Desir angin halus di belakang kepala - orang biasa pasti tidak akan menyadarinya. Lagipula Gunung Batu Hitam bukan wilayah yang sunyi.
Namun akumulasi pengalaman game bertahun-tahun yang menyatu dengan seluruh jiwa-raga membuat Lu Li seketika menilai: Ada pencuri yang menyergap dari belakang.
Tanpa pikir panjang, dia langsung menerjang ke depan dan berguling-guling, membuat lawan yang nyaris menempel di belakangnya kehilangan target. Tapi sang penyerang bukanlah pemula, gerakan pisau belatinya mengikuti gerak Lu Li bagai ular berbisa yang langsung menusuk punggungnya.
Gerakan menghindar sebelumnya memberi Lu Li waktu untuk berbalik. Pisau belatinya...
Ternyata blokirannya meleset!
Lu Li sadar reaksinya terlalu cepat, gagal memblokir serangan mendadak lawan secara lengkap. Terkadang refleks yang terlalu gesit justru menjadi bumerang, karena respons harus selaras dengan penilaian situasi untuk benar-benar efektif.
Efek serangan menyergap ini adalah pusing. Jika Lu Li tidak segera mengambil tindakan, bisa-bisa dia jadi santapan empuk lawan.
Penyerang yang menyergapnya memang seorang jagoan. Saat Lu Li sedikit membeku, lawan sudah memberinya status pengurangan damage dan pendarahan terus-menerus. Skill penyamaran polos seperti menghilang jelas sudah tidak bisa digunakan, karena pendarahan terus-menerus akan membuat Lu Li yang sedang menyamar kembali gagal melakukan penyamaran akibat menerima damage.
Langkah Angin!
Lu Li tidak pernah ragu-ragu. Begitu keputusan diambil, meski mungkin salah, dia akan menggunakannya tanpa keraguan.
Menyaksikan hal ini, pencuri lainnya kembali masuk ke mode penyamaran.
Dalam pertarungan pertama melawan dua pencuri, Lu Li cukup dirugikan. Selain kehilangan sebagian HP, yang terpenting skill Langkah Angin terpaksa digunakan. Ini terutama karena pengalaman pertama menggunakan kapsul game – ketidaksesuaian kecil dalam adaptasi bisa menciptakan kesenjangan dalam duel tingkat tinggi.
Mengenai identitas lawannya, kemungkinan besar termasuk beberapa nama yang peringkatnya cukup tinggi.
Sekarang, yang terpenting adalah mengetahui siapa yang menyergap dirinya, mengalahkannya. Lu Li percaya lawannya sama seperti dirinya, pasti tidak akan diam-diam melarikan diri. Ini adalah harga diri seorang jagoan, terutama dalam pertarungan antar pencuri.
Area ini merefresh Elemen Api, tanah gosong di mana-mana, terkadang masih ada sisa api yang tertinggal.
Dalam pergerakan, ketidaksengajaan sekecil apapun bisa menyebabkan kerusakan bakar, sehingga mengekspos pergerakan. Karena itu Lu Li bergerak sangat hati-hati. Saat ini dia sedang dalam masa adaptasi, tekanan ini jelas berperan sebagai katalis.
Lawan tiba-tiba melancarkan serangan, mungkin karena menangkap debu yang beterbangan di tanah.
Tapi yang membingungkan pencuri lawan ini, pisau belatinya tidak menyentuh apapun seperti yang diduga. Dia tiba-tiba menyadari mungkin terjebak dalam perhitungan.
Lu Li memiliki pengalaman tempur yang sangat kaya. Segenggam debu di tanah itu sengaja dia buat untuk memancing lawan menyerang. Begitu lawan bergerak, pukulan mematikannya langsung menghantam dan melumpuhkan lawan.
Perempuan？
Setelah melumpuhkan lawan, barulah terlihat siapa yang menyergapnya.
Meski seluruh tubuh tertutup jubah dan wajahnya berbalut kain, lekuk tubuh yang ramping masih bisa terlihat.
Elf Air！
Lu Li tersenyum kecut sambil menyimpan belatinya. Dia langsung mengenalinya karena baru kemarin bertemu. Tadinya dia mengira lawannya adalah Blood Dagger atau Jubu Tanhan - dua pencuri yang terkenal suka membunuh pemain di area liar, terutama gemar menyergap atlet esports.
"Kenapa berhenti bertarung?" tanya Elf Air sambil mengedipkan mata melihat Lu Li menyimpan senjata.
"Area liar kurang aman. Aku khawatir ada yang mengintip dan baru akan muncul saat darah kita tinggal sedikit, seperti yang bersembunyi di sana..." Lu Li mengganti ke senjata jarak jauh dan menembak ke arah semak tak jauh.
