Kemenangan Pedang Penghakiman melawan Ikatan Persaudaraan di pertandingan pertama 16 besar tidak berarti mereka langsung masuk jajaran 8 besar.
Sistem kualifikasi 16 besar ke 8 besar dalam Liga Game "Fajar" menggunakan sistem tiga pertandingan acak. Contohnya Pedang Penghakiman yang memenangkan pertandingan pertama melawan Ikatan Persaudaraan, akan menghadapi dua lawan acak lagi di pertandingan selanjutnya. Semua klub akan melalui proses serupa, dan peringkat poin akhir akan menentukan siapa yang lolos dari babak 16 besar.
Dalam pertandingan ini, Pedang Penghakiman memperoleh sembilan poin.
Pertarungan arena bernilai lima poin, pertandingan tim juga lima poin - total sepuluh poin. Untuk pertandingan tim sudah jelas, sementara sistem poin arena dihitung dengan cara: jumlah pemain lawan yang terbunuh dikurangi jumlah personil yang hilang dari tim sendiri dalam arena. Kedua angka ini dijumlahkan sebagai skor akhir.
Dalam pertarungan arena melawan Ikatan Persaudaraan, Lu Li dan Moonlight berhasil membunuh lima lawan.
Moonlight tewas sebelum Lu Li, jadi dari lima poin dikurangi satu poin yang diraih Ikatan Persaudaraan. Mereka belum tentu tersingkir karena masih ada dua pertandingan lagi untuk comeback.
Kualifikasi 8 besar ke 4 besar tidak menggunakan sistem acak, melainkan tiga pertandingan tetap.
Jika Ikatan Persaudaraan bertemu Pedang Penghakiman di semua pertandingan babak 8 besar, maka ketiga lawan mereka akan berasal dari Pedang Penghakiman. Satu pertandingan diadakan di "kota" Ikatan Persaudaraan dengan atlet Pedang Penghakiman datang, pertandingan lain di "kota" Pedang Penghakiman, sedangkan pertandingan ketiga ditentukan secara acak melalui undian kota.
Setelah seratus tahun, kompetisi offline yang telah punah di realitas muncul kembali dalam bentuk yang unik.
Keputusan ini sampai tingkat tertentu memperumit pertandingan, namun dari sudut pandang komersial, hanya atlet yang secara nyata tampil di depan publik yang memiliki nilai lebih.
Interaksi atlet dengan penggemar, interaksi klub dengan "kota" - mekanisme operasional klub baru sedang menghancurkan mekanisme lama. Sebagai yang terlahir kembali, Lu Li lebih memahami daripada siapa pun pengaruh besar mekanisme seperti ini terhadap klub.
Waktu pertandingan babak 16 besar menjadi agak panjang, dengan hanya satu pertandingan per hari.
Penonton yang masif, komentator profesional, serta topik pembicaraan yang tak terbatas, di belakang layar juga muncul berbagai intrik terselubung.
Lu Li menggunakan Langkah Angin untuk menangkis serangan yang hampir menghantamnya, lalu berguling bersembunyi di balik Batu Raksasa. Saat penyerang mengejar, tak ada apa-apa lagi di belakang batu tersebut. Mereka asal melemparkan berbagai skill, hanya bisa menunggu kesempatan berikutnya saat Sistem mengizinkan pengecekan koordinat buronan.
Di "Fajar", jika mengeluarkan uang untuk memasukkan seseorang ke daftar buronan, maka penerima tugas bisa menanyakan koordinat target setiap setengah jam.
Layanan pengecekan ini tidak bisa digunakan banyak orang. Berapapun yang mengambil tugas, begitu satu orang menggunakan layanan pengecekan, yang lain harus menunggu setengah jam. Sebenarnya Lu Li sering jadi buronan, koordinatnya pun bukan rahasia, tapi jarang ada yang benar-benar datang membunuhnya.
Sejak pertandingan pagi tadi, ini sudah gelombang ketujuh yang berusaha mengalahkannya.
Gelombang pertama dan kedua dengan sedikit personil sempat dikalahkan Lu Li. Mulai gelombang ketiga jumlah penyerang meledak, bahkan muncul banyak jagoan dengan level dan peralatan bagus. Lu Li terpaksa terus-terusan melarikan diri.
“Tolong periksa, sebenarnya apa yang terjadi, sampai banyak orang ingin membunuhku.” Lu Li berjongkok di atas pohon besar di lereng gunung, mengirim informasi ke Genhao San.
Tak perlu menunggu lama, balasan Genhao San pun datang.
"Persoalannya rumit, intinya karena masalah pergantian peralatanmu. Sebagian orang mengira ada barang bagus di tubuhmu, ingin membunuhmu untuk mengambil perlengkapan. Mereka kebanyakan dari unit tentara bayaran. Ada juga yang dikirim serikat besar, mungkin mengira kau akan menyabotase keseimbangan dalam pertandingan selanjutnya..."
