Dia tidak pernah berharap bisa mendapatkan peralatan legenda dari peti harta kapal karam, tapi tetap ada sisa harapan di hatinya.
Begitulah bermain game - setiap orang pasti membayangkan diri mereka mendapat peralatan luar biasa, lalu mencapai puncak kehidupan. Mereka yang dulu meremehkanku, bahkan yang PK-ku, antre dan berlutut! Kakak akan membabat satu per satu.
Lu Li jarang mengalami hal seperti ini, tapi saat melihat barang yang diraihnya, tetap saja kecewa.
《Bongkar Zirah》！
Sebuah skill book. Bukan berarti skill ini buruk. Kenyataannya, Skill Bongkar Zirah Pencuri sedang sangat populer saat ini, popularitasnya bahkan melebihi keterampilan penguatan yang tak terjangkau kebanyakan orang.
Di seluruh Area Hua Xia, pencuri yang telah mempelajari skill ini tidak lebih dari lima orang.
Dan dari lima orang itu, Lu Li justru termasuk di dalamnya!
Kamu pelaut tua sialan Si Tanpa Nama, kalau memang begitu dermawan, kenapa tidak sedikit memodifikasi? Sekedar menjatuhkan skill book yang sedikit lebih rendah levelnya, asalkan belum pernah dipelajari pun tidak masalah.
Profesi apapun tak pernah menjijiki kelebihan skill. Selama game ini merancang skill tersebut, meski semirip apapun dengan "tulang ayam" pasti akan menghasilkan nilai di kondisi spesifik.
Sayangnya, frustasi manis seperti ini tak terselesaikan.
Lu Li menyimpan skill book yang mungkin terjual dengan "harga langit" ini, melanjutkan meraba Peti Harta.
Pertama bisa mendapatkan 《Bongkar Zirah》, mungkin yang kedua bukan sampah siapa tahu.
Peti Harta kapal karam tidak memiliki level dan tak butuh kunci, termasuk peti dengan hambatan terendah. Tapi keuntungannya juga jauh di bawah berbagai peti di peta selevelnya. Biasanya mendapatkan satu barang bernilai saja sudah bagus, seperti kotak-kotak yang sebelumnya dibuka Lu Li - setelah meraba satu peralatan, sisanya hanyalah sampah tak berharga.
Ding!
Ternyata terdengar 'ding', mendengar suara gemerincing batu permata yang jernih ini, Lu Li merasa seperti mendengar musik surgawi.
Mungkin nanti setelah keluar game dan tidur, mimpinya akan dihiasi suara indah nan menakjubkan ini.
Tangannya menggenggam erat batu permata, Lu Li merem-melek sejenak sebelum melihat propertinya. Sikapnya persis seperti saat bermain sistem judi batu permata di game sebelumnya - sistem yang memungkinkan membeli batu dengan uang tertentu namun propertinya acak, membuat banyak spekulan yang ingin cepat kaya rela mempertaruhkan seluruh hartanya.
Level Kebutuhan Peralatan -10%.
Semangat Lu Li langsung lega. Syukurlah ini batu permata, syukurlah batu pengurang kebutuhan.
Pelaut tua tanpa nama ini benar-benar hebat.
Sebenarnya Lu Li tidak tahu, kapal karam pun memiliki tingkatan. Kapal kecil paling hanya punya 1-2 peti harta, kapal sedang sekitar sepuluh, kapal besar belasan, yang mencapai ratusan hampir tak ada duanya.
Seperti kapal karam di hadapannya ini, bagaimanapun juga bisa dikategorikan besar.
Setiap kapal karam besar pasti memiliki ruangan yang unik. Ruangan semacam ini hanya bisa ditemukan oleh penjelajah pertama. Jika Lu Li kembali lagi nanti, pelaut tua tanpa nama ini tak akan terlihat lagi.
Ini adalah taktik permainan untuk memacu pemain mengambil risiko apapun demi petualangan.
Seperti kata pepatah: Yang penakut mati kelaparan, yang berani mati kekenyangan.
Sedangkan berbagai kerugian yang dialami pemain selama eksplorasi, perusahaan game hanya tersenyum tanpa bicara.
Tak ada lagi barang berharga setelah diraba. Ada sebuah "Catatan Perjalanan Pelaut Tua", Lu Li membukanya sekilas lalu menyimpannya dengan khidmat.
Mereka yang tak pernah membaca buku, selalu memiliki kekaguman alami terhadap literatur. Di dunia nyata begitu, di dalam game pun sedikit banyak terpengaruh.
Pemahamannya tentang game banyak diserap dari buku-buku yang diabaikan pemain biasa. Perusahaan game sering menyisipkan easter egg dalam literatur terkait ini.
Setelah ruangan keempat terbuka, nama peti harta di dalamnya adalah Tas Punggung Perjalanan Pruflate. Begitu Lu Li membuka kotak, muncul hantu berpenampilan penyihir. Jelas Sistem tidak mungkin terus memudahkan Lu Li, kini pertarungan mulai serius.
