Membuka pintu ruangan kelima, kotak di dalamnya bernama Kotak Peralatan Kepala Mesin Tomson.
Mengingat situasi ruangan sebelumnya, Lu Li mulai berdoa agar kotak ini tidak berisi monster. Jika demikian, dia bisa mengambil barang dalam kotak itu dengan segala sempurna.
Jika Tomson adalah kepala mesin, kemungkinan besar akan mengeluarkan gambar teknik rekayasa.
Saat kotak dibuka, kabut hitam menyembur keluar dari celah.
Monster langsung menyerang begitu terbentuk. Saat melihat level monster dan damage-nya, hatinya terasa dingin membeku.
Level 55, darah 150.000. Satu serangan monster menghabiskan 680 HP, sementara serangan Lu Li hanya sekitar 100-an.
Hanya dalam beberapa menit, dia bahkan tidak bisa menguras seperlima darah monster, sementara dirinya sendiri sudah hampir limbung. Ini benar-benar pertempuran yang tidak setara. Ketika HP Lu Li tersisa dua puluh persen, dia mengambil tindakan tegas untuk mundur.
Sang kepala mesin ini jelas ahli dalam monster teknik mesin, maka mustahil dia tidak memiliki skill.
Dengan HP segini masih tidak kabur, itu sama saja dengan mencari mati.
Tidak bisa bertarung!
Dia terpaksa mengakui fakta ini.
Hal paling menyakitkan dalam hidup adalah melihat barang berharga di depan mata tapi tidak bisa mengambilnya. Lu Li sekarang sangat ingin mengerahkan pasukan besar untuk menghancurkan tempat ini.
Sayangnya logika mengatakan itu tidak mungkin. Pertempuran dalam air berbeda dengan di darat. Paling tidak, karakter sihir tanpa skill pertarungan bawah air kemampuan tempurnya hampir nol. Membawa sekelompok pejuang jarak dekat ke sini untuk melawan BOSS adalah lelucon kosong.
Lagipula tidak semua orang mampu melintasi kerumunan monster level 50 yang berjejal rapat tanpa terdeteksi.
Membersihkan sedikit demi sedikit akan terlalu membuang waktu, mungkin malah membuat rugi.
Tapi menyerah begitu saja tidak rela.
Enam ruangan!
Anggota serakah yang sudah mendapatkan dua batu permata pengurangan kebutuhan namun tetap tak puas itu memegangi dadanya, merasakan area jantung berdenyut-denyut sakit.
Tidak boleh, harus mencari cara lagi.
Lu Li menambahkan ramuan pernapasan bawah air ke mulutnya, mulai memeriksa tas untuk mencari barang yang bisa menunjukkan kemampuan.
Bomb jelas tidak berguna, selain sulit diledakkan, bahkan jika meledak pun tak bisa membunuh Thompson ini.
Satu per satu menelusuri...
Tunggu, Buku Ur?
Mata Lu Li berbinar, mungkinkah mengirim anjing Husky sebagai umpan meriam untuk memancing monster pergi, lalu dirinya sendiri kabur merebut barang itu.
Saat mengambil barang, serangan akan langsung menyela, jadi Lu Li tidak bisa bertahan sampai akhir menghadapi serangan monster, tapi jika ada cara memancing monster pergi, bukankah bisa berbuat apa-apa?
Maka yang sekarang dibutuhkan adalah memverifikasi dua hal.
Satu, apakah anjing Husky bisa berenang, dan apakah ramuan pernapasan bawah air berguna untuknya.
Kedua, apakah anjing Husky bisa lari lebih cepat dari monster.
Kedua syarat ini tak bisa dipisahkan, harus diuji dulu. Tanpa pikir panjang, Lu Li langsung memanggil si Husky.
"Hmm..." Anak serigala malang itu baru hendak melolong saat dipanggil, nyaris tersedak. Lu Li mengeluarkan botol ramuan pernapasan bawah air dan berusaha memaksanya masuk ke mulut makhluk panggilan.
Serigala besar itu meronta-ronta mati-matian.
"Dasar! Kau mau apain gue?!"
Di kepala Lu Li tiba-tiba terdengar suara. Rupanya makhluk ini tidak harus berbicara langsung, kesadaran mereka bisa berkomunikasi. Buku Ur memang terlalu hebat.
"Kita sekarang di dalam air. Aku kasih ramuan pernapasan biar kamu tidak tenggelam."
"Tenggelam apaan sih?! Kakak udah mati berkaliber-kaliber! Cepat lepaskan gue!"
Lu Li melihat serigala besar yang telah dibebaskannya berenang dengan santai di dalam air, dengan kecewa ia menyimpan botol ramuan. Barulah ia teringat bahwa makhluk malang ini hanyalah makhluk panggilan, hanya hewan peliharaan yang membutuhkan napas.
