Bagaimanapun pemain bisa rasakan, perusahaan game memang mengeluarkan semangat merancang dan energi luar biasa untuk Blackrock Depths, dungeon ini bisa dibilang hampir tidak dibuat untuk tujuan gameplay.
Ada sangat banyak tugas di dalamnya, tapi tugas yang "harus diselesaikan" justru sangat sedikit.
Keberadaannya adalah untuk menampilkan kehidupan budaya Kurcaci Besi Hitam. Dengan kata lain, para maestro desain game menganggap bahwa di benua Azeroth harus ada kota Kurcaci Besi Hitam raksasa dengan penjara, bar, tambang, arena pertarungan, istana kerajaan, dan berbagai lapisan masyarakat yang menjalankan tugas masing-masing secara tertib.
Melintasi Gerbang Besi Hitam, berjalan perlahan di jalan ini, perasaan tersebut terasa semakin kuat.
Pandangan sekilas yang tak disengaja itu membuat para pemain menyaksikan kemegahan kota dalam. Aura perkasa itu seolah memandangi mereka dari atas, di udara terdengar suara Frankelore Forgeiron: "Selamat datang di Kota Dalam Tungku Gelap! Di jantung dunia!"
Bagaimanapun ejekan tentang kebodohan Kurcaci Besi Hitam, semua harus mengakui bahwa mereka adalah bangsa yang mampu menciptakan keajaiban.
Dinding di kedua sisi semakin menyempit, obor di dinding tetap menyilaukan. Akhirnya sampai di pintu keluar, sebuah kota dalam berbentuk lingkaran muncul. Penjaga di sini adalah Itharios, salah satu dari empat Elemen Api di bawah komando Ragnaros si Iblis Api.
Empat Elemen Api di bawah komando Ragnaros adalah Itharios, Sang Penakluk Pyron, Penjaga Nyala Api Ash'ari, dan Shaharram. Di antaranya, Pyron sudah dikalahkan di luar sebelumnya.
Itharios bertanggung jawab menjaga Paron Besi Hitam. Tak ada yang tahu berapa lama nyala api yang membara ini telah hidup. Dalam legenda yang lebih banyak, Itharios abadi dalam kobaran api.
Baron Geddon mengajarkan Itharios untuk menguasai daya penghancurannya sendiri, tapi sang Baron tak pernah menyangka bahwa pelayan ini justru membawa ancaman sebesar itu. Kecemasan akan upaya kudeta Itharios semakin membesar, akhirnya Geddon memutuskan untuk mengusir elemen membara ini dari Hati Magma, memerintahkannya menjaga paron legendaris Kurcaci Besi Hitam - paron ini menyangkut prosedur tugas kapak legendaris kelas langka untuk prajurit.
Ini adalah elemen api yang murni, kerusakan utamanya tentu berupa kerusakan elemen api.
Salah satu kesulitan Itharios - Kutukan Elemen Lord.
Itharios membuat semua pemain dalam radius 45 yard mengalami penurunan Resistensi Api sebesar 10%, bertahan selama 30 detik. Efek ini bisa ditumpuk hingga 5 kali.
Ini berarti Tahan Api dikurangi setengah, kerusakan yang diterima juga meningkat drastis. Bukan seperti yang dibayangkan pemain (hanya naik setengah). Dalam kondisi normal, jika Tahan Api turun setengah, damage yang diterima pemain setidaknya meningkat 150%.
Mekanik ini hampir langsung terdeteksi saat mulai tarik monster. Biru Muda Laut Angin terpaksa mengaktifkan keringanan damage dalam tiga puluh detik untuk membantu profesi penyembuh menstabilkan HP-nya.
Mekanik kedua bernama Erupsi Api. Itharios memberikan kerusakan api ke semua pemain di area berbentuk kipas berdiameter 20 yard yang ditentukan. Area ini terus bergerak perlahan. Pemain harus segera kabur dari zona ini, atau bahkan dengan Tahan Api tinggi sekalipun bisa hangus terbakar.
Dua skill ini membentuk Fase P1.
Mungkin karena hari ini adalah permulaan pertama kalinya bertarung melawan BOSS, koordinasi tim belum mencapai keharmonisan tak terucap. Di tahap ini beberapa orang sudah mati. Melihat terlalu banyak yang tewas, Lu Li langsung memutuskan untuk mengumumkan restart setelah menyaksikan skill fase P2 saat memasuki fase tersebut.
Skill di fase P2 adalah mekanisme penunjukan. Pemain yang "ditunjuk" akan langsung "terbakar" setelah 3 detik, tidak hanya mengalami HP terkuras drastis tapi juga "menulari" pemain lain dalam radius 4 yard.
