“Hehe, kalian semua sudah lihat, jangan mengincar lagi ya.” Biru Muda Laut Angin menerima skill book itu, langsung mempelajarinya dengan senyum lebar. Benda ini benar-benar memiliki harta berharga adalah dosa, satu buku Shield Wall yang diperkuat cukup membuat serikat besar bersusah payah ingin menghasilkannya, meski probabilitas drop-nya sangat kecil.
“Pikiran pengecut sejati.” Mo Wangfeng mencibirkan bibir, penuh sikap meremehkan.
Selanjutnya tidak ada barang penting lagi, dibagi asal-asalan, semua orang menyelesaikan misi ini dengan sempurna.
“Meski setiap ketemu pasti kau tewaskan aku, tapi harus kuakui, turun dungeon bersamamu sangat nyaman.” Shiyishao menepuk bahu Lu Li, berkata dengan ketulusan.
Dia sama sekali tidak bisa membayangkan seperti apa pengalaman bertarung melawan BOSS tanpa dihabisi, selama proses tugas ini dia juga mengamati, Lu Li jelas-jelas tidak memahami mekanisme BOSS, tapi mampu menyusun strategi penanggulangan paling tepat dalam waktu sesingkat mungkin.
“Untuk dirigen tim dungeon selebritas, sekarang aku merasa kamu lebih baik dari Xiao Mo.” Mo Wangfeng mengangkat ibu jari, lalu pergi sambil tertawa-tawa.
Semua orang bubar, yang tersisa akhirnya hanya Elf Air dan Lu Li.
“Ada yang ingin kamu bicarakan?” tanya Elf Air.
“Material yang baru saja kamu dapatkan tadi, pinjamkan padaku.” Lu Li langsung mengulurkan tangan. Terlalu sopan saat ini justru akan terasa seperti orang asing.
“Untukmu saja.” Elf Air menyerahkan pecahan waktu itu pada Lu Li sambil penasaran bertanya, “Barang ini untuk membuat pisau belati ya?”
“Ayo jalan-jalan bersama, kita belum menjelajahi Moonlight Clearing.” Lu Li mengajak.
“Seolah-olah kamu pernah menjelajahi tempat lain.” Elf Air tidak percaya Lu Li akan pergi ke suatu tempat hanya untuk menikmati pemandangan. Tapi tentu dia juga tidak menolak, mungkin karena sifat aslinya, orang yang bisa mengobrol bersamanya memang sudah sangat sedikit.
Berjalan di jalan setapak yang dipenuhi daun berguguran yang empuk, tak ada monster, tak berpenghuni, hanya pepohonan bunga sepanjang lereng gunung dan kupu-kupu warna-warni yang sesekali terbang, rasakan seperti berada di surga dunia yang sepi manusia.
Seandainya tidak ada seseorang yang sesekali menundukkan pinggang mengumpulkan barang-barang, pasti akan lebih sempurna.
"Jika sebuah pisau belati membutuhkan pecahan waktu, fragmen waktu semacam itu, biasanya akan menghasilkan sifat percepatan," Lu Li menjawab sambil menggali Rumput Raja Iblis, menjawab pertanyaan Elf Air sebelumnya.
"Anda paham banyak sekali," Elf Air memuji, pertama kalinya dia melihat ada yang bisa memahami game secara begitu mendalam.
"Lebih baik luangkan waktu membaca buku." Lu Li membeku sejenak, lalu merasa agak bersalah. Memang benar dia sangat serius bermain game, tapi usaha seperti ini mustahil diselesaikan dalam setengah tahun sejak game dibuka. Di kehidupan sebelumnya, setiap ada sedikit waktu pasti dia akan mempelajari game, baru setelah akumulasi pengetahuan selama dua tiga tahun dia bisa memiliki penguasaan seperti sekarang.
“Sebelumnya sepertinya kudengar kamu bilang takdir Teresa sangat buruk, apa kamu tahu banyak?” Elf Air bertanya.
“Dia putri dari pelayan keluarga Blackmoore... Thrall yang marah membunuh Blackmoore, tapi tak bisa membuat wanita yang begitu mempengaruhi hidupnya ini regenerasi.” Lu Li bercerita dengan tenang.
“Lalu... apa mereka pernah saling mencintai?” Setelah berduka sebentar, perhatian Elf Air segera beralih ke persoalan lain.
“Mungkin pernah.” Lu Li tidak terlalu yakin.
Bahkan Thrall sendiri mungkin tak bisa menjelaskan dengan tepat emosi seperti apa yang dia rasakan terhadap Teresa. Dan perasaan ini jelas tak bisa dideskripsikan dengan satu sifat saja, mungkin akan mengalami transformasi seiring aliran waktu.
“Apakah Thrall sekarang masih hidup sendirian?”
