Pasti ada satu tenda yang digunakan bersama antara pria dan wanita...
Lu Li agak kesal, dulu saat Remulos memberikan tenda, mengapa dia tidak memikirkan hal ini.
Yang lain menatapnya, menunggu keputusannya, toh dia adalah Kapten pasukan ini.
Pandangan Lu Li menyapu sekeliling, akhirnya berhenti di Hua Di Li Qing. Anggota ini dan San Yue Yu adalah kakak adik, seharusnya tidak keberatan satu tenda. Lu Li baru saja memeriksa tenda, meski dari luar tidak terlihat besar, sebenarnya bagian dalamnya sangat luas. Lagipula setelah semua orang log out, yang tertinggal hanyalah tubuh dalam game.
Sistem paksa log out, mau berbuat apa pun juga tidak mungkin.
"Huahua, ayo, sebelum dipaksa log out, kita kakak-beradik ngobrol dulu." Biru Muda Laut Angin tanpa basa-basi mengambil satu tenda, menarik Hua Di Li Qing pergi.
Hua Di Li Qing mana mungkin tenang pergi begitu saja, menoleh-noleh ke belakang sampai melihat Mao Mao Ai Chi Rou bersama adik perempuannya San Yue Yu, barulah dia merasa nyaman.
Xiao Ba Jiang dan Can Meng tentu saja tidak perlu dikatakan lagi, sudah sejak lama berdiri berpegangan tangan. Dua cewek ini, selain waktu Can Meng merawat hewan peliharaannya dan Xiao Ba Jiang mengerjakan tugas, hampir seperti bayi kembar siam di waktu lainnya.
Mo Wangfeng dan Shiyishao menyunggingkan senyum dingin sambil mengawasi Lu Li, dengan wajah masam mereka juga mengambil sebuah tenda.
Kini di tanah hanya tersisa satu tenda, di sebelahnya berdiri Lu Li dan Elf Air yang tercengang, mereka merasa seolah ada sekawanan burung gagak berkwek-kwek melintas di atas kepala.
Pasti mereka sengaja, pasti ini semua direncanakan!
"Bagaimana kalau..." Lu Li sangat ingin mengatakan akan log out di luar saja, tapi nalarnya mengatakan ini tidak tepercaya. Setan tahu apa yang akan terjadi jika meninggalkan tubuh di area liar, bagaimana jika ada sesuatu yang datang dan merampas semua peralatannya?
"Kalau kamu tidak keberatan... mari bersama saja. Lagipula ini hanya log out." Suara Elf Air semakin melemah.
Cewek ini meski biasanya sombong dan dingin, toh belum punya pacar sama sekali. Bisa aktif mengutarakan hal seperti ini sudah sangat luar biasa. Andai penutup wajah dibuka, pasti wajahnya udah merah padam.
Kalau dua pemain yang tak punya interaksi, meski berbeda gender sebenarnya tak masalah.
"Fajar" sangat hebat dalam melindungi pemain dari pelecehan gender. Bahkan jika dua pemain sepakat untuk melakukan sesuatu, mustahil diselesaikan dalam game di tahap ini.
Nanti akan dirancang sistem poin rasa suka.
Untuk bisa berhubungan harus mencapai 1000 poin rasa suka. Meski setiap hari bersama, setidaknya butuh satu tahun baru bisa dapat level itu. Jarang yang mau menghabiskan setahun cuma untuk ML. Makanya game ini mengusung jalur kemurnian (pembuat game yang ngatur begini benar-benar polos banget).
Dua orang ini terjebak dalam kebimbangan, akhirnya tetap memasang tenda itu.
Berdasarkan karakteristik tenda, Lu Li memilih mode dua sleeping bag. Di dalam langsung muncul dua wilayah untuk pemain berbaring.
Jarak waktu hingga game berakhir masih cukup lama.
Keduanya tidak langsung membahas masalah log out, itu akan terkesan dipaksakan dan menunjukkan diri mereka bersalah.
"Bagaimana kondisi raga Xinxin?" tanya Elf Air, ini benar-benar topik yang aman, dia memang selalu memperhatikan Xinxin, dan proses penyembuhannya juga mendapat bantuannya.
"Cukup baik, beberapa hari lagi saat semester baru mulai dia akan kembali sekolah." Saat menyebut adik perempuannya, wajah Lu Li tak sengaja menunjukkan senyum kecil.
"Jangan terlalu memaksakan diri, lebih baik melanjutkan sekolah setelah benar-benar pulih total." Elf Air buru-buru menambahkan, lalu menyebutkan beberapa pengetahuan tentang pengobatan penyakit semacam ini, jelas-jelas sebelumnya telah berkonsultasi dengan ahli terkait melalui hubungan keluarganya secara pribadi.
Hati Lu Li terasa hangat, dengan ramah dia berkata: "Tenang saja, waktu belajar pagi dan malam tidak diwajibkan. Nanti aku juga akan ke kawasan kampus, menemani dia berangkat dan pulang sekolah."
"Ah, kamu akan pergi ke kawasan kampus?" Elf Air tampak tidak paham situasi.