"Kenapa hari ini kamu teringat untuk menaruhku di dalam air... tunggu..." Serigala besar melihat hantu di dalam ruangan, ekspresinya langsung berubah: "Jangan-jangan seperti yang kupikirkan?"
"Ahem... kupanggil kamu untuk membantu." Lu Li terkekeh.
Kecerdasan hewan peliharaan yang terlalu tinggi juga merepotkan, membuatnya menjadi umpan meriam terasa agak berdosa.
"Kamu tidak bisa mengalahkan orang ini?"
"Kamu bicara seolah bisa mengalahkannya."
"Sial, dulu..."
"Dulu kamu cuma pelayan seorang penyihir."
"Mage Agung! Mage Agung Ur! Jangan menghina Mage Agung!"
"Terkekeh, jangan banyak bicara, mau maju atau tidak."
"Tidak! Pokoknya tidak mau!"
"Kedepannya jangan harap akan kubebaskan kamu lagi."
“Sial, bicara baik-baik. Bukankah ini cuma mengumpulkan monster? Lihatlah aku akan membuatnya sampai ompong.”
Serigala besar itu langsung mengalah. Biasanya Lu Li sering mengeluarkannya untuk menghirup udara segar, seperti saat berburu monster, istirahat di dungeon, atau jalan-jalan di kota. Meski waktunya singkat, tetap lebih baik daripada tidak sama sekali.
Membuat Lu Li marah sama sekali tidak hemat.
Serigala besar Erha pertama-tama mencoba kecepatannya di air. Sebenarnya dia termasuk makhluk halus, jadi air tidak memberikan hambatan berarti. Meski lompatannya agak lambat, hewan serigala punya letusan jarak pendek yang kuat untuk memancing monster.
“Eh, tunggu dulu.” Lu Li menghentikan serigala besar itu, hampir menampar dirinya sendiri karena penyesalan.
Kalau tujuannya cuma memancing monster bukan membunuhnya, mengapa tidak lebih agresif?
Bagaimana jika coba hadapi Kapten di ruang pertama? Lagipula serigala besar hanya punya satu kesempatan sebelum pasti mati. Empat ruang sisanya tidak akan dirampas dalam waktu dekat. Lain kali bisa ajak pencuri untuk datang bersama.
Benarlah kata pepatah: memang yang berani yang menang. Setidaknya ide mendadak Lu Li ini cukup nekat.
Dia tidak berpikir: bagaimana jika BOSS langsung membunuhnya dalam hitungan detik?
Melewati beberapa pintu di belakang, langsung menuju yang terakhir. Sebelum membuka pintu sudah tahu ini ruang kapten, karena di ambang pintu tertulis jelas "Ruang Kapten". Setelah masuk, benar terlihat ruang penyimpanan harta Kapten Finch.
Dengar itu, betapa mewah dan megah.
Tas ransel, kantong aroma, tas perjalanan - semuanya terlampau kalah.
Diam-diam membuka pintu dan mengintip ke dalam. Tidak ada monster, mungkin baru muncul setelah kotak dibuka.
Bisa jadi memang tidak ada monster. Probabilitas munculnya monster dari Peti Harta cuma separuh. Kalau tidak muncul, isinya bisa diambil gratis, dan Erha tidak perlu mengorbankan nyawa sia-sia.
Aktifkan Peti Harta!
Benda ini seperti kisah dalam buku dongeng, "itu" botol yang menyegel Setan. Sayangnya Setan yang muncul dari botol kali ini terlalu ganas. Lu Li sudah berubah menjadi anjing laut sebelum membuka peti, begitu melihat asap hitam menetes langsung berbalik kabur, lalu menggunakan trik yang sama diulang lagi dengan masuk ke mode penyamaran.
Untung dia anjing laut, kalau tidak, setelah kecepatan berkurang drastis di dalam air pasti tidak akan bisa kabur.
Anjing Husky dengan mata berkaca-kaca maju menggaruk-garuk BOSS yang belum wujudnya sempurna. Angka -1 muncul di atas kepala Kapten Finch, lalu si anjing langsung berbalik kabur sementara Kapten Finch terus mengejar dari belakang.
Setelah kapten mengejar keluar, Lu Li membatalkan penyamaran dan menerjang ke depan.
Mengambil barang.
Sial! Kenapa pisau belati? Kakak paling tidak butuh ini! Dengan satu tangan memegang fragmen-fragmen polusi dan satu lagi memegang peralatan legenda "Pembuat Janda", Lu Li mengabaikan sebagian besar peralatan pisau belati. Setiap dapat pisau belati pasti akhirnya dilempar ke Gudang Serikat.