“Bukan, Thrall sudah punya istri. Namanya Aggra, murid langsung neneknya sekaligus guru Shamannya di Daratan Terlarang. Dialah istri yang ditunjuk langsung oleh nenek Thrall...” Entah mengapa, Lu Li tiba-tiba merasa kisah ini mungkin tidak terlalu menyenangkan, setidaknya bagi Elf Air yang bisa jadi sangat membencinya.
Benar saja, mendengar ini Elf Air membeku sejenak sebelum menggerutu kesal: “Pemimpin besar macam apa ini, tetap saja si playboy.”
Ayahnya menikahi istri sekarang yang dulunya sekretarisnya tak lama setelah ibunya meninggal. Entah sejak kapan mereka sudah menjalin hubungan gelap. Saat menikah, ayah dan ibu tiri bersumpah tidak akan punya anak kedua dan hanya menyayanginya seorang.
Sayangnya, kini segalanya telah berubah.
“Ada persoalan yang mengganggumu belakangan ini?” tanya Lu Li.
“Pokoknya semua karena Ayahku, dia mulai menghalangi upayaku mengintegrasikan barang-barang di dalam game, dan... ah sudahlah, tidak penting.” Ekspresi Elf Air terlihat lesu.
Bahkan memperingatkannya untuk tidak terlalu dekat dengan Lu Li, mengatakan "anak liar dari kawasan kumuh itu memiliki ambisi yang sulit dibayangkan orang biasa, lihat strateginya sekarang, mungkin langkah berikutnya adalah menelan industri game kecilmu itu". Putri yang dulu selalu disukainya, tiba-tiba dianggap tidak matang di matanya.
Yang selalu menuruti perkataan ayahnya, kini justru tak ingin lagi menjadi putri penurut.
"Mungkin perlu komunikasi." Urusan keluarga orang lain, Lu Li sungguh tak bisa berkomentar banyak, meski ia juga penasaran bagaimana ayah Elf Air menghalangi integrasi industri game putrinya.
Tapi menurut pemahaman kecerdasan emosional Lu Li yang tidak terlalu tinggi, hubungan ayah-anak ini mungkin lebih banyak dipenuhi kesalahpahaman.
"Seorang ayah mungkin karena alasan tak diketahui telah melanggar sumpah masa lalu, menangkap kekecewaan putrinya. Di tengah penyesalan dan kegugupan, ia menyadari sang putri mulai menjauh, sekaligus merasa amarah. Yang tidak diketahui Lu Li adalah kontribusi kecilnya dalam hal ini - membuat ayah Elf Air merasa putrinya akan diculik anak nakal, semakin kehilangan rasionalitas."
Klaim bahwa karena istri hamil lalu mulai menghitung warisan anak dari mantan pasangan, jelas hiperbolis.
Mengingat si kecil baru berusia beberapa bulan, bahkan belum diketahui jenis kelaminnya. Pun jika laki-laki, apakah bisa dilatih menjadi pewaris yang kompeten masih tanda tanya.
"Ngomong-ngomong, materialnya mungkin belum bisa segera kukembalikan. Lebih baik kutukar dengan skill book ini." Lu Li mengeluarkan 《Bongkar Zirah》 dari tas, skill book yang diraihnya dari kabin pelaut tua tanpa nama di kapal karam dasar laut.
Sebenarnya, dengan banyaknya pencuri di Pedang Penghakiman, mengasimilasi skill book langka ini semudah membalik telapak tangan.
Tapi entah mengapa, Lu Li sudah beberapa kali ragu-ragu, menyimpannya hingga saat ini. Saat mengeluarkannya sekarang, ternyata sama sekali tidak ada rasa penyesalan.
Bongkar Zirah: Instan, Skill Akhiran, membuat target terekspos dari baju zirahnya. Mengurangi nilai Armor target berdasarkan Combo Point, selama 10 detik. Waktu Tunggu 120 detik.
1 point: 10% Armor.
2 point: 20% Armor.
3 point: 30% Armor.
4 point: 40% Armor.
5 point: 50% Armor.
Buku Skill Bongkar Zirah!
Elf Air bukan tidak pernah mendengarnya, dan jelas juga tahu nilai buku ini. Langsung terpikir bahwa skill book ini sebenarnya bisa Lu Li berikan kepada para pencuri Pedang Penghakiman.
Barang yang diperoleh secara pribadi tidak ada yang memaksa cara membereskannya, tapi biasanya akan diprioritaskan untuk anggota lain di tim sendiri.
"Lupakan saja ganti rugi. Jika kau memberikannya padaku, aku akan menerimanya." Elf Air mengangkat kepalanya, kilau air di matanya bagaikan kolam air mata air musim gugur yang dalam.
