Dengan demikian, Lu Li kini menyimpan satu batu -7% dan satu batu -10%, sedikit meredakan kebutuhannya akan jenis batu ini.
Sama seperti medan pertempuran, arena pertarungan juga memberikan pengalaman setelah menang, tapi hadiahnya tidak sebanyak di medan pertempuran. Arena ini memang lebih fokus pada PK dan membunuh. Hingga sekarang, Lu Li hanya mendapatkan kurang dari 3% pengalaman saat grinding di sini, bahkan lebih rendah efisiensinya dibanding berburu monster dan leveling di area liar.
Setelah menerima hadiah Myriarch, dia masih terus grinding di arena pertarungan.
Hingga seseorang yang tak terduga menghubunginya. Jika bukan karena pesan ini, mungkin dia sudah lupa bahwa ada orang ini di daftar temannya.
Su Guliang mungkin tak pernah menyangka ada yang bisa melupakannya.
"Ada perlu?"
Nada suaranya memang tidak terdengar kesal, tapi sama sekali tidak ada unsur kejutan. Dengan yakin, Su Guliang berkata menggunakan suara yang terdengar tersinggung: "Mungkin kamu belum lupa janji yang pernah kau berikan padaku."
"Aku sedang sibuk..." Padahal tidak terlalu sibuk, cuma asal-asalan bertarung di arena saja.
“Kapan kamu berencana membawaku upgrade?” Su Guliang bukan tipe yang tidak masuk akal, jika Lu Li benar-benar sibuk, dia tidak keberatan menjadwalkan ulang.
“Hah…” Lu Li agak pusing: “Kamu mau naik sampai level berapa?”
Su Guliang bukan Murid Kecil-nya, NPC upgrade sangat cepat, jauh melampaui pemain, lagipula saat Su Guliang berburu monster tidak membagikan pengalaman maupun reputasi, setelah ada perbandingan Lu Li sama sekali tidak tertarik membimbing gadis cantik upgrade.
“Sebenarnya aku cuma ingin menemukan sedikit kesenangan dalam game ini, tapi levelku terlalu rendah, um, sekarang masih level dua, aku sudah beberapa kali dikalahkan monster kecil ini.” Su Guliang sangat frustasi.
Dia masih berada di Biara Northshire — desa pemula manusia.
“Baiklah, aku akan menemanimu bermain sebentar.” Seorang gadis, apalagi yang belum pernah bermain game sama sekali, berjuang sendirian di desa pemula, membayangkannya saja sudah terasa menyedihkan.
“Terima kasih ya, nanti kalau ada waktu aku traktir makan.” Su Guliang bersyukur.
Sebenarnya dia sangat menikmati diskusi seperti ini, layaknya orang normal. Lawan bicaranya sama sekali tidak terkesima dengan status selebritasnya, sampai-sampai membuatnya merasa seolah belum pernah masuk dunia hiburan.
Kenyataannya Lu Li memang tidak menganggap selebritas itu sesuatu yang luar biasa. Bisa dimakan?
Biara Northshire terletak di lembah sebelah timur Stormwind, utara Hutan Elwynn. Beberapa orang menyebutnya sebagai titik awal bencana Azeroth, karena penyihir yang tertidur panjang di sini selama belasan tahunlah yang membuka Gerbang Kegelapan, menenggelamkan benua ini dalam badai hijau yang ganas dan biadab.
Namun ada juga yang menyebutnya sumber harapan. Sir Anduin Lothar yang lolos dari maut di Tambang Maut, juga di sinilah dia beristirahat untuk pemulihan sebelum akhirnya mengibarkan panji besar sebagai dirigen Alliance.
Bagaimanapun, tidak bisa disangkal bahwa dari lembah yang sunyi ini telah muncul banyak pahlawan, termasuk Archbishop Alonsus Faol yang mendirikan "Tangan Perak". Slogan Ksatria Suci "Kami membela kejayaan dengan darah" masih dikenang hingga kini.
Takdir biara ini tidak terkait dengan itu. Meski telah melewati begitu banyak peristiwa, ia tetap menjadi titik awal para petualang manusia.
Sebenarnya Lu Li awalnya ingin memainkan ras manusia. Ras manusia memiliki keunggulan tertentu dibanding elf di beberapa aspek. Namun demi keakraban dengan elf dari kehidupan sebelumnya dan Cincin Supreme, ia memilih elf tanpa ragu.
Su Guliang mengenakan perlengkapan Ksatria Suci yang sangat biasa, yaitu set armor manusia yang dikirim saat awal kelahiran karakter.
