""Aku merdeka, terima kasih!""
Seorang wanita berlari keluar dari penginapan, langsung menerjang masuk ke pelukan Thrall.
"Taretha, lega melihatmu baik-baik saja."
Thrall memeluknya erat, lalu menoleh dengan khidmat: "Terima kasih, orang asing. Kalian memberiku harapan. Tanpa pertolonganmu, mustahil aku bisa menyelamatkan Taretha."
"Apakah mereka temanmu?" Taretha berdiri di samping Thrall, memandang penasaran ke arah Lu Li dan kawan-kawan.
"Sekarang iya, tapi sebelumnya aku tak pernah melihat mereka." Sekelompok manusia menyelamatkannya dari kamp konsentrasi dengan status siaga ketat. Thrall tak pernah membayangkan adegan di hadapannya ini.
"Jika kalian memberi sedikit waktu, aku bisa menjelaskan secara detail." Suara lembut bergema di telinga. Seorang Penjaga Hutan berwujud setengah elf-setengah rusa jantan memasuki pandangan mereka. Tak lain adalah Remulos yang memberi tugas.
"Yang Mulia, bolehkah kami tahu siapa Anda?" Para pemain tentu mengenalinya, hanya Thrall dan Taretha yang terlihat bingung.
“Siapa aku sebenarnya tidak penting.” Remulos berhenti sejenak: “Menjelaskan semua ini juga tidak penting, kalian memiliki jalan sendiri untuk ditempuh. Kami hanyalah sepercik buih dalam aliran waktu, Lu Li, bukankah begitu?”
“Benar, semua yang Yang Mulia katakan benar.” Lu Li tersenyum pahit, menyadari keraguan dalam hatinya telah terbaca.
Benar saja, Remulos segera melemparkan mantra kepada Thrall dan Taretha, membuat kedua orang itu langsung tertidur panjang.
“Mantra ini akan membersihkan ingatan mereka tentang kita dan kejadian tadi. Kini sejarah yang mereka ingat adalah versi tanpa campur tangan kita. Thrall akan melanjutkan perjalanan hidupnya untuk membebaskan bangsa Orc dari perbudakan, menjadi Warchief Horde. Sedangkan Taretha...”
Sayangnya, takdirnya tidak terelakkan.
Sorot mata Penjaga Hutan berkedip penuh belas kasih, namun segera digantikan oleh keteguhan baja.
"Kalau kamu bisa melintasi waktu, kenapa masih mengirim kami untuk membereskan ini?" tanya Lu Li penasaran. Sebenarnya kemunculan Remulos bukan hal yang sulit dibayangkan. Tugas ini memang tidak sederhana, sedikit kecerobohan bisa benar-benar menimbulkan masalah.
"Kamu keliru. Selain Naga Perunggu, tidak ada yang bisa melintasi waktu. Keberadaanku sekarang hanyalah gambar yang mengikuti kalian." Remulos menghela nafas, "Mengapa Pemburu Ruang-Waktu bisa melintasi waktu? Ini masalah yang sangat khidmat. Pada tahap ini, kamu tidak perlu tahu. Sekarang aku masih punya kemampuan untuk menggambar satu mantra. Bersiaplah, aku akan mengirim kalian kembali."
Persiapan apa? Tentu saja meraba peralatan.
Can Meng dengan cepat meraba semua peralatan, termasuk yang dari BOSS sebelumnya. Pembagiannya akan dilakukan setelah kembali.
Remulos membuat teleportasi. Begitu semua orang berdiri di atasnya, dengan mudah mereka kembali ke ruang-waktu normal. Rimbun hijau Moonlight Clearing dan angin sepoi-sepoi membuat semua yang terjadi sebelumnya terasa seperti bermimpi.
Perjalanan ini sebenarnya menghasilkan hasil yang sangat melimpah.
Tidak perlu menyebut hal lain, hanya dengan Darkmoon Card saja sudah cukup membuat pemain top seperti Lu Li rela mempertaruhkan nyawanya sekali tanpa meminta imbalan apapun.
Apalagi masih ada dua item yang dijatuhkan BOSS belum dibagi, dan orang jujur seperti Remulos pasti tidak akan terlalu pelit dengan hadiah tugas. Lu Li merasa penyelesaian tugas mereka kali ini hampir sempurna, setidaknya NPC tidak menemukan celah untuk pemotongan poin.
Tentu saja, mengatakan tidak ada penyesalan sama sekali itu jelas bohong.
Pertama, Darkmoon Card sudah digunakan sekali, beberapa orang bahkan sudah dua kali. Lalu gagal menjalin hubungan dengan Thrall yang mungkin sama sekali tidak mengingat orang-orang seperti kita.
Ada sedikit penyesalan lain bagi Lu Li, yaitu gagal mengubah takdir Taretha.
Dia pernah membaca biografi Thrall, merasa wanita manusia ini memang mati terlalu disayangkan. Dia telah melatih orang hebat, namun kehilangan kesempatan untuk bersama menerima penghormatan.
