Penyihir Syndra mewakili Blue Universe di pertarungan arena.
Perang Pencuri-Mage!
Sebelumnya dia masih menghibur Kapten Zui Xin untuk tetap "buah zakar", tapi ketika harus menghadapi Lu Li sendiri, Syndra menyadari semua ini omongan buah zakar - tangan yang memegang tongkat sihirnya tak bisa berhenti gemetar.
Tentu saja, dia tak akan menyesali pilihannya.
Bertahan di Paviliun Hujan Ringan hanya akan membuat mereka jadi figuran, melompat keluar terlalu penting bagi mereka.
Tak ada yang tak ingin menjadi yang paling menyilaukan, menjadi juara adalah impian sejak pertama kali menyentuh game - latihan keras selama bertahun-tahun, bukankah semua untuk momen itu?
Ayo, biarkan aku lihat sekuat apa pemain nomor satu dalam game ini! Syndra membelalakkan mata, mengawasi ketat area tempat Lu Li menghilang.
Dalam hati merencanakan, jika aku adalah Lu Li, dari sudut pandang apa dan pada timing seperti apa sebaiknya melancarkan serangan? Otak atlet esports yang terlatih secara teknis bagaikan instrumen paling presisi, begitu masuk ke dalam status, langsung mulai melakukan kalkulasi.
Sebenarnya, dia sepenuhnya salah.
Lu Li tidak melakukan kalkulasi. Dia bertindak langsung, muncul langsung di belakang penyihir, memberikan Pukulan mematikan, lalu berpindah ke belakang baby Elemen Air, tidak hanya berada di belakang target yang akan menyerang, tetapi juga menghindari Bintang Es Baru dari baby Elemen Air tersebut.
Posisi awalnya berdiri—tepatnya di belakang Syndra—sudah tertutup es putih, sayangnya tidak ada yang berhasil membeku.
Kecepatan respons Syndra tidak bisa dikatakan lambat, sayangnya dia salah memperhitungkan target Lu Li.
Lu Li berniat mengalahkannya dulu baby Elemen Air yang HP-nya sudah tinggal sedikit ini. Soal apakah Syndra akan menetralkan Pukulan mematikan dan mati-matian melawan, itu urusan lain.
Singkatnya, Lu Li memanfaatkan serangan tingginya saat ini sementara Elemen Air Xin Dela belum meningkat level, masih di tahap satu dengan darah tipis dan pertahanan lemah. Dengan tekad bulat, dia memprioritaskan menyelesaikan masalah ini terlebih dahulu.
Memulai pertarungan dengan menargetkan baby air penyihir, strategi seperti ini benar-benar bukan sembarang orang berani lakukan.
Biasanya sebelum pencuri berhasil mengalahkan baby air, sang penyihir sudah bangun dari pingsan. Selama baby air tidak mati, kecepatan regenerasi darahnya bisa dibilang selaju panah melesat.
Xin Dela awalnya juga berpikir demikian. Tapi begitu melihat kecepatan darah baby air terkuras, dia langsung kebingungan total. Kabar tentang peningkatan drastis serangan Lu Li memang terdengar berbeda dengan merasakannya langsung.
Tidak bisa dikalahkan!
Tapi meski tak mampu melawan, mereka harus tetap bertahan. Harus menciptakan kesempatan untuk anggota belakang. Jika tidak, menunggu Lu Li menyelesaikan pertarungan arena 1 lawan 5, bisa-bisa hari ini mereka pulang dengan kepala botak.
Dengan hati berdarah menggunakan lencana untuk membatalkan Pukulan mematikan, Syndra langsung mengirim skill instan ke tubuh Lu Li.
Lu Li bukan Tuhan, mustahil bisa langsung menyadari. Untungnya karakteristik skill instan adalah damage-nya relatif kecil, terkena satu dua serangan tidak masalah.
Apalagi, keringanan damage yang begitu banyak di tubuhnya bukanlah hal yang sia-sia. Tapi dia juga tidak melanjutkan serangan ke baby air, melainkan kembali memindahkan target ke Syndra - Syndra yang sudah kehilangan lencana.
Soal baby air, secara jujur Lu Li tidak merasa akan menunggu sampai Bintang Es Baru baby air selesai cooldown. Baby air tanpa Bintang Es Baru hanyalah sampah yang bisa menyebabkan kerusakan dan Perlambatan pada target.
Menghadapi Lu Li yang datang dengan garang, Syndra dengan hati-hati menerapkan taktik layang-layang.