Dari nada bicara Lu Li, sepertinya ini bukan sekadar mengantar-jemput Lu Xin ke sekolah.
"Aku berencana ikut mendengarkan kelas di sekolah, belajar sedikit." Lu Li menjelaskan. Dia mengungkapkan rencananya - mustahil baginya untuk mulai belajar dari nol lalu ikut ujian masuk universitas di masa depan, itu sama sekali tidak realistis dan dia juga tidak punya energi sebanyak itu.
Soal apakah universitas akan menerima seseorang yang tumbuh di kawasan kumuh dan hampir tak pernah mendapat pendidikan, masalah itu kini sudah terselesaikan.
Liga Profesional musim pertama yang sedang berlangsung ini mengalami perubahan luar biasa dalam sistem pertandingannya setelah memasuki Babak 8 Besar.
Tiga pertandingan dibagi menjadi kandang lawan, kandang sendiri, dan lapangan acak. Dalam kondisi normal, dua klub harus mengenakan helm dan bertanding di tiga kota yang berbeda, mengembalikan kompetisi yang sebelumnya terbatas dalam game ke dunia realitas.
Meski biaya pertandingan meningkat, hasil yang diperoleh dari berbagai aspek lainnya jauh melampaui pengeluaran ini.
Sistem pertandingan ini pertama-tama mendapat dukungan penuh dari kota-kota tempat klub besar berlokasi.
Contohnya di Kota Jinling tempat Paviliun Hujan Ringan berada, beberapa hari ini telah diadakan ritual megah yang mengumumkan Paviliun Hujan Ringan sebagai tim kota Jinling, mewakili Jinling dalam pertempuran di berbagai medan. Seluruh biaya operasional klub Paviliun Hujan Ringan ke medan pertempuran disubsidi oleh pemerintah kota.
Kota Jiangnan setelah mengalami pasang surut ratusan tahun, sekarang bahkan tidak bisa dikategorikan sebagai kota kelas dua.
Meski sering terpilih sebagai kota paling cocok untuk ditinggali secara nasional, namun hanya sebatas itu saja. Ekonomi lemah, budaya dan politik terpinggirkan, sebagian besar orang Tionghoa bahkan tidak tahu keberadaan kota ini, sehingga secara alami tidak mampu menarik klub besar untuk bermarkas di sini.
Pemerintah kota sebelumnya terus-menerus menghubungi Guild Bintang Bulan, memberikan banyak bantuan untuk pendirian dan perkembangan guild tersebut.
Sayangnya buah kemenangan belum sempat dipanen sudah gugur prematur.
Untunglah Tuhan tidak pernah menutup semua jalan. Meski Guild Bintang Bulan hilang, muncul Pedang Penghakiman yang bangkit bak komet dan mengubah segalanya di kalangan game.
Bahkan pemimpin kota telah memberikan perhatian khusus berkali-kali. Setelah perubahan aturan sistem pertandingan Liga Musim Pertama dikonfirmasi, pemerintah kota langsung membentuk tim proyek dan mulai aktif menjalin kontak dengan petinggi Pedang Penghakiman.
Sejak setelah tahun baru, Lu Li terlalu sibuk dan sama sekali tidak punya waktu. Selama ini Genhao San yang mengikuti perkembangan proyek ini.
Dia menyuruh Genhao San menyampaikan pesan bahwa dirinya merasa tingkat pendidikannya terlalu rendah, dan ingin pergi ke universitas untuk belajar sesuatu.
Jika seorang pengangguran biasa di masyarakat mengucapkan kata-kata seperti ini, pasti akan diludahi wajahnya. Bagaimana mungkin merasa pendidikan rendah lalu bisa masuk universitas? Kalau begitu apa jadinya universitas? Pemenang Ujian Nasional yang berjuang mati-matian akan menjadi lelucon kosong.
Tapi Lu Li berbeda.
Di mata tim proyek Pedang Penghakiman pemerintah kota, dialah orang sukses paling dicari saat ini.
Lu Li mendirikan Unit Tentara Bayaran Xinxin dengan tangannya sendiri, kemudian membentuk Pedang Penghakiman yang langsung menjadi Kuda Hitam terbesar di kalangan game selama setengah tahun terakhir. Siapa pun tidak akan menganggap Lu Li sebagai pengangguran.
Jika memang harus dikatakan ada penyesalan, maka itu adalah latar belakang Lu Li.
Orang yang berasal dari kawasan kumuh, bagi masyarakat umum ini disebut legenda, namun bagi petugas kota ini agak mempermalukan.
Karena itu, urusan Lu Li yang ingin ikut mendengarkan kuliah di Universitas Jiangnan hampir terselesaikan dalam waktu singkat.
Bahkan Universitas Jiangnan sama sekali tidak menunjukkan kemarahan seperti biasanya ketika mendapat tekanan dari atasan, mereka justru menyambut Lu Li sang figur legenda dari kalangan game dengan sikap kedua tangan terbuka.
Elf Air tersenyum mendengarkan penuturan Lu Li, hingga Sistem mulai menghitung mundur dan memberi petunjuk bahwa waktu bermain game mereka hari ini telah berakhir.
