Monster Elemen Api raksasa akhirnya runtuh. Api menyembur di permukaan tanah, tapi sudah kehilangan kemampuan untuk melukai pemain.
Pengalaman melimbah akhirnya membuat Lu Li memasuki level 54. Dia adalah pemain ketujuh yang mencapai level ini. Ini sebuah keajaiban bagi seorang pengurus guild dan atlet esports, apalagi dia juga menyelesaikan banyak tugas, serta memiliki skill teknik dan penempaan yang levelnya melebihi sebagian besar pemain kehidupan profesional.
Qingqi Gujiu beruntung mendapatkan 1 skill point.
Windwhisper maju untuk meraba peralatan. Pertama dia menemukan sebuah batu——Batu Sintetis——Membutuhkan Level dikurangi sepuluh persen.
Para pemain bintang disini mana ada yang belum pernah melihat barang bagus? Set emas dan set Emas Gelap tidak usah disebut, setiap orang setidaknya memiliki 1-2 peralatan legenda. Tapi setelah melihat sifat batu permata itu, mata mereka semua langsung memerah.
"Lu Li, kamu tidak akan menyimpan peralatan ini kan? Aduh, pemimpin tim mau menyimpan loot! Lu Li mau menyimpan loot!" Kakak Feng yang suka provokasi "ingin dunia kacau" ini benar-benar menyebalkan.
“Fitnahan pemimpin tim, Mo Wangfeng di-banned sepuluh menit.” Lu Li menghembuskan napas dingin, langsung mengambil tindakan tegas.
Fungsi banned voice chat memang ada di guild. Pemimpin tim berhak membatasi anggota tertentu. Efeknya selama proses banned, anggota tersebut tidak bisa menggunakan voice chat maupun text chat - sistem ROLL poin melalui text chat, artinya Mo Wangfeng kehilangan hak untuk ROLL poin.
Mo Wangfeng gemetar marah, tapi sekarang dia cuma bisa melotot tanpa bisa berbuat apa-apa.
Tak ada yang memberi belas kasihan. Tidak menertawakannya saja sudah dianggap baik hati. Untuk mengurangi satu rival terberat, semua anggota buru-buru melakukan ROLL poin.
Angka demi angka muncul. Pemain yang sudah ROLL langsung muram melihat angka lebih tinggi, sementara yang sempat memimpin merasakan jantung berdebar-debar seperti naik roller coaster.
Lu Li juga ROLL. Angka tujuh puluh tujuh sebenarnya tidak rendah, tapi dibandingkan yang lain mustahil dia bisa dapatkan batu ini.
Awalnya pemegang rekor tertinggi dari sepuluh roll pertama adalah Shiyishao, dia meraih 95 poin. Angka ini memiliki probabilitas besar untuk mendapatkan hak perolehan peralatan. Namun ketika roll ke-11—Elf Air melakukan roll, semua yang hadir termasuk Mo Wangfeng yang sudah dibatalkan efek bisunya oleh Lu Li setelah roll dimulai, menyerahkan harapan.
Seratus poin! Ini nilai sempurna!
Menurut aturan alokasi "Fajar", kecuali kamu bisa meroll poin sama mencapai 100, barulah berhak bertarung ulang bersamanya untuk menentukan pemenang.
Tapi kemungkinan ini terlalu kecil. Roll 100 poin saja sudah sulit, apalagi harus muncul dua kali dalam waktu sesingkat ini.
Seperti diduga, keempat orang berikutnya tak ada yang berhasil mencapai 90 poin.
Akhirnya yang mendapatkan batu pengurang 10% kebutuhan peralatan adalah Elf Air. Para pelaku lainnya hanya bisa menerima kekalahan. Soal menawar dengan harga tinggi? Tak ada yang berani mengajukan—seberapa kayapun mereka, mana mungkin melebihi Si Kaya?
Windwhisper memandangi dengan penuh harap saat Elf Air menyimpan batu itu, hanya bisa terus meraba mayat dengan perasaan frustrasi.
Lu Li tiba-tiba merasa ada yang menyelipkan sesuatu ke tangannya. Saat menoleh, ternyata Elf Air berdiri di belakangnya, dan yang dimasukkan ke tangannya jelas adalah batu pengurang kebutuhan yang baru saja dia roll.
"Terlalu berharga." Dia melirik para atlet esports lain yang sama sekali tidak menyadari, lalu mengirimkan chat pribadi ke Elf Air.
Batu pengurang kebutuhan mungkin tidak lebih berharga daripada peralatan legenda, tapi kelangkaannya justru melebihi. Tidak peduli berapa harganya, masalah utamanya adalah uang pun belum tentu bisa membelinya.
