Kantor direktur grup Shen sangat luas, namun perabot di dalamnya sederhana. Di sofa meja direktur, terproyeksikan citra virtual beberapa orang — para atlet esports Klub Blue Universe.
"Saat menerima kabar ini, aku hampir tidak percaya telinga sendiri." Sebenarnya Tuan Shen masih tergolong muda, usia 40-an bagi seorang pengusaha termasuk relatif muda.
Sikapnya tidak terlalu ketat, namun di layar dinding, beberapa orang yang terpampang itu terlihat seolah menahan napas.
"Mengapa diam? Zui Xin, kamu yang jelaskan."
"Tuan Shen, kami bertemu dengan Pedang Penghakiman. Kekalahan ini kami akui dengan lapang dada, tidak ada alasan." Zui Xin enggan menjelaskan lebih jauh. Meski tahu sang direktur ini sebenarnya orang awam dalam game, menipunya bukan hal sulit.
"Aku tidak berharap kalian mengalahkan Pedang Penghakiman. Guild itu memang sedang di puncak popularitas. Tapi tidak mendapat satu poin pun — ini yang tak kumengerti."
“Yang terutama adalah bertemu dengan Lu Li. Di kalangan game, dia adalah sebuah keajaiban.” Zui Xin menjelaskan.
“Lu Li ya.” Tuan Shen memberi isyarat pada sekretaris. Segala informasi game tentang Lu Li, termasuk rumor di jaringan, langsung terproyeksi di ruang virtual bagian tengah dengan sangat detail, meski data kehidupan nyatanya tidak ada.
“Seseorang yang hampir tak pernah main game, anak dari kawasan kumuh. Sedangkan kalian semua telah melewati pelatihan ketat. Satu lawan lima dari kalian. Apa pendapat kalian tentangnya?”
“Dia adalah bakat. Hampir tidak ada yang tidak bisa dia lakukan.” Xin De La berkata dengan getir.
“Dari ucapanmu ini aku tahu kau sudah ciut. Tidak ada yang selamanya tak terkalahkan. Xiao Mo dari kalian itu, bukankah dulu juga menyebut diri tak terkalahkan?”
“Maaf, Tuan Shen.” Beberapa atlet esports semakin menunjukkan ekspresi malu.
"Saya tidak paham game, jadi tidak akan ikut campur urusan kalian di dalam game. Tapi saya harap kalian tidak mengecewakan harapan saya. Pedang Penghakiman akan menjadi lawan terberat kalian. Mau tidak mau, kalian HARUS bisa..."
Usai pertemuan video virtual, sekretaris dengan sigap menyodorkan secangkir kopi.
Presiden Shen menghela napas, mengusap pelipisnya yang berkerut dengan lelah: "Benar juga kata orang, beda bidang seperti beda gunung. Tak kusangka anak itu begitu kuat dalam game. Kukira Guild Blue Universe sudah cukup membuatnya menderita kekalahan memalukan."
"Apakah Bapak benar-benar akan berkonfrontasi dengan Nona Besar?" Sekretaris itu bertanya dengan wajah masam penuh kekhawatiran.
"Konfrontasi macam apa? Justru dialah yang selalu membangkang!" Wajah Presiden Shen memerah padam karena marah: "Sejak kenal Lu Li itu, gadis yang dulu begitu penurut sekarang jadi penuh duri. Semua salah Lu Li! Bagaimana hasil negosiasi investasi yang kusuruh kerjakan?"
“Mereka menolak campur tangan modal mana pun, persoalan di dalam game tidak ada solusinya di dunia nyata.” Sekretaris itu tampak pasrah.
Inilah yang disebut 'tongkat tak mampu menjangkau yang jauh'!
Selain itu, dari sudut pandang sekretaris, seorang putri pantas dinikahkan. Meski Presdir Shen enggan melepas sang putri, seharusnya bisa berkomunikasi dengan baik. Ditambah lagi istri Presdir Shen baru-baru ini hamil, menambah lapisan kontradiktif antara ayah dan anak, hingga bagai api dengan air.
Lagipula, justru karena Lu Li berasal dari latar belakang kurang mampu namun mampu mencapai posisi sekarang, barulah ia layak disebut bakat sejati.
Dibandingkan dengan anak orang kaya generasi kedua di lingkaran atas, apa salahnya memiliki menantu seperti ini?
Di dalam game, Lu Li dan Elf Air memang sering beraktivitas bersama, kerap membentuk tim leveling. Dua pencuri ini secara mengejutkan menyaingi efisiensi grinding level satu tim penyihir. Di waktu senggang, mereka bersama-sama mengerjakan misi Manor Ravenholdt.