Sebuah siluman muncul terhuyung-huyung, ternyata Mo Wangfeng.
"Jangan salah paham, aku cuma datang lebih awal. Nggak tahu juga kalian kenapa sampai Cinta dan Pertumpahan Darah, nggak berani nimbrung," Mo Wangfeng mengangkat kedua tangan, menyerah tanpa prinsip.
Memang mau gimana lagi, dia cuma satu penyihir ketemu dua pencuri selevel, kalau Konflik terjadi pasti mutlak tak mungkin selamat.
Mempertimbangkan muka "semua orang nanti masuk dungeon bersama", Lu Li memutuskan melepaskan anggota ini. Kalau bukan di tempat ini, paling nggak harus bikin dia berbalut "armor" baru.
"Hari ini kamu..." Elf Air ragu-ragu.
"Ganti perangkat baru, aku pindah rumah sekalian beli kapsul game." Lu Li paham maksudnya, aktif menjelaskan.
"Pindah? Ke wilayah mana?" Saat lewat Kota Jiangnan dulu, Elf Air pernah mengunjungi Lu Xin. Dia tahu kakak-beradik Keluarga Lu tinggal di sewaan, juga tahu ada tiga wanita cantik yang bersama mereka.
"Jiangnan Shuixiang, di sana aku membeli rumah. Kalau ada waktu, kamu bisa main ke sini." Lu Li berkata.
"Baiklah." Elf Air terlihat sangat senang.
"Hei, kalian berdua tidak ada habisnya! Haruskah memberi makan anjing seperti ini?" Mo Wangfeng menggigit giginya. "Jiangnan Shuixiang ya? Aku juga ingin berkunjung, tidak tahu apakah Sang Dewa punya waktu luang."
"Tunggu sampai kamu datang ke Kota Jiangnan untuk pertandingan dulu. Di waktu lain tidak bisa." Lu Li berkata dengan datar.
Bangsat! Bukan cuma memberi makan anjing, ternyata juga membongkar aib! Dalam pertarungan pagi ini, Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir kembali kalah dari Ibu Kota Kejayaan, secara tuntas kehilangan kesempatan masuk 8 besar, menjadi pasukan kedua yang tersingkir.
Yang pertama adalah Blue Universe, dipukul botak oleh Pedang Penghakiman, kemudian bertemu lawan tangguh lagi, secara tuntas keluar dari pertandingan edisi kali ini.
Pertandingan babak 8 besar dibagi menjadi kandang sendiri dan kandang lawan. Maksud "bertanding di Jiangnan" adalah Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir harus menjadi lawan Pedang Penghakiman di pertandingan selanjutnya. Tapi karena mereka sudah tersingkir, tentu tidak ada kesempatan lagi untuk bertanding melawan Pedang Penghakiman.
Tim All-Star lainnya tidak membuat Lu Li dan kawan-kawan menunggu lama, para peserta segera tiba.
Masih anggota yang sama seperti kemarin. Dari cara mereka menghancurkan monster kecil yang muncul berulang di sepanjang jalan, terlihat koordinasi mereka jauh lebih harmonis dibanding pertama kali datang kemarin.
Meski performa Lu Li agak berbeda dengan kemarin, perbedaan itu tidak terlalu mencolok kalau tidak diamati seksama. Lagipula kecerdasan monster kecil tergolong rendah, tidak mungkin menyebabkan masalah baginya.
Justru beberapa orang terlihat tidak segar. Contohnya Mo Wangfeng yang tidak bisa bahagia harus menghadapi rival lamanya Xiao Mo setelah Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir tersingkir oleh Ibu Kota Kejayaan. Ada juga Er Re Yan Tiao - Ikatan Persaudaraannya kalah dari Xuese Zhanqi, Shanghua Pinyu bagaikan duri di matanya.
Untungnya Ikatan Persaudaraan di papan poin belum jadi yang terendah, apakah bisa masuk 8 besar tergantung pertandingan besok, setidaknya masih ada kesempatan.
Situasi yang kurang optimis juga dialami Serikat Bintang, hanya saja mereka tidak memiliki atlet esports yang terpilih ke Tim All-Star.
Hongtu Baye dan Purple Moon Cave akan bertanding sore ini, Ming Pojun dari Purple Moon Cave menyatakan tekanan tidak besar, menghadapi Kuda Hitam ini mereka hampir punya kendali 100 persen kemenangan.
Setelah membahas persoalan pertandingan pagi ini, percepatan kemarin segera tercapai.