Meski armor ini dijuluki sebagai perlengkapan terburuk dalam game "Fajar", namun ketika dikenakan Su Guliang sama sekali tidak terlihat jelek. Wanita ini seolah bisa membuat apapun yang dikenakannya terlihat sempurna.
Dan dia juga tidak sememelas yang dibayangkan Lu Li. Dari kejauhan, Lu Li mengamati sekitar 10-20 detik. Dalam waktu singkat itu sudah ada tiga orang yang mencoba mendekati, sayangnya semua mengurungkan niat di bawah tatapan ambigu Su Guliang yang seolah tersenyum tapi bukan.
Ini adalah kesan kedua hari ini, wanita ini tidak seramah yang terlihat di depan publik.
Hanya dengan sebuah pandangan, sudah mampu membuat para pecinta anime merasa tidak pantas, menganggap tindakan mereka mengganggu sang gadis adalah dosa yang patut dihukum mati.
"Kenapa memilih Ksatria Suci?" Lu Li tak tahan bertanya. Ia penasaran alasan seorang gadis memainkan Ksatria Suci. Game "Fajar" mencitrakan Ksatria Suci terlalu maskulin, jarang ada perempuan yang memainkannya, kecuali Nightshade yang memang membenci pria.
"Ah, sejak kapan kamu datang? Diam-diam berdiri di samping orang seperti ini benar-benar menakutkan!" Su Guliang mengeluh sambil memukul dadanya.
Gelombang bergerak mengikuti gerak tubuhnya.
“Aku pencuri, memang tidak mengeluarkan suara.” Lu Li mengamati sekeliling, terkagum-kagum pada kemampuan Su Guliang dalam memancing perhatian.
Saat ini, setidaknya ada hampir seratus pemain baru di posisi berbeda, mengintip mereka berdua dari sudut pandang yang beragam.
“Menjawab pertanyaanmu tadi, karena aku ingin bergabung dengan organisasi Night Watchers.” Su Guliang dengan gagah mengayunkan pedang pemula di tangannya, hampir membabat pelindung kuat Lu Li.
Tak disangka wanita ini memiliki sisi kekanak-kanakan seperti itu.
Lu Li sedikit menjauh, tanpa konfirmasi terhadap ambisi besarnya. Mungkin dia harus memberi tahu Yu Si Liulangren lebih dulu, agar merekrut wanita ini ke pasukan penjaga wilayah Malam.
Dengan kehadiran Su Guliang, bisa dibayangkan betapa banyak pemain laki-laki dengan sekresi hormon berlebihan yang akan membanjiri wilayah Malam. Bahkan jika Su Guliang hanya tidur di penginapan sana, wilayah itu akan terjaga segalanya sempurna.
“Aku akan mengajarimu cara bermain game dulu. Pertama, pose memegang pedangmu tidak benar. Seharusnya seperti ini…” Lu Li tidak punya waktu untuk mengobrol dengannya, langsung mengambil peran sebagai mentor.
Berbeda dengan kurcaci kecil Shoni, Su Guliang adalah orang awam dalam pertempuran.
“Aku pernah main anggar di dunia nyata…” Su Guliang agak tidak terima, dia merasa sebenarnya tidak butuh diajari hal dasar seperti ini.
“Diam, lihat gerakanku.” kata Lu Li.
Su Guliang membuka mulitnya dengan ekspresi terkejut, sepanjang hidupnya sepertinya belum ada yang berani mengatakan dua kata itu padanya.
Dalam sesi pengajaran berikutnya, Su Guliang akhirnya benar-benar yakin bahwa Lu Li bukan sedang pura-pura, tapi sungguh tidak mempedulikan daya tarik fisiknya yang selama ini dibanggakan.
“Selanjutnya akan kuajarkan cara mengambil tugas.” Setelah menjelaskan dasar-dasar game, Lu Li mulai menerangkan sistem misi dalam game. Dia memperlakukan semua ini seperti tugas resmi - tanpa obrolan santai atau candaan, dengan serius mentransfer pengetahuan dasar game kepada pemula ini.
Su Guliang sebenarnya terus dalam mode perekaman - dia adalah juru bicara citra game tersebut.
Maka semua penjelasan Lu Li ini terekam penuh. Setelah diteliti oleh perusahaan game, mereka menganggap ini merupakan penjelasan ala buku panduan yang sempurna, lalu dengan tegas mengunggahnya ke situs resmi sebagai tutorial resmi bagi pemula.