Menurut mentor Lu Li, Garona, selama reputasi mencapai tingkat tertentu, metode untuk mengupgrade Fragmen Penyakit akan diperoleh.
Fragmen Penyakit yang di-upgrade akan meningkat menjadi senjata langka level enam puluh. Meski banyak pilihan senjata level enam puluh, pencuri justru paling tidak takut memiliki banyak senjata. Menggunakan senjata berbeda di tempat yang berbeda adalah kebenaran mutlak yang diketahui setiap pencuri.
Mungkin karena aktivitas Legiun Bencana semakin mendekat, bahkan Manor Ravenholdt mulai merilis tugas terkait hal ini, dan merupakan misi wajib yang harus diterima. Kegagalan akan mendapat hukuman pengurangan reputasi.
《Membunuh Nazanus Sang Pemusnah》！
Sebenarnya, Lu Li sudah berinteraksi dengan Nazanus Sang Pemusnah sejak di dungeon Stratholme.
Saat itu Xiao Ba Jiang tak sengaja memicu tugas dari NPC Horde ini, membuat kelompok Lu Li mendapatkan status "Kemarahan Nazanus Sang Pemusnah" yang meningkatkan HP 20%, serangan 20%, dan memiliki 20% kemungkinan mengabaikan pertahanan Ramsden Sang Penelan.
Nazanus Sang Pemusnah sebenarnya adalah Nar'sanos Marris, kisahnya telah dijelaskan sebelumnya sehingga tidak akan diulangi di sini.
Singkatnya, dia awalnya adalah satu-satunya pemanah manusia dalam sejarah Fajar, seorang pahlawan Alliance. Setelah invasi Bencana Mayat Hidup, dia dibunuh oleh Ramsden Sang Penelan dan menjadi mayat hidup.
Dia kemudian lepas dari kendali Bencana Mayat Hidup, menjadi bagian dari yang Terlupakan dan bersumpah setia kepada Ratu Sylvanas.
Namun pihak Alliance sama sekali tidak mengetahui hal ini.
Kepala Biro Intelijen Tujuh resmi Matthias Shaw menerima laporan mengkhawatirkan - Nar'sanos Marris menghilang di Plague Timur (wilayah timur Eastern Plaguelands), sementara aktivitas mencurigakan yang Terlupakan terjadi di sana.
Dia mengirim lima agen intel untuk menyelidiki, tapi hanya satu yang kembali. Agen itu terus bergumam kata "Nar'sanos" atau "Sang Pemusnah", dan meninggal dalam tidurnya beberapa hari setelah kembali.
Mereka yakin Nazanus dibunuh oleh sosok bernama Sang Pemusnah, kemudian merilis tugas membunuh Sang Pemusnah ke publik.
Meski Ravenholdt tidak memiliki hubungan baik dengan Biro Intelijen Tujuh, bahkan saling bermusuhan, mereka tetap memberikan tugas seperti ini kepada Lu Li dan Elf Air sebagai misi wajib diselesaikan.
Seandainya tugas ini diambil dari Biro Intelijen Tujuh, mungkin Lu Li dan Elf Air bisa menolak, karena misi ini sepenuhnya merupakan kesalahpahaman.
Sayangnya, ini adalah tugas dari Ravenholdt. Keduanya terpaksa menyelesaikannya dengan gigih.
Membunuh NPC Horde bagi mereka yang berada di kubu Alliance sebenarnya bukan hal tabu. Apalagi Nar'sanos Sang Pemusnah hanyalah proyeksi. Namun semasa hidupnya, dia merupakan satu-satunya pemanah manusia di Alliance. Setelah mati, dia menjadi jenderal penting di bawah komando Ratu Sylvanas. Meski hanya proyeksi, dua pencuri seperti Lu Li dan Elf Air tetap tak mampu melawannya.
Untungnya tugas tidak membatasi jumlah pemain yang ikut bertempur.
"Selain mengatur beberapa orang untuk membantu melawan Sang Perapuh, kita harus menyiapkan personel yang cukup untuk melawan gangguan pemain Horde. Pertempuran mungkin akan berlangsung beberapa waktu. Kita hanya punya satu kesempatan. Jika pasukan besar Horde berkumpul, ini bisa berkembang menjadi perang serikat." Lu Li memiliki kesadaran yang sangat waras tentang hal ini.
Saat ini adalah momen genting dalam perkembangan serikat. Lu Li sama sekali tidak ingin terlibat pertempuran sengit dengan Horde.
