Bagaimanapun game dibuat untuk dinikmati mayoritas pemain.
Sayangnya, pemahaman Lu Li akan prinsip ini tidak memberi solusi atas pengalaman yang dihadapinya saat ini.
"Menurutku tahap terakhir ini harus diatasi dengan bertahan," kata Xiao Mo sambil merenung. "Skill ultimate seperti ini, bahkan jika kita semua masuk ke air pun percuma. Isi penuh darah sebelum BOSS menggunakan skill ultimate, lalu semua anggota tim gunakan keringanan damage terkuat yang disimpan khusus untuk momen itu."
"Baik, kita coba." Lu Li pun tidak punya cara lebih baik selain mengikuti saran Xiao Mo.
Para pelaku lainnya juga setuju dengan perkataan Xiao Mo. Sebenarnya banyak konten game yang tidak memiliki panduan khusus, semuanya bergantung pada tumpukan peralatan dan teknisi. Jika syarat tidak terpenuhi, tidak mungkin menyelesaikan level. Persoalan memang sesederhana itu.
Saat mulai tarik monster lagi, semua orang lebih berhati-hati, berusaha agar tidak ada satu orang pun yang tewas. Bagaimanapun, tantangan lebih dahsyat masih menanti di konten selanjutnya.
Fase P1 berjalan cukup baik, fase P2 biasa-biasa saja. Tiga orang tumbang di monster kecil. Lu Li langsung mengumumkan untuk mengulang. Yang lain tentu tidak keberatan, meski ekspresi wajah beberapa yang tumbang agak masam.
Kembali berkumpul di hadapan BOSS, kali ini Lu Li mengumumkan waktu beristirahat selama seperempat jam.
Masuk dungeon adalah aktivitas yang sangat menguras stamina fisik dan semangat, terlebih saat membuka lahan baru seperti ini dimana semua pengalaman pertama kali. Setiap momen harus waspada akan skill ultimate BOSS. Ditambah risiko wipe yang bisa menggerus semangat tim, membuat timing mulai tarik monster tidak boleh terlalu dipaksakan.
Melihat waktu, Lu Li berbicara: "Kali ini semua harus berhati-hati, jangan sampai dihabisi lagi, usahakan tembus sekali."
Kemudian dia menugaskan beberapa orang khusus untuk membantu mengumpulkan monster kecil Elemen Api. Begitu ada yang dikepung monster, profesi serangan grup harus mengeluarkan skill untuk memancing monster pergi, memastikan tidak ada yang tewas sebelum Fase P3 terakhir.
"Tenang, semua akan memperhatikan." Er Re Yan Tiao meregangkan pergelangan tangannya. Karena kecepatan tembakan panah lebih tinggi, dia ahli dalam mengumpulkan monster.
"Jurus andalan apapun jangan disimpan, keluarkan semua." Mo Wangfeng terkekeh.
"Xiao Mo punya perisai grup, Kakak Feng tidak mau memberikan penjelasan? Tidak malu?" Shiyishao langsung menyerang balik.
Mo Wangfeng langsung diam. Kemampuan biasa yang ditunjukkan selama ini bisa digunakan tanpa tekanan dan tidak perlu disembunyikan. Tapi senjata rahasia yang benar-benar disimpan, siapapun tak mau sembarangan memperlihatkannya - ini tidak ada hubungannya dengan keberuntungan.
"Aku bisa memberikan efek kebal ke satu orang." Ming Pojun terlihat merasa dirinya agak menjadi beban, lalu berbicara secara aktif.
"Kebal kelompok?" Para pelaku lainnya menatapnya dengan lesu. Jika dalam pertandingan bertemu orang yang bisa memberikan keringanan damage kelompok, sungguh tak perlu dilanjutkan lagi.
"Bagaimana mungkin kebal kelompok? Apakah Fajar punya benda itu? Ini sebenarnya Intervene yang diperkuat, efeknya adalah menerima 90% kerusakan untuk rekan satu tim." Ming Pojun buru-buru menjelaskan. Meski berwatak ramah, bukan berarti dia bodoh. Jika orang benar-benar mengira dia punya kebal kelompok, pasti akan ada banyak orang mengejar-kejarnya.
"Baiklah, nanti Intervene-nya berikan ke Shanghua Pinyu." Menurut informasi Lu Li, Windwhisper juga memiliki keringanan damage di atas 70%. Hujan Maret sebagai rekannya sendiri, tentu tahu kemampuan sihirnya.
Biru Muda Laut Angin setelah mendapat konfirmasi dari Lu Li, mengangkat perisainya dan langsung menyerbu ke arah BOSS.