Tapi kalau dipikir-pikir lagi, dalam situasi Horde dan Alliance yang terus bertengkar dan kadang bersatu, seorang gadis manusia yang terjepit di tengah mungkin memang merasakan kesakitan.
"Kalian menyelesaikannya dengan sangat baik." Di lapangan kosong depan Kuil Remulos, Sang Penjaga Hutan raksasa mengangguk puas, lalu melambaikan tangannya mengirimkan hadiah ke setiap orang.
Reputasi!
Hadiah paling melimpah bukan pengalaman, bukan pula koin emas atau peralatan, melainkan reputasi.
Ini memang sudah dalam dugaan Lu Li. Tugas utama seperti ini yang mempengaruhi seluruh game pasti memberikan reputasi sebanyak-banyaknya pada pemain yang terlibat, tak perlu terkejut.
Serangan Bayangan yang Diperkuat menghabiskan reputasi Lu Li sangat banyak. Meski sekarang belum punya skill book penguatan baru, demi jaga-jaga dia sangat antusias menabung reputasi sebanyak mungkin, agar tidak hanya bisa menatap skill book penguatan tanpa bisa melakukan apa-apa nanti.
Menurut informasi yang cukup bisa dipercaya, Xiao Mo sekarang dalam mengerjakan tugas selalu ditemani sekelompok ahli analisis yang khusus memilih misi dengan hadiah reputasi. Para pemain bintang lainnya pasti berada dalam situasi serupa.
Pemain high-end akan lebih awal mengetahui hal apa yang paling penting.
Tentu saja, poin pengalaman yang diperoleh juga tidak sedikit. Pengalaman Lu Li di level 53 sudah lebih dari setengah, jauh lebih cepat dibanding grinding di luar. Sayangnya, tugas utama seperti ini sulit ditemui, bahkan Xiao Ba Jiang pun tidak mungkin sering memicu efek ini.
Remulos memberikan hadiah breastplate Pembunuh Senja kepada Lu Li.
Set Emas Gelap T1, meski bukan legenda, Lu Li sama sekali tidak merasa kecewa. Peralatan ini menambah set T1-nya menjadi tiga item, meski saat ini dia mengenakan Mantel Zirah Kulit Jiao Re level 50.
Dari ekspresi wajah anggota lainnya, diperkirakan hadiah yang mereka terima adalah barang-barang yang masing-masing butuhkan.
“Peralatan masih dibagi nggak? Jangan-jangan kalian mau menyimpan semuanya, Pedang Penghakiman menyimpan peralatan!” Shiyishao berteriak dengan suara keras sambil pura-pura. Semua orang memandanginya dengan tatapan seperti melihat orang bodoh. Seorang atlet esports seharusnya tidak terlihat seperti ini oleh pemain biasa, bisa merusak worldview mereka.
“Total ada tiga material langka, mari kita mulai ROLL yang pertama...” Can Meng yang dijuluki "jago meraba peralatan" pun tak masalah saat membagi loot.
Material pertama di-roll oleh Mo Wangfeng, yang kedua didapat Can Meng, sedangkan yang ketiga...
Lho, pecahan waktu? Jangan-jangan ini jatuhan dari Pemburu Ruang-Waktu? Material langka ketiga ini membuat Lu Li langsung menahan napas. Ini adalah komponen utama untuk Demon's Strike yang sudah dicarinya berhari-hari tanpa hasil. Ternyata berkaitan dengan Naga Perunggu pengendali waktu dan Naga Abadi.
"Pasti harus anggota kelompok kita yang roll ini," Lu Li berdoa dalam hati.
Elf Air...
Mengapa Elf Air? Dari tujuh orang di pihak kita, 70% kesempatan tidak berhasil di-ROLL. Ini benar-benar menjebak.
Selanjutnya adalah pisau belati Emas Gelap Waktu, eksklusif untuk profesi sihir. Karena tidak ada yang membutuhkan, dilakukan ROLL poin dan dimenangkan oleh Biru Muda Laut Angin.
Bahu baju zirah legenda. Di sini hanya ada Can Meng seorang pemburu, jadi secara alami menjadi miliknya.
Kalung Emas Gelap, kompetisi sengit. Akhirnya dibawa pulang oleh Hujan Maret.
Kapak Naga Abadi. Karena Biru Muda Laut Angin berprofesi pertahanan, langsung diberikan ke Shiyishao secara menguntungkan.
Buku Skill Shield Wall yang Diperkuat. Begitu diumumkan, langsung menarik perhatian. Ini adalah skill utama profesi pertahanan. Setelah dipelajari, kemampuan bertahan hidup meningkat, bisa tahan menghadapi BOSS lebih kuat. BOSS lebih kuat = peralatan lebih bagus. Siklus ini menjelaskan mengapa peralatan dan buku skill profesi pertahanan sangat diminati.