Singkatnya, proses selanjutnya adalah rantai penularan berantai.
Sebelum memulai kembali, Lu Li melakukan analisis terhadap dua skill ini. Untuk kutukan di awal yang murni menguji kekuatan Tahan Api, anggota tim yang tidak mampu bertahan hampir pasti tewas di fase ini.
Peralatan Lu Li dan timnya termasuk barang langka. Setiap anggota memiliki beberapa peralatan Tahan Api yang bisa digantikan, sehingga tekanan di fase ini tidak terlalu besar.
Skill kedua cukup sulit bagi pemain biasa. Pasalnya, semburan api yang dikendalikan Itharios secara sadar menyemprotkan racun ke arah pemain. Tapi Lu Li dan timnya memiliki banyak skill kabur, bahkan profesi penyembuh sekalipun. Jadi Lu Li tidak khawatir akan hal ini.
Yang paling dikhawatirkan adalah mekanisme penunjukan target.
Ini membutuhkan koordinasi tim yang baik. Bukan sekadar kesadaran tinggi yang bisa menjamin kelancaran.
Tentu saja, keunggulan kesadaran tinggi tidak boleh diabaikan. Apapun masalahnya, atlet esports selalu lebih unggul daripada pemain biasa.
Kalau tidak, tim atlet bintang yang dibentuk asal-asalan dengan komposisi profesi berantakan ini mustahil bisa menaklukkan dungeon sulit seperti Blackrock Depths, apalagi dikirim khusus untuk merebut gelar Pembunuhan Pertama.
Adapun kesulitan di Fase P3 - Badai Api, di satu sisi bergantung pada peralatan dan kekuatan tim, di sisi lain benar-benar mengandalkan hoki.
Itharios menyebabkan kerusakan api kepada semua pemain di area yang ditentukan dengan diameter 10 yard. Total kerusakan ditentukan berdasarkan jumlah pemain di zona api - semakin banyak pemain, semakin besar kerusakan. Jika jumlah pemain di bawah ambang batas kritis, Itharios akan memasuki status Amuk.
Jarak 10 yard merupakan ukuran yang cukup strategis. Jika jumlah pemain dalam radius Badai Api sedikit, bahkan hanya satu atau dua pemain, maka tidak akan ada urusanmu apa.
Namun begitu zona api mencakup lebih dari tiga orang, ketiganya mulai dalam bahaya. Jika mencapai lima orang atau lebih, mereka tidak hanya membutuhkan penyembuhan maksimal, tapi juga harus segera kabur dari area api. Dan jika jangkauan api menyelimuti sepuluh orang...
Maka tidak perlu melakukan apapun lagi - seluruh guild akan dihabisi dalam sekejap.
Banyak orang bermimpi bisa masuk tim Tingkat Dewa, masuk dungeon tanpa pernah dihabisi, hal ini hampir mustahil terjadi di dalam game "Fajar".
Entah BOSS dengan kesulitan tinggi atau rendah, semuanya bisa membuat menderita kekalahan memalukan, terutama saat 'keberuntungan' buruk, bahkan pasukan terkuat pun bisa terus-menerus gagal total. Sebaliknya, jika hoki sangat baik, sangat mungkin menciptakan keajaiban.
Fase P1, lolos tanpa cedera. Meski satu orang tewas di fase P2, dengan Tongyan Wuji di tim, tentu bisa menghidupkan kembali dan melanjutkan pertempuran.
Setelah masuk fase P3, Badai Api pertama masih beruntung hanya menyelimuti empat orang. Kedua kalinya memilukan, tujuh orang lari cepat terburu-buru dalam api. Kondisi mendadak ini membuat semua tidak siap mental, akhirnya tim dihabisi.
Para pelaku lainnya berdiskusi strategi menghadapi situasi serupa, sementara Lu Li dalam hati hanya berdoa agar semua memiliki hoki alami.
Badai Api kemungkinan terjadi tiga kali. Asalkan jumlah korban setiap kali serangan sedikit, BOSS ini bisa dikalahkan.
Setelah gagal kedua kalinya, coba ketiga... gagal, coba lagi, gagal, coba lagi...
Lebih dari satu jam berlalu dalam pertempuran tak terhitung. Kali ini Itharios akhirnya berbelas kasih - maksimal hanya enam pemain yang terjebak. Pemain yang telah melalui banyak wipe ini akhirnya menguasai kemampuan melarikan diri dengan cepat.
Itharios tumbang bergemuruh, mengangkat debu ke mana-mana.