Fase P1 berhasil dilalui dengan mudah, meskipun semua berusaha keras di fase P2, akhirnya ada yang tewas. Shiyishao sebagai prajurit armor plat justru Tahan Api-nya biasa saja, ditambah dia enggan menggunakan skill pengurangan damage yang lebih kuat. Dua monster kecil merabanya dua kali langsung membuatnya tumbang.
"Gimana nih, gue yang maju." Mo Wangfeng menginjak-injak mayat Shiyishao.
"Pergi sana!" Shiyishao ternyata bangkit sendiri. Baru saat itu Mo Wangfeng ingat anggota ini membawa Darkmoon Card. Tapi bukankah terlalu nekat menggunakan di dungeon? Soalnya tewas di dungeon tidak membuat pengalaman terkuras. Kartu Mo Wangfeng selalu dipakai saat tewas di luar.
"Semangat kawan-kawan! Taktik cadangan terakhir pun sudah kukeluarkan."
Yang tahu Darkmoon Card masih wajar, tapi yang tidak tahu ada barang ini langsung kaget setengah mati melihat Shiyishao. Cara bangkit sendiri setelah tewas ini benar-benar mengabaikan semua logika.
Fase P2 berlalu, Fase P3 akan segera tiba. Pada tahap ini yang paling sibuk justru profesi penyembuh. Tiga penyembuh harus memastikan HP semua anggota tim dalam kondisi penuh sebisa mungkin. Jika tidak, bahkan dengan keringanan damage pun tidak berguna. Damage dari skill ultimate BOSS setidaknya mencapai sepuluh ribu, sementara HP pemain pada tahap ini umumnya hanya sekitar tiga ribu.
Saat ini seolah menjadi panggung eksklusif Shamans Shanghua Pinyu. Shamans pada fase ini adalah Sang Penguasa dalam grinding kelompok.
Profesi penyembuh seperti Pastor sangat serbaguna, baik dalam healing individual maupun kelompok. Penyembuhan Ksatria Suci hampir tidak bisa melakukan AoE healing, namun healing individualnya bisa dibilang kebal. Shamans lebih fokus pada AoE healing, sedangkan Druid unggul dalam pemulihan berkelanjutan.
Namun di arena pertandingan, Shamans penyembuh sangat lemah karena kemampuan bertahan hidup mereka nyaris terlemah di antara semua profesi penyembuh.
“Tiga, dua, satu, keringanan damage.” Lu Li melakukan pengamatan cermat terhadap lingkaran api, saat letusan akan terjadi dia dengan tegas mulai menghitung mundur. Lingkaran api yang muncul nyaris dari udara kosong dan menyebar ke segala arah ini, sulit memungkinkan profesi bertahan untuk melindungi rekan tim dari damage.
Semua orang mengaktifkan keringanan damage terkuat mereka.
Lu Li dan Elf Air menggunakan Langkah Angin dengan sederhana namun tepat, menguasai timing dengan sempurna hingga sama sekali tidak terluka; Qingqi Gujiu yang bisa mengaktifkan status kebal sambil membaca hearthstone, situasi seperti ini baginya hanya seperti hujan gerimis; Shiyishao yang sengaja menyimpan keringanan damage akhirnya mulai digunakan, Tongyan Wuji berubah menjadi beruang besar dengan HP melonjak drastis dan masih menyisakan setengah HP; Dua pastor hanya mengaktifkan keringanan damage sederhana lalu bertahan, saat ini pastor sama sekali tidak rapuh; Dua penyihir juga sederhana, mengaktifkan kulkas lalu dengan selamat; Shamans Shanghua Pinyu bertahan di bawah perlindungan Mingpojun...
Apalagi Biru Muda Laut Angin, total HP-nya sudah lebih dari lima ribu. Selama waspada, bahkan jika skill ultimate seperti ini datang dua kali lagi, dia tidak akan tumbang.
Yang tersisa, dua penyihir Sarang Tawon dan Liuli tidak bertahan. Ming Pojun sendiri menanggung damage dua orang, akhirnya tak mampu menyelamatkan situasi. Pemburu Er Re Yan Tiao juga tumbang.
Dengan demikian, di arena masih tersisa sebelas orang!
"Bagus, healer penuhkan HP semua orang. Tingkatkan damage, keluarkan semua taktik yang kalian punya." Lu Li mengubah posturnya menjadi serigala besar dan menerjang BOSS.
Meski banyak yang tumbang, HP BOSS juga tinggal sedikit. Sekalipun BOSS akhirnya akan Amuk, kita masih punya kendali untuk mengalahkannya. Sekarang yang diperlukan adalah menghabisi BOSS secepatnya sebelum dia meluncurkan lagi skill ultimate penghabisan tim seperti ini.
