"Oh iya!" Liang Bing tersadar, buru-buru mulai mundur.
Sebenarnya dia bukan tidak pernah mencoba bertarung sambil menjaga jarak, sayangnya hasilnya minim. Akhirnya menemukan bahwa dibandingkan memikirkan pergerakan, lebih baik setia berburu monster dengan posisi tetap.
"Jangan panik, langkah awal harus cepat, saat kaki mendarat langsung ucapkan mantra. Tatap mata Infernal, ngapain lihat kaki sendiri? Padang rumput seluas ini mana mungkin membuatmu tersandung?" Lu Li sebenarnya tidak ingin memberikan sindiran pedas seperti ini. Bagaimanapun lawan bicaranya adalah calon maestro alkimia yang akan sangat hebat di masa depan, meski tidak perlu menjilat, setidaknya jangan sampai berselisih.
Sayangnya dia tidak bisa menahan diri.
Yang mengejutkan, Liang Bing sama sekali tidak marah atas sindiran Lu Li. Malah merasa "guru dadakan" yang baru beberapa detik lalu diakuinya ini memiliki kharisma seorang guru sejati. Lagipula dalam bidang tradisional seperti pengobatan Tiongkok, teori "Guru yang tegas melahirkan murid yang hebat" selalu dipegang teguh. Maka identitas sebagai murid pun cepat sekali diserapnya.
“Bertindaklah, usahakan bola api dihujamkan ke frontal monster. Bagus, coba lagi. Jangan kabur, aduh……”
Lu Li mengangkat Senapan Orichalcum sempurna, menembakkan Dor yang melenyapkan sisa darah Lesser Demon itu, kembali menyelamatkan murid bodohnya dari cakaran monster kecil.
“Suhu, lain kali aku tidak akan panik. Aku jujur saja, terlalu sering mati oleh monster jenis ini sampai ada bayangan dalam hati……”
“Aku juga hampir kebayang-bayang, murid.”
“Maaf Suhu, bagaimana kalau kamu pinjamkan aku uang untuk beli tongkat sihir? Nanti setelah dapat uang akan kukembalikan. Sebenarnya aku bisa mengalahkan Lesser Demon, cuma setiap membunuh satu harus duduk memulihkan MP……” Suara Bingbing terdengar tersinggung, padahal dia cuma pemula.
“Urusan peralatan tidak usah kamu khawatirkan. Ayo, lanjutkan latihan.” Lu Li melambaikan tangan, kembali mengajar teknik bertempur muridnya.
Dibandingkan dengan murid NPC sebelumnya, murid yang sekarang ini benar-benar bodoh setengah mati.
Liang Bing awalnya tidak memahami konsep "tidak perlu khawatir tentang peralatan", lalu mulai belajar teknik bertarung mage dari Lu Li. Meskipun di dasar hatinya bertanya-tanya bagaimana seorang pencuri bisa menguasai teknik mage, baru ketika ada yang datang menunggang kuda, barulah ia paham makna sebenarnya dari "tidak perlu khawatir tentang peralatan".
"Bos, aku datang." Yang datang adalah Protection Knight perempuan bernama Roti Putih, Komandan Logistik dari Pedang Penghakiman.
"Cukup kirim perwakilan saja, kenapa kamu yang datang langsung." Lu Li menyambut Roti Putih sambil menerima setumpuk peralatan dari transaksi yang dilakukannya.
Roti Putih adalah supervisor logistik dan keuangan Pedang Penghakiman. Semua pemain kehidupan di serikat berada di bawah pengawasannya. Dari luar, dia terlihat sangat rendah hati hingga hampir tak terlihat, namun di dalam serikat, tak ada yang tidak mengenalnya. Jika dikatakan Pedang Penghakiman memiliki tiga petinggi, selain Lu Li dan Genhao San, pasti bukan Piao Ling melainkan Roti Putih ini.
Belakangan ini kondisi fisiknya di dunia nyata kurang baik, Lu Li hanya memintanya untuk mengirim perwakilan asal saja.
"Kebetulan datang untuk merekrut beberapa pemain kehidupan ke serikat. Dengar-dengar kamu punya murid, ya sudah mampir melihat. Kukira murid pertamamu pasti Xinxin." Roti Putih tersenyum, matanya telah mengamati Liang Bing dari ujung kepala hingga kaki berkali-kali.
"Untuk apa mengangkatnya jadi murid? Mana ada waktu dia main game." Lu Li menghela napas. Apakah dirinya terlihat seperti orang dengan adik-complex, segala sesuatu harus mengajak adik perempuan ikut?
“Baiklah, aku tidak akan bertanya lagi. Hai, aku Roti Putih...” Kemudian dia langsung mengobrol dengan Liang Bing. Meski sangat penasaran alasan penyihir wanita ini bisa mendapatkan perhatian dari pemain nomor satu dalam game, namun Roti Putih memiliki sifat yang sangat baik dan bukan tipe orang yang suka mengorek rahasia orang lain.