Penyihir melawan pencuri, satu menggunakan taktik layang-layang dan satu lagi menempel. Yang pertama membutuhkan kesabaran dan mobilitas, sedangkan yang kedua mengutamakan pergerakan dan penguasaan timing. Karena serangan pencuri harus frontal, selama kamu mampu mengitari lawan dengan kejam, menempel sebenarnya lebih menunjukkan keahlian teknis.
Baby milik Syndra belum tewas. Panah es-nya bisa memberikan efek perlambatan sekaligus menyerang dan memperlambat Lu Li.
Tapi siapa yang bisa memberitahu Syndra, mengapa seseorang yang sudah diperlambat masih bisa secepat ini? Hampir menempel mengejarnya dari belakang, memaksa Syndra harus berhadapan frontal dengan Lu Li. Setiap penyihir harus ingat: jangan pernah membiarkan punggungmu terbuka untuk pencuri.
"Ternyata pencuri memang pembunuh alami sihir." Komentator wanita itu menunjukkan belas kasihan pada Syndra. Siapa sangka Syndra memang terlihat lebih tampan.
“Belum tentu, Mo Wangfeng di pertandingan sebelumnya berhasil mengalahkan dengan kejam satu pejuang dan satu pencuri, sebenarnya kuncinya terletak pada akumulasi latihan sehari-hari atlet dan performa saat bertanding.” Komentator pria terdengar tidak sependapat, menganggap perdebatan tentang profesi kuat atau lemah tidak bermakna. Mo Wangfeng jarang kalah dari DPS jarak dekat, sementara Sarang Tawon baru saja mengatasi Blood Dagger saat HP-nya tinggal separuh.
“Menurutmu profesi apa yang bisa mengancam Lu Li?” tanya komentator wanita.
“Semua profesi berpotensi, tapi jika melihat daftar level dan kondisi peralatan saat ini, yang bisa mengancam Lu Li di pertarungan arena tidak lebih dari sepuluh orang. Secara profesi, mayoritas menggunakan taktik tempur.” Komentator pria yang berjiwa teknisi ini menganalisis dengan sistematis.
Prajurit dengan armor tebal dan efek bleeding yang menghalangi penyamaran pencuri, bersama Ksatria dianggap sebagai musuh bebuyutan pencuri karena damage berkelanjutan mereka.
Penyihir secara profesi tidak kalah dari pencuri, dan level mereka umumnya lebih tinggi daripada pencuri. Dari 100 pemain teratas di daftar level, hampir sepertiga termasuk dalam profesi penyihir. Penyihir gelap menempati posisi berikutnya, mampu mengeluarkan Sinar Penerangan. Pemburu yang membawa hewan peliharaan kuat juga akan menjadi ancaman bagi pencuri.
Secara jujur, Syndra sudah termasuk penyihir dengan kemampuan yang cukup baik.
Sayangnya dia ketakutan di dalam hati, performanya terlalu biasa, dan setelah dipaksa menyerahkan lencana oleh Lu Li, dengan cepat mulai terdesak secara pasif. Saat Lu Li menyelesaikannya, diri kita masih menyisakan sekitar 70% HP - sebagian besar dihabiskan oleh baby Elemen Air.
Yang kedua turun adalah Kapten Blue Universe, pejuang bernama Zui Xin. Dia menghadapi Lu Li yang masih memiliki 70% darah tersisa.
Zui Xin tahu dia tidak bisa menunda waktu, jadi langsung melancarkan skill ultimate yang epik. Skill tersebut menciptakan efek seperti Flame Rain saat senjata diayunkan, damage-nya biasa-biasa saja, namun bisa "membakar" lawan sehingga target tidak bisa melakukan penyamaran, Bayangan Malam, atau pengasingan selama tiga puluh detik ke depan...
Artinya, kemampuan penyamaran Lu Li untuk sementara dinetralkan.
Tanpa penyamaran, yang tersisa hanyalah duel mobilitas. Tentu saja Lu Li tidak mungkin berhadap-hadapan menusuk seorang prajurit. Palu di tangan lawan, jika tidak ada insiden, seharusnya merupakan peralatan legenda. Ditambah bonus dari profesi prajurit gila, ofensifnya dengan pasti akan menghancurkan Lu Li.
Kamu maju ke medan tempur, aku Berkilauan. Kamu akselerasi, aku juga akselerasi...
Di arena hanya terlihat dua siluman saling kejar-kejaran. Pada puluhan detik awal, mereka hampir tidak pernah berhenti bergerak. Kemampuan pra-penilaian Lu Li terhadap gerakan Zui Xin dalam kondisi ini tampak luar biasa brilian, membuat para penonton yang paham mencatat detail ini dengan seksama.
Ketika Lu Li bisa melakukan penyamaran, tentu dia tidak akan terus bermain petak umpet seperti ini, melainkan dengan cepat memasuki status penyamaran.
