Reformasinya memicu kepentingan sebagian besar pemegang saham, yang kemudian bersatu memblokirnya. Pada akhirnya, situasi ini berubah menjadi pertarungan panjang yang justru mempercepat kehancuran Ikatan Persaudaraan. Hingga masa kelahiran kembali Lu Li, klub senior ini sudah menghilang dari peringkat 100 besar berbagai turnamen.
"Nanti kita bahas detail. Tolong jadwalkan pertemuan dengan Tuan Hong untukku." Setelah berpikir sejenak, Lu Li akhirnya menyetujui.
Er Re Yan Tiao langsung menghela napas lega mendengar jawaban Lu Li. Ia menyerah langsung dari pertandingan dan segera menghubungi Tuan Hong yang berada di balik layar. Dua pejuang Ikatan Persaudaraan berikutnya yang turun ke medan pertarungan juga tak mampu bertahan lama di tangan Lu Li.
Pertandingan tim nyaris berjalan satu arah. Lu Li bahkan tidak perlu turun bertempur.
Di sebuah toko roti Stormwind, ia bertemu dengan Tuan Hong yang legendaris ini. Dalam game, dia adalah pemain kehidupan yang mengkhususkan diri dalam memasak. Saat Lu Li menemukannya, pria itu sedang menata potongan-potongan roti panggang di etalase.
“Silakan duduk, ini roti yang baru keluar dari oven. Jika tidak keberatan, boleh dicoba.” Tuan Hong sangat sopan pada Lu Li.
Dia adalah orang kaya - di game berinvestasi di beberapa guild besar seperti Ikatan Persaudaraan dan beberapa yang lebih kecil, perkembangannya cukup baik; di dunia nyata memiliki konglomerat kuat. Dari sudut mana pun terlihat sebagai sosok yang mencapai puncak kehidupan.
Hanya saja tiap bidang punya keahliannya masing-masing.
Dibandingkan Ikatan Persaudaraan yang sedang merosot, Pedang Penghakiman milik Lu Li membuatnya ngiler. Dia selalu bermimpi mengembangkan sebuah guild sampai setinggi ini.
Era ledakan besar industri game akan segera tiba. Tuan Hong sangat optimis dengan perkembangan game.
"Enak sekali, aku belum pernah makan roti seenak ini." Pujian tulus Lu Li terdengar. Dia bukan sedang menjilat - memang belum pernah merasakan roti selezat ini.
"Hahaha," Tuan Hong tertawa lepas, seketika merasa hubungan emosionalnya dengan Lu Li semakin dekat. Awalnya dia masih merasa gengsi untuk menghubungi Pedang Penghakiman secara aktif, namun setelah duduk bersama menyantap Roti, segala kejanggan itu langsung musnah.
"Kalau enak, sering-seringlah datang. Aku punya beberapa roti yang bisa memulihkan HP, efeknya terlihat lumayan bagus." Tuan Hong merekomendasikan dengan antusias. Sulit dibayangkan orang seperti ini di dunia nyata memiliki perusahaan besar dengan ratusan karyawan, di mana ribuan orang bergantung pada ekspresi wajahnya untuk mencari nafkah.
"Konon Tuan Hong ingin bersekutu?" Lu Li langsung ke pokok persoalan.
Bagaimanapun, berdiplomasi dengan pebisnis yang seperti ini dengan omong kosong, dia memang bukan tandingan.
"Benar, kupikir Telinga sudah memberitahumu. Aku dengar lawan mereka hari ini adalah Pedang Penghakiman, langsung membuatku tergoda." Tuan Hong menghela nafas, "Mereka masih bermimpi mengalahkan kalian, sejak di awal pertandingan sudah kukatakan ini mustahil, meski sebenarnya aku sama sekali tidak paham game."
“Tuan Hong terlalu memuji, ada begitu banyak serikat di Fajar, kenapa memilih bersekutu dengan kami?” Lu Li merasa penasaran.
“Sudah lama saya berinvestasi di Ikatan Persaudaraan.” Ekspresi Tuan Hong berubah sentimental: “Saat Ibu Kota Kejayaan muncul, mereka membuat banyak musuh di sepanjang jalan, tapi tak satu pun bisa menghentikan langkah kaki mereka. Mereka dan sekutu-sekutunya bagaikan ombak besar, menghancurkan segala yang berani menghalangi...”
“Terkekeh, apakah Tuan Hong menyamakan Pedang Penghakiman dengan Ibu Kota Kejayaan masa lalu?” Lu Li bertanya dengan terkejut.
“Tidakkah kamu memiliki kepercayaan diri itu?” Tuan Hong balik bertanya.
“Tidak pernah terpikirkan. Jalan yang harus ditempuh Pedang Penghakiman masih sangat panjang.” Lu Li menunjukkan kerendahan hatinya.