Roti Putih segera pergi. Dia adalah orang tersibuk di serikat, bahkan saat sakit pun sulit beristirahat, apalagi menemani Lu Li melatih murid.
Lu Li melakukan pemeriksaan terhadap peralatan-peralatan ini, lalu mentransaksikannya satu per satu kepada Liang Bing.
Pertama-tama adalah lima tas 14 slot - banyak pemain level 40 ke atas saat ini masih menggunakan tas 12 slot. Tentu saja, pemula seperti Liang Bing jelas tidak tahu betapa berharganya tas seperti ini. Dia hanya senang karena tidak perlu khawatir lagi tidak bisa menyimpan barang.
Selanjutnya adalah satu set peralatan alkimia. Ini didapatkan anggota serikat dari misi tugas, orang biasa sama sekali tidak mungkin mendapatkan hadiah seperti ini.
Selanjutnya adalah peralatan. Senjata saja ada tiga: tongkat sihir hijau tingkat tiga dengan damage yang luar biasa tinggi, bahkan tidak kalah dengan tongkat sihir putih level 10 yang dijual di toko. Ada tongkat sihir Besi Hitam level 10, tongkat sihir emas level 20 - setiap barang adalah barang langka di antara barang langka. Meski peralatan level rendah sekarang tidak laku mahal, pasti ada pemula kaya yang rela mengeluarkan uang untuk membelinya, karena "Mengasah pisau tidak mengganggu pekerjaan menebang kayu".
Ada juga banyak peralatan lainnya, setiap barang adalah barang langka.
Bahkan Liang Bing yang sama sekali tidak tahu tentang game ini mulai merasa ada yang tidak beres. Dia masuk game untuk mencari uang, sedikit memahami nilai ekonomis peralatan ini. Ditambah 50 koin emas yang ditransaksikan Lu Li, total nilai semua barang ini mungkin sudah melebihi 300 koin emas.
300 koin emas itu setara dengan dua puluh ribu yuan! Apa hubungan mentor-murid di game bisa sekuat ini?
“Sudah, pasang senjata, aku akan melanjutkan mengajarimu teknik penyihir.” Lu Li tidak menjelaskan, dengan permintaan otoriter menyuruh murid kecilnya segera masuk ke kondisi siap.
Di dalam hati Liang Bing dipenuhi rasa syukur, sudah tidak tahu harus berkata apa lagi.
Dia tidak hanya bersyukur atas barang senilai sepuluh ribu ini, tapi juga atas pengajaran Lu Li. Meski pemula dalam game, dia bukan idiot - kini jelas sang guru benar-benar tulus mengajarinya.
Guru hebat melahirkan murid hebat, guru yang ketat juga melahirkan murid hebat. Lu Li memiliki keduanya, sehingga kemajuan Liang Bing sangat cepat. Ditambah peralatan legendaris di tangan, segera menyerbu peta Lesser Demon, levelnya naik pesat, keterampilannya semakin baik - setidaknya sudah berkali-kali lipat lebih baik dari pemula yang dulu bahkan tidak bisa membunuh Lesser Demon.
Lu Li mengajarinya lebih dari satu jam, sambil mengobrol untuk memahami beberapa informasi tentang Liang Bing.
Dan dengan sengaja atau tidak sengaja mengarahkannya untuk tertarik pada alkimia - ini tidak sulit, karena di dunia nyata Liang Bing adalah mahasiswa pengobatan tradisional Tiongkok, sehingga alkimia termasuk skill kehidupan yang sesuai dengan latar belakang profesionalnya.
Alasan lain yang membuat Liang Bing semakin tegas mempelajari alkimia adalah status maestro alkimia yang digambarkan Lu Li padanya.
Seperti teman Lu Li, Sesame Paste Tangyuan, orang ini benar-benar memiliki status yang transenden di serikat. Sebagian besar anggota akan memanggilnya "Kakak Tang" saat bertemu, dan tidak mungkin ada yang bodoh sampai berselisih dengannya. Meskipun dia menjual ramuan ke anggota serikat dengan harga sangat rendah, tetap saja untungnya melimpah. Konon dalam waktu setengah tahun saja, di dunia nyata dia sudah bisa membeli mobil dan rumah.
Setelah lebih dari satu jam, tujuan Lu Li akhirnya tercapai.
Tidak hanya mendapatkan murid, dia juga memperkenalkan murid barunya kepada Roti Putih, menumbuhkan minatnya untuk belajar alkimia, dan akhirnya merekrutnya ke dalam serikat.
Lu Li tidak mungkin terus berada di sini untuk mengajar Murid Kecil. Waktunya terlalu berharga dan sedikit. Namun dia tidak membiarkannya liar, melainkan memanggil beberapa penyihir dari serikat untuk bergantian mengajar Liang Bing. Peralatan dan buku skill selanjutnya juga dikirim orang untuk dikumpulkan.