Level monster 55, HP 90.000. Meski bukan quasi-BOSS, kekuatannya hampir setara.
Lu Li sampai gigi sakit melihatnya, tapi tetap harus berusaha.
Dalam pertarungan, HP Lu Li langsung terkuras 300+ sementara serangannya hanya menyakiti 100+. Musuh jelas tipe sulit dengan serangan tinggi dan pertahanan solid, ditambah termasuk monster sihir.
Syukurlah skill kontrol masih efektif, kalau tidak Lu Li pasti sudah berbalik arah.
Ia mencoba serangan normal dulu untuk mengukur kesenjangan kekuatan dengan Pruflate. Saat Pruflate baru kehilangan sepertiga HP, nyawa Lu Li sudah hampir habis.
Lu Li menjauh dari Pruflate, lalu menggunakan skill menghilang dan tak kasat mata.
Meskipun monster hantu memiliki kemampuan anti-penyamaran yang kuat, tapi tidak sampai tingkat anti-penyamaran total. Selama menjaga jarak dan menyamar, biasanya tidak akan terdeteksi.
Faktanya, seperti yang diajarkan mentor Lu Li yaitu half-orc Garona selama pelatihan: Tidak ada penyamaran yang mutlak. Ketika tertangkap, itu karena teknik penyamaranmu terlalu buruk. Prinsip yang sama berlaku untuk persembunyian - ketika terdeteksi, itu karena kemampuan persepsi lawan jelas lebih unggul.
Menyaksikan dua pertiga HP yang tersisa langsung terisi penuh setelah lepas dari pertempuran, ekspresi Lu Li tetap tenang.
Mekanisme game 'Fajar' memang mempertahankan prinsip besi: Begitu keluar dari status tempur, HP bos akan pulih ajaib seperti trik sulap. Strategi kabur-sebentar-untuk-regen-kemudian-lanjut-lagi sama sekali tidak viable di pasar kompetitif.
Tapi fakta bahwa dia bisa menguras 30,000 HP tanpa menggunakan metode khusus sama sekali, memberi secercah harapan.
Meski Pulifite memiliki serangan tinggi dan darah tebal, sebenarnya tidak memiliki skill yang benar-benar hebat.
Selain Panah Bayangan untuk serangan normal, dia hanya menguasai dua skill.
Yang pertama bernama Nyanyian Memabukkan milik penyair pengembara, efeknya mengurangi Kecepatan Gerak pemain. Benda ini sama sekali tidak mematikan, fungsinya hanya mempersiapkan jalan untuk skill kedua.
Skill kedua adalah menciptakan genangan racun yang menyebar di air. Pemain harus secepatnya keluar dari area racun untuk meminimalisir kerusakan.
Bagaimanapun, meski Kecepatan Gerak Lu Li berkurang 40%, dia tetap bisa kabur dengan cepat dan lincah, sama sekali tidak terkontaminasi racun. Karena itu kerusakan yang diterima stabil dari awal hingga akhir.
Ada yang pernah merangkum perbedaan mendasar antara pemain dan monster.
Sebagian berpendapat karena pemain bisa menggunakan alat, sedangkan monster dalam kondisi normal tidak mungkin minum potion untuk memulihkan darah.
Ada juga yang mengatakan pemain punya kecerdasan, sementara kecerdasan monster setinggi apapun tetaplah makhluk bodoh.
Semua ini pada dasarnya benar, dan alasan Lu Li memiliki harapan ada di sini—dia adalah pemain, dia bisa minum potion, dia pencuri yang punya skill kontrol, dan kalungnya juga bisa memulihkan banyak darah, apalagi dia bahkan belum menggunakan efek tambahan peralatannya untuk meledakkan serangan.
Dengan niat "kalau tidak bisa menang setidaknya bisa kabur", Lu Li kembali bertarung sengit dengan Pulifete.
Saat darahnya hampir habis, Pulifete akhirnya berhasil ditumbangkannya.
Monster sihir tanpa skill hanyalah santapan empuk.
Sayangnya Pulifete jauh lebih pelit dibanding Si Pelaut Tua Tanpa Nama, dia hanya menyumbangkan sebuah busur silang emas yang kualitasnya berbeda seratus ribu li dari ekspektasi Lu Li.
Tadinya dia mengira semakin dalam ruangan maka barang yang dihadiahkan akan semakin bagus, mengingat level dan kekuatan monster yang muncul juga membuktikan hal itu, tapi tak disangka Pulifete yang tinggal lebih dalam dari Si Pelaut Tua Tanpa Nama ternyata begitu kikir.
Selanjutnya, mungkin akan ada quasi-BOSS bahkan BOSS dengan darah mencapai level seratus ribu.
Lu Li tidak yakin dirinya bisa mengalahkan quasi-BOSS dengan darah 100.000. Baru saja menghadapi Penyihir Hantu Pulifeite berdarah 90.000 tanpa skill, dia hampir menyerah.