“Haha, ini tidak baik hati. Lihatlah strategi Pedang Penghakiman kalian, bahkan lebih berani dibanding Xiao Mo di masa lalu. Lagi pula, kamu terus menolak suntikan modal dari luar. Ini jelas bukan keputusan yang dibuat tanpa pemikiran matang.” Tuan Hong mengawasi ketat Lu Li, tidak melewatkan sedikitpun perubahan ekspresi di wajahnya.
“Mari kita kembali membahas persoalan aliansi.” Lu Li menggaruk-garuk hidungnya, tak berniat melanjutkan topik sebelumnya.
“Sederhana saja. Pedang Penghakiman mengajak kami bermain.” Kata Tuan Hong dengan tegas.
“Aku penasaran, apakah Tuan Hong sekarang bisa memegang kendali penuh atas Ikatan Persaudaraan?” Lu Li bingung mengapa pengusaha sukses di dunia nyata ini justru mengalami kekalahan telak dalam perebutan kekuasaan di dalam game.
“Saat ini belum, tapi segera akan bisa. Aku hanya ingin tahu apakah Pedang Penghakiman bersedia mengizinkan kami naik ke kapal ini.” Jawab Tuan Hong.
Lu Li tersenyum, lalu menggelengkan kepala.
“Apa maksudnya?” Tuan Hong bingung menatap Lu Li. Apakah ia salah lihat? Sejak awal ia merasa Lu Li cukup tertarik dengan aliansi ini, mengapa sekarang menolak begitu langsung.
“Tuan Hong meremehkan lawan sendiri. Orang di game jauh lebih tidak bermoral dibanding realitas. Dan mereka lebih memilih menghancurkan semuanya daripada menyerahkannya padamu.” Lu Li pun tak tahu bagaimana menilai hal yang belum terjadi. Ia hanya bisa menjelaskan secara umum. Apakah lawannya bisa memahami atau mengubah strategi aslinya, itu di luar kuasanya.
Sebuah Ikatan Persaudaraan yang sedang merosot, sama sekali tak bernilai untuk bersekutu.
Alasan ia menyetujui pertemuan dengan Tuan Hong hanyalah rasa penasaran semata. Tentu, jika Tuan Hong bisa menang, ia tak keberatan bekerja sama dengan Ikatan Persaudaraan - dengan premis Pedang Penghakiman mendapat keuntungan dari aliansi ini.
“Bisakah kau bayangkan aku tak mampu membereskan Ikatan Persaudaraan kecil ini?” Suara Tuan Hong meninggi.
“Benar, Kamu ini orang awam. Itu saja sudah cukup membuatku merasa Kamu akan kalah.” Lu Li berbicara tanpa basa-basi.
“Begini saja, jika aku berhasil melakukan restrukturisasi, maukah Pedang Penghakiman bekerja sama dengan kami?” Tuan Hong mengusulkan setelah berpikir. Sebenarnya keyakinannya mulai goyah, karena dalam hatinya Lu Li sudah setara dengan ahli game.
Jika seorang ahli mengatakan Kamu tidak mampu, tetapi Kamu masih tidak mau serius mengevaluasi kemampuan diri sendiri, itu bukan percaya diri melainkan kesembronoan.
“Baiklah, tapi syarat kerjasama perlu dinegosiasikan. Jika benar seperti katamu tentang 'Naik Kapal', untuk naik kapal diperlukan tiket.” Mengenai hasil akhirnya, apakah Ikatan Persaudaraan bisa mengubah takdir mereka, Lu Li tidak tahu dan tak ingin ikut campur. Bagaimanapun, persaudaraan kecil ini tidak akan mempengaruhi kepentingan umum.
Sekalipun bersekutu, mustahil Ikatan Persaudaraan bisa setara dengan Pedang Penghakiman.
Pedang Penghakiman dan Paviliun Hujan Ringan adalah aliansi kekuatan setara——kenyataannya, karena hubungan panduan dungeon, posisi Paviliun Hujan Ringan dalam aliansi justru lebih lemah. Namun di mata dunia luar, pasangan anjing ini bersatu murni untuk komplotan jahat, jadi tidak ada yang merasa Paviliun Hujan Ringan lebih rendah dari Pedang Penghakiman.
Ikatan Persaudaraan berbeda, meski mereka tidak akan merendahkan diri jadi anak buah, dalam aliansi mereka tetap termasuk hubungan bawahan mutlak.
Tuan Hong jelas paham hal ini. Sejak awal dia ingin naik kapal, persis seperti serikat klub tahun lalu yang mendapat banyak keuntungan dengan mengikuti kemunculan Ibu Kota Kejayaan.
