sulit dilakukan hanya dengan tenaga individu.
Maka, Lu Li berjalan membungkuk di depan. Dia tidak menyamar, karena akan mempengaruhi efektivitas anggota lain yang mengikuti dari belakang.
Harus diakui, jika sebelumnya Lu Li bertindak seperti ini, pasti mereka tidak akan mengalami situasi di mana Fat Monkey dan Hujan Maret tersingkir lebih dulu. Mungkin pertempuran ini tidak akan seberat ini.
Belajar dari kegagalan lalu, sekarang jelas belum terlambat untuk berbenah.
Dari sudut pandang penonton, anggota Serikat Bintang jelas menggunakan strategi serupa: Ksatria "Serangku 72 Kali" berjalan paling depan, di sebelah kiri ada prajurit Vincent, kanan Musè, secara efektif melindungi Pastor di bagian tengah.
Jadi strategi Lu Li untuk menyerang Pastor terlebih dahulu sulit diimplementasikan. Serikat Bintang pantas disebut sebagai serikat besar yang sudah berpengalaman, bagaimana mungkin menyisakan celah begitu besar untuknya.
Kedua pihak bertemu lagi setelah dua menit, pertempuran langsung meletus.
Melihat formasi lawan, Lu Li ragu-ragu sejenak sebelum akhirnya tetap memilih Pastor sebagai target utama.
Dia bukan tipe yang mudah menyerah, dan memilih Pastor sebagai target juga bukan hal yang tidak rasional. Musè berhasil dikendalikannya dengan Blind, meski langsung di-solusi dengan lencana, tetap memberi kesempatan pada Lu Li untuk mendekat.
Kombinasi Pra-Meditasi + penyergapan Backstab dan Bongkar Zirah, target tidak hanya terkendali tapi juga kehilangan separuh Armor.
Sementara Lu Li telah berubah menjadi serigala besar, setidaknya selama sepuluh detik dia akan menghasilkan kerusakan yang mencengangkan dalam bentuk ini, kecuali ada yang mengendalikannya lalu membantu Pastor kabur.
Tapi Lu Li percaya pada rekan satu timnya, kontrol area Mao Mao Ai Chi Rou langsung dilemparkan ke kerumunan, Whirlwind Moonlight langsung mengarah ke Pastor.
Mu Qiu juga bukan tanpa damage sama sekali, meski dia seorang penyembuh, tapi damage jangka pendek yang dikeluarkannya cukup menjadi jerami terakhir yang menjatuhkan unta. Meski Tian Lingling sempat berjuang sebentar di hadapan tiga damage dealer utama, akhirnya tumbang juga.