"Aku belum membutuhkannya sekarang, lagipula masih ada beberapa cadangan. Terima kasih juga sudah membantuku menyiapkan material upgrade pisau belati," Elf Air berhenti sejenak, lalu menambahkan, "Barang yang kamu kirim aku terima semua. Ini barang yang aku kirim untukmu, kenapa harus diukur dengan harga pasar?"
Benar-benar gadis yang keras kepala, pikir Lu Li. Dia sangat menyaksikan orang seperti ini.
Dia sama sekali tidak menyukai tipe gadis manja yang hanya bisa bertahan hidup dengan bergantung seperti tumbuhan parasit. Di dalam game, hal ini tercermin dari sikap mereka yang selalu merengek minta peralatan atau minta dibantu naik level.
Elf Air jelas bukan tipe seperti itu. Meski dia tidak pernah menolak hadiah dari Lu Li, dia selalu mencari kesempatan untuk membalasnya.
Material yang dipersiapkan Lu Li untuk Elf Air sebenarnya juga sangat berharga, terutama batu mutasi yang ditemukan hari ini. Jumlah refresh batu ini di benua Azeroth sangat langka, dan jika dijual di pasar, nilainya di mata ahli hampir setara dengan batu pengurang kebutuhan.
Para anggota lain masih membagi peralatan sisa. Mungkin karena selain batu pengurang kebutuhan ini, Belgar tidak menjatuhkan peralatan bagus lainnya.
Hampir semua anggota ikut melakukan ROLL poin untuk beberapa peralatan Emas Gelap dan material langka. Buku skill Mage Api akhirnya ditukar Lu Li dengan sebuah peralatan Emas Gelap. Dua Mage di tim ini spesialisasi Ice Mage, sehingga kebutuhan akan buku skill Mage Api tidak terlalu mendesak.
Lu Li adalah pemimpin tim, Ming Pojun yang ROLL skill book adalah orang yang mudah diajak bekerja sama, tentu dia akan memberikan muka ini.
Setelah anggota lain menyelesaikan tugas, semua orang memulai kembali perjalanan.
Meski BOSS Belgargh menghabiskan waktu cukup banyak, tapi masih ada empat lima jam sebelum game berakhir, jelas cukup bagi mereka untuk mencoba BOSS berikutnya melalui Barak Timur dan Barat.
Barak Timur dan Barat terletak di kedua sisi Jalan Besi Hitam, di bagian tengah terdapat mekanisme penghubung - mahakarya lain Franclorn Forgewright: Gembok Perapian Gelap.
Mo Wangfeng menggunakan Kunci Perapian Gelap untuk mengaktifkan mekanisme tersebut, membuka pintu rahasia di atas. Dengan berputarnya api pada Gembok Perapian Gelap, jalan penghubung barak timur-barat seketika muncul. Barak Timur adalah rute wajib menuju Kota Dalam Besi Hitam untuk menghadap Raja Besi Hitam.
Kami naik tangga menyusuri saluran kiri terus sampai ke ujung, setelah masuk akan ada sebuah koridor.
Untuk mencegah tim mati sia-sia, Lu Li langsung mengambil inisiatif menyamar dan mengintai rute di depan.
Di belokan ujung saluran terdapat sekelompok kurcaci elit dan Elemen Api. Jika mengikuti prosedur eksplorasi normal, tim bisa dengan mudah terjebak dan dihabisi dalam hitungan menit.
Setelah ditemukan oleh Lu Li yang sedang mengintai, para pemburu menarik musuh gelombang demi gelombang untuk dikalahkan bersama, sehingga hanya ada ketegangan tanpa bahaya nyata.
Selanjutnya tim harus menghadapi Jenderal Angrif yang bertanggung jawab menjaga wilayah ini - salah satu dari delapan jenderal bawahan Raja Gunung Modimus Anvilmar, sang komandan pasukan elit kerajaan yang merupakan jenderal kurcaci Besi Hitam berpengalaman tempur hebat.
Konon, sang jenderal terbiasa memimpin pertempuran dengan kapak dua tangan bernama "Black Roar" di garis depan, suatu hal yang bahkan Raja Besi Hitam sendiri tak mampu menyainginya.
Dia membuat pasukannya merasakan dalam setiap pertempuran: Jenderal kita ada di sisi kita - sehingga bawahannya menjulukinya "Jenderal Angfua Sang Batu Karang". Sayangnya, setelah Perang Tiga Palu, Besi Hitam telah kehilangan kejayaan masa lalu. Kini Jenderal Angfua diam-diam menjaga jalan wajib menuju Tahta Kaisar: Barak Timur.
Terhadap jenderal yang semakin tua dan tidak bersemangat ini, semua orang menunjukkan sikap hormat.
Namun kekalahan pertama terjadi begitu memilukan dan cepat, tak ada lagi yang berani menunjukkan belas kasihan pada kurcaci tua yang terlihat ramah ini.
