Lu Li bersama Genhao San menerima Elf Air dan Soulsnarer di kediaman virtualnya di Pulau Daun Merah dalam game.
Wilayah pribadi ini jauh lebih tersembunyi dibandingkan tavern atau tempat umum lainnya, sangat cocok untuk membahas persoalan penting - sekaligus memudahkan penanganan jika terjadi keributan.
Di hadapan mereka terbentang kolam jernih berisi berbagai ikan yang berwatak lembut hasil peliharaan Lu Xin. Kilau berwarna-warninya memancarkan keindahan. Di atas kepala mereka menjulang pohon maple raksasa. Night elf telah memasang sihir khusus di kota ini, membuat dedaunan maple Pulau Daun Merah seolah terus mempertahankan warna merah membara sepanjang tahun.
Elf Air tidak mengenakan cadar. Saat melihat Lu Li, senyum manis mengembang di wajahnya, seolah tak ada rasa tak nyaman sama sekali.
Ketua Kota Wushuang, Soulsnarer, merasa sesak di dada melihat pemandangan ini. Sayangnya, tak ada alasan baginya untuk menunjukkan kegelisahan ini. Selama bertahun-tahun setia mengikuti langkah Elf Air, tak pernah sekalipun berkhianat, mustahil bila dikatakan tak ada niat sama sekali terhadapnya - itu pasti bohong.
Hanya saja, sejak mengetahui latar belakang dunia nyata Elf Air, dirinya langsung mengurungkan niat itu.
Perlahan mulai terdengar kabar tentang hubungan Elf Air dan Lu Li. Di awal, ia tak percaya. Dalam pandangannya, Elf Air adalah sosok bak dewi turun ke bumi - Bagaimana mungkin disandingkan dengan manusia biasa?
Sebenarnya, banyak anggota sistem Paviliun Hujan Ringan yang memendam pemikiran seperti ini.
Kini menyaksikan langsung, Soulsnarer masih terluka oleh keharmonisan tak terucap antara mereka berdua. Tentu saja, dia tetap seorang yang berkarakter luhur, mustahil menyimpan niat jahat. Hanya saja dia bertanya pada diri sendiri: Andai dulu lebih berani, mungkinkah aku juga punya kesempatan?
Rupanya Tuhan yang agung di atas sana pun bisa tersenyum pada seorang manusia biasa.
"Silakan duduk berdua." Lu Li memberi isyarat kepada mereka untuk duduk, lalu sendiri menyajikan teh untuk beberapa orang tamu. Berbeda dengan petinggi serikat besar lain yang biasanya menyewa staf layanan meski di acara privat.
Sekitar Maret tahun depan, seorang karyawan Legiun Angin Kencang tak sengaja mendengar rahasia penting saat menyajikan minuman, lalu menjualnya kembali. Meski keuntungannya tidak besar, hal ini menyebabkan kerugian besar bagi legiun mereka. Kalau bukan karena sekutu Ibu Kota Kejayaan, mungkin status serikat besar super mereka akan terancam.
Karena itu gaya personalnya sangat sederhana. Kesendiriannya sehari-hari bahkan lebih biasa daripada pemain biasa sekalipun.
“Aku yang iseng menyentuh bos ketiga, maaf ya Soulsnarer.” Genhao San dengan lihai mengambil tanggung jawab ke dirinya sendiri.
“Ngomong apa sih, siapa yang bisa menjamin tidak menyedot orang dalam? Lagipula...” Soulsnarer sengaja membuat wajah galak: “Masa Kota Wushuang kami takut sama Pedang Penghakiman kalian?”
Keduanya pun tertawa terbahak-bahak, atmosfer seketika menjadi harmonis.
“Karena sistem pertandingan Babak 8 Besar, kalah berarti langsung tersingkir.” Genhao San berkata dengan perasaan haru: “Baik bagi Kota Wushuang maupun Pedang Penghakiman, terhenti di 8 besar rasanya seperti bencana.”
Kota Wushuang memang lebih tua beberapa tahun dari Pedang Penghakiman, tapi masih belum stabil berpijak. Liga kali ini pengaruhnya sangat besar, jika bisa masuk empat besar bahkan merebut gelar juara, pasti sangat membantu perkembangan Serikat Pekerja.
Kebutuhan Pedang Penghakiman akan gelar juara bahkan lebih besar. Bukan berarti memenangkan satu kali langsung mencapai puncak. Jangan sekali, klub dengan dua atau tiga gelar juara pun sangat banyak. Dari klub-klub peringkat atas saat ini, mana yang belum meraih beberapa gelar juara?
Tapi banyak klub pemenang juara yang kehabisan tenaga, semakin tenggelam dalam arus panjang ruang-waktu.
