Kecemasan Water Fairy juga bukan tidak diketahui oleh Lu Li.
Kali ini posisi komandan kemungkinan besar tidak akan jatuh ke tangannya, kecuali Xiao Mo tidak ikut bergabung dalam guild selebritas ini.
Berharap Xiao Mo sukarela mengalah juga mustahil. Sebagai komandan berarti mendapat posisi tambahan. Hadiah resmi enam belas peralatan legenda, setelah dibagi lima belas orang masing-masing satu, komandan bisa mengambil yang terakhir.
Apalagi, posisi komandan sangat berpengaruh besar dalam meningkatkan popularitas individu.
Melihat sejarah perkembangan game, hampir semua orang yang mampu menjadi mitos dalam game harus memiliki sedikit kemampuan sebagai komandan.
Setelah Tahun Baru Imlek, Lu Li terus membuat Goblin defibrillator untuk beberapa waktu.
Alat ini jika dibawa ke mana-mana memungkinkan siapa pun memperoleh kemampuan menghidupkan kembali orang lain. Meski ada probabilitas tertentu untuk gagal, setidaknya bisa menyelamatkan sedikit kerugian pengalaman ketika tidak ada penyembuhan.
Selain menyediakan sedikit ke gudang serikat, sebagian besar produk langsung diberikan ke Shen Wansan.
Memasuki bulan Maret, uang yang diperoleh Lu Li setelah ditukar ke realitas telah melebihi 6 juta lebih, dengan porsi signifikan berasal dari keuntungan ramuan Nogfog selama periode ini.
Pertama-tama Lu Li melunasi utangnya kepada Elf Air.
Perasaan lega tanpa beban hutang sangat mulus. Target berikutnya adalah menabung untuk membeli rumah yang lebih besar, terus menyewa di sini terasa tidak pantas.
Anggota tim elit guild berkata Lu Li beruntung bisa sekamar dengan beberapa wanita cantik luar biasa.
Lu Li sama sekali tidak tertarik dengan apa yang disebut "keberuntungan" ini. Selain itu, dia juga merasa agak tidak pantas tinggal bersama beberapa gadis, sehingga pindah secepat mungkin menjadi prioritas utama saat ini.
Selain itu, semua kelebihan uang diinvestasikan kembali ke dalam game.
Membangun klub ibarat lubang tanpa dasar, terutama setelah ambisi Lu Li benar-benar terstimulasi, dukungan finansial yang besar semakin dibutuhkan.
Setiap pria memiliki ambisi, ingin berdiri di puncak dan dihormati oleh semua orang.
Terlebih lagi, setelah Lu Li menyadari bahwa dirinya mulai memiliki ilusi belaka yang hampir mustahil - tak peduli sejauh apa hubungannya dengan orang itu di masa depan, dia menolak tatapan anuh orang lain dan tak berniat memanjat relasi siapapun.
"Di game, nama saya Shangguan Yunluo. Panggil saja Shangguan." Tamu dengan aura sombong dan khas orang sukses itu duduk di hadapan Lu Li.
Ini adalah area di dalam game yang mirip distrik hiburan Kabukicho di Jepang. Beberapa penari sedang menari anggun, entah mereka manusia nyata atau NPC. Para tamu duduk berhadapan sambil minum teh, dilayani oleh petugas khusus yang setiap gerak-geriknya menunjukkan kedalaman penguasaan seni upacara teh.
Sayangnya, semua ini seperti bermain musik untuk sapi.
Lu Li yang hampir tidak pernah menerima pendidikan formal, sama sekali tidak mungkin memahami budaya asing semacam ini.
Hanya saja wajahnya sudah tertutup kain, matanya yang tenang tanpa gelombang juga tidak memperlihatkan emosi. Jika tidak aktif menyampaikan pendapat, orang lain mustahil mengetahui ketidaktahuannya.
"Tuan Shangguan, ada keperluan apa dengan saya?" Suara Lu Li terdengar menjaga jarak.
Ia tidak terlalu menyukai karyawan perusahaan game. Orang-orang seperti ini bagaikan paman polisi di dunia nyata, yang hampir tidak pernah berkomunikasi baik dengan kalangan bawah seperti dirinya.
"Pasti Anda sudah dengar, sebentar lagi akan dibentuk guild selebritas Menara Batu Hitam." Shangguan Yunluo berkata.
“Kadang-kadang ada yang menyebut, tapi tak tahu apa hubungannya denganku. Aku belum jadi pemain bintang.” Lu Li bersandar malas di tatami, tak terlihat kegembiraan berlebihan seperti yang dibayangkan Shangguan Yunluo.