"Serikat besar? Tahukah serikat mana?" tanya Lu Li.
Terhadap unit tentara bayaran yang tamak dan tak berpengalaman, Lu Li tak bisa berbuat apa-apa. Tapi jika tahu serikat besar mana yang ingin membunuhnya, ia tak segan membalas dendam - baik petinggi klub maupun atlet esports bisa menjadi target pembunuhan gelapnya.
"Mana mungkin mereka menggunakan anggota serikat sendiri? Semua diurus oleh orang luar yang tak terafiliasi." Genhao San berkata dengan nada pesimis.
“Memang agak menyebalkan, kamu kirim beberapa orang untuk melindungiku saja.” Lu Li menghela napas. Jangan lihat para pemain bintang esports tampak gemilang, sebenarnya selalu ada hal-hal menjijikkan yang membuat orang tak berdaya. Mungkin satu-satunya penghiburan adalah Sistem yang semakin menyesuaikan harga emas untuk menanyakan koordinat, bahkan disesuaikan lagi berdasarkan nilai target yang dicari.
Untuk atlet top seperti dirinya yang juga menempati peringkat atas Peringkat, sekali menanyakan koordinat harus membayar tidak kurang dari sepuluh ribu realitas.
Puluhan pencuri dari Pedang Penghakiman menyebar di sekitar Lu Li. Di peta yang sama, Genhao San juga mengatur beberapa kelompok 100 orang untuk leveling bersama. Begitu sinyal dikirim, mereka bisa segera datang untuk terlibat dalam pertempuran.
Sekitar puluhan menit setelah pengaturan selesai, tiba lagi waktu yang memungkinkan untuk menanyakan koordinat Lu Li.
"Bos, ada yang datang. Jumlahnya ratusan, sepertinya anggota unit tentara bayaran. Lencana guild mereka disobek, dan wajahnya ditutupi." Seorang pencuri yang sedang menyamar di area pinggir mengirim sinyal di ruang obrolan.
"Kepung mereka, habisi semua orang ini!" Lu Li mengeluarkan perintah tanpa ragu.
Apakah target mereka benar-benar dirinya atau bukan, apakah tindakan membunuh tanpa bertanya ini terlihat terlalu arogan - semua itu tidak dipedulikannya. Membunuh pun sia-sia, salah target pun tak jadi masalah. Gaya bertindak serikat besar adalah lebih baik salah membunuh tiga ribu orang daripada melewatkan satu ancaman.
Idealnya besok seluruh "Fajar" akan dihantui legenda bahwa siapapun yang mendekati Lu Li akan terbunuh. Justru dengan begitu suasana akan menjadi lebih tenang.
"Dia di depan! Waspada semua, jangan biarkan Lu Li kabur!" Prajurit pemimpin itu mengayunkan kapak besarnya, suaranya bergetar karena terlalu bersemangat.
Mereka memang unit tentara bayaran yang rela mempertaruhkan nyawa demi uang. Setelah menyaksikan pertandingan Lu Li pagi itu, mereka segera menyadari bahwa peralatan di tubuh Lu Li bertambah legendaris. Rencana yang lama diragukan akhirnya diaktifkan kembali.
Cukup dengan membunuh Lu Li dan mengambil satu potong peralatan yang rontok, itu sudah cukup untuk menghidupi unit mereka dalam waktu yang cukup lama.
Seperti pepatah "manusia mati demi harta, burung mati demi pakan", dengan target mulia membunuh Lu Li untuk mengambil perlengkapan, mereka menggelontorkan lebih dari 10.000 realitas untuk membeli kesempatan melacak koordinatnya. Demi segalanya sempurna, seluruh anggota unit - sekitar seratus orang dengan kemampuan bertarung mumpuni - dikerahkan habis-habisan.
Lu Li yang masuk dalam penglihatan mereka sedang sibuk leveling, seolah tak mempedulikan kedatangan pasukan ini.
Mereka sama sekali tidak tahu betapa sulitnya menangkap Lu Li. Tujuh gelombang senior sebelumnya pun tidak memiliki kemampuan untuk meninggalkan jejak padanya. Tapi mentalitas spekulatif manusia selalu ada - kini mereka melupakan segala ancaman yang mungkin menyelinap, mata mereka hanya tertuju pada perbendaharaan berjalan bernama Lu Li yang dipenuhi peralatan legendaris.
Dekat... semakin dekat!
“Serang！”
“Serang！”
Dua teriakan nyaris bersamaan terdengar, berasal dari tim yang berbeda, perkelahian kacau terjadi dalam sekejap di tengah teriakan...