Lu Li dan kawan-kawan harus terus membentengi diri dengan gelar juara beruntun, mengalahkan klub lain dengan kemenangan bertubi-tubi. Barulah kalangan game akan mengakui mereka secara bertahap, dan baru mungkin benar-benar mencapai puncak.
"Masing-masing tunjukkan kemampuan! Lagipula pasti ada yang tersingkir. Pemenangnya boleh meminjam peralatan dari profesi sejenis. Bagaimana menurut kalian?" Tanya Lu Li. Proposal ini diajukan bukan karena keyakinannya, melainkan karena jelas ini strategi maksimalisasi keuntungan.
"Ini..." Soulsnarer menoleh memandang Elf Air. Jelas dia tidak bisa mengambil keputusan.
"Kamu benar-benar serakah." Elf Air memandang Lu Li dengan geram. Meski dia juga tidak bisa memastikan hasil pertandingan antara Kota Wushuang dan Pedang Penghakiman, keempat orang yang hadir di sini sama-sama paham - probabilitas kemenangan Kota Wushuang lebih kecil dibanding Pedang Penghakiman, mengingat beberapa kali pertemuan sebelumnya.
"Baiklah, aku ikuti saranmu." Lu Li tersenyum tipis.
"Mari kita laksanakan sesuai usulanmu. Semua harus bertarung maksimal. Bagaimanapun juga, para penonton pasti mengawasi." Elf Air merenung sejenak sebelum berkata.
"Begitulah prinsipnya. Meski kita mungkin tidak membawa pulang piala, setidaknya bisa menarik perhatian gelombang penonton." Soulsnarer tersenyum pahit dalam hati, namun tetap menunjukkan sikap legawa. Di kedalaman hatinya mungkin masih ada harapan: hasil pertarungan belum pasti. Mengalahkan Area Keputusan tak kalah prestisius dibanding mengalahkan lawan seperti Xuese Zhanqi.
Yang sebenarnya dikhawatirkannya adalah Elf Air akan meminta Kota Wushuang membuka jalan untuk Pedang Penghakiman. Ini jelas kekhawatiran berlebihan, setidaknya di depan publik, hubungan yang ditunjukkan Lu Li dan Elf Air hanyalah sekutu tingkat dasar.
Pertandingan pertama bagi Pedang Penghakiman adalah kandang lawan, artinya mereka harus pergi ke Kota Qiantang untuk bertanding.
Waktu pertandingan jatuh besok sore. Jika jaraknya jauh seharusnya berangkat hari ini, namun antara Jiangnan dan Qiantang benar-benar tiada konsep 'jauh'. Ditambah kecepatan alat transportasi sekarang, perjalanan tak butuh waktu lama. Makanya Lu Li dan tim baru berangkat naik pesawat keesokan harinya.
Pesawat ini dipinjamkan pemerintah kota untuk mereka. Sebenarnya mobil gantung juga bisa digunakan mengingat jarak tidak jauh, namun demi promosi tetap diatur penerbangan pesawat.
Menurut tradisi kalangan game, saat tim tiba di lokasi kandang lawan akan ada penggemar lokal menyambut di bandara, lalu wawancara media. Jika langsung pergi dengan mobil, harus menyiapkan lokasi khusus untuk itu.
Pesawat ini selain mengangkut tim Pedang Penghakiman, juga melakukan pengiriman acak kapsul game mereka.
Meski pemain bisa mengikat satu kapsul game plus helm game, tapi di zaman sekarang hampir tidak ada atlet esports yang pakai helm. Masing-masing punya kapsul game eksklusif, dan saat bepergian, sebagian besar orang memilih membawa kapsul game mereka.
Ini pertama kalinya Lu Li menghadapi situasi seperti ini, dalam hati memang ada sedikit kecemasan. Performa beberapa atlet esports lain bervariasi, tapi yang benar-benar tenang hanya Moonlight. Sebagai atlet legendaris, pertandingan lintas daerah seperti ini sudah diikutinya tak terhitung kali. Bahkan jika sempat cemas di awal, kecemasan kini sudah tumpul.
Yang naik pesawat ke Qiantang kali ini adalah Lu Li, Genhao San, Hujan Maret, Mao Mao Ai Chi Rou, Mu Qiu, Moonlight, Luo Ying Hui Yi, dan Fat Monkey.
Oh ya, karena Hujan Maret ikut, kakak laki-lakinya Hua Di Li Qing secara alami juga mengikuti.
Sebagai pelatih kepala pasukan, Baba Kucing juga ikut dalam rombongan ke Qiantang, meski dia tak mau mengakui bahwa alasannya ikut adalah karena khawatir dengan sang putri kesayangan.
Pesawat hanya terbang sekitar satu jam lebih, mendarat di Bandara Internasional Qiantang. Hari ini bandara tersebut sangat ramai, para penumpang baru tahu setelah bertanya bahwa ada pasukan game yang datang untuk bertanding di Qiantang.