“Cuma tinggal urusan satu program, ha ha...”
“Jika aku yang pergi, kuminta posisi Komandan.” Suara Lu Li datar tanpa secercah senyuman.
Sepanjang hidupnya, bahkan di masa tersulit pun tak pernah meminta-minta. Mustahil mengharapkannya menjilat Shangguan Yunluo dengan janji-janji manis untuk mendapatkan posisi komandan dengan cara berbelit.
Shangguan Yunluo awalnya mengira salah dengar, tapi tatapan mantap di mata Lu Li membuatnya merintih tertekan: “Kau sadar sedang bicara apa?”
“Posisi komandan...” Lu Li menegaskan kembali.
“Bualan!” Shangguan Yunluo bangkit berdiri dengan gerakan kasar, senyum dinginnya menyembul dari ketinggian: “Kau cuma anggota baru di kalangan game, baru dapat status untung-untungan, sudah berani minta posisi ini...”
“Jangan marah.” Lu Li berkata dengan datar: “Memberi atau tidak, sebenarnya hanya masalah satu kalimat.”
“Tidak mungkin, kurasa kau terlalu dimanjakan keberuntungan akhir-akhir ini, sampai sembrono tak karuan. Aku tak menyangka kau seperti ini. Kita lihat saja nanti.” Shangguan Yunluo menghentakkan tangannya lalu berbalik hendak pergi. Ia tak merasa ada lagi yang perlu dibicarakan dengan Lu Li.
“Kalau begitu, kuharap guild selebritas kalian bisa menyelesaikan dungeon dengan cepat.” Lu Li masih berbicara dengan tenang.
“Apa maksudmu?” Shangguan Yunluo tak sengaja menghentikan langkahnya.
Dari ucapan Lu Li, ia seakan menangkap aroma ancaman yang mirip dengan ancamannya sendiri tadi tentang "kita lihat saja nanti".
“Gua Laba-Laba, Tambang Maut, Gua Rintihan, Biara Berdarah, Zul'Farrak...” Lu Li menyebutkan satu per satu semua dungeon publik yang telah dibuka sejak rilis game, lalu menambahkan: “Semua dungeon ini pertama kali kupimpin taktikal penyelesaiannya...”
“Lalu kenapa? Kali ini yang terlibat dalam perebutan guide adalah jagoan top di dalam game.” Shangguan Yunluo tidak menganggap serius.
“Saat ini di Area Hua Xia ada 12 pemain level 50, 9 di antaranya ada di Pedang Penghakiman kami. Aku benar-benar tak paham ancaman apa yang bisa diberikan jagoan-jagoanmu padaku, lagipula ini bukan pertandingan esports.” Lu Li berkata dengan ekspresi kebingungan.
Selama ini dia terus menyepi untuk berlatih teknik membuat barang seperti Goblin defibrillator, posisi peringkat pertama di ranking tanpa suspense direbut Hua Di Li Qing, bahkan Wei Lan Hai Feng saja sudah melampauinya.
Lu Li saat ini di peringkat ketiga, posisi keempat hingga kedua belas diisi pemain level 50 yang sebagian besar adalah anggota Pedang Penghakiman.
“Operasi mereka semua kelas top.” Persiapan/keyakinan diri Shangguan Yunluo akhirnya agak melemah.
Baru sekarang dia sadar, Lu Li bukan sepenuhnya orang sembrono, setidaknya masih punya sedikit modal.
Tapi hanya karena punya modal sedikit, berani-beraninya melawan perusahaan game?
Ini benar-benar tidak rasional. Tugas utama Shangguan Yunluo adalah menangani urusan dalam game mewakili perusahaan game. Orang-orang yang ia hubungi tidak jarang adalah bos klub seperti Lu Li atau jagoan top game.
Tapi semua orang yang bertemu dengannya selalu bersikap sopan. Belum pernah ada yang berani bersikap tidak sopan seperti Lu Li.
"Jika Kamu benar-benar yakin, mari lakukan sesuai usulanmu. Kita lihat nanti." Lu Li memilih tidak berdebat lagi. Orang ini jelas meremehkannya namun tetap ingin menjaga muka sebagai juru bicara perusahaan game. Setiap ucapannya mengandung makna menunggu penyerahan diri.
Menyerah?
Lu Li bukan orang impulsif maupun serakah. Semuanya tetap dalam kendalinya. Ia hanya menunggu konsesi dari perusahaan game.
Bagaimana mungkin mau menyerah secara sukarela!
