Kembali melalui jalan yang sama, mereka bertemu banyak pemain yang masih tersesat di labirin. Lu Li tidak cukup baik hati untuk memberi petunjuk jalan keluar.
Setiap orang harus membayar harga untuk pilihan mereka sendiri.
Di area luar Kastil Morfelix terdapat banyak mata-mata yang mengenakan jubah dengan kemampuan invisibility intermiten saat berpatroli. Tak kasat mata ini berbeda dengan penyamaran pencuri, tidak memiliki mekanika efek penyamaran - dalam status tak kasat mata, mustahil terdeteksi oleh persepsi apapun.
Para mata-mata Sindikat Kastil Morfelix juga memiliki tanda bola mata biru yang melayang di atas kepala mereka.
Mungkin Cindy tidak merasakan apa-apa, tapi Lu Li sangat membenci penanda semacam ini. Di kehidupan sebelumnya profesinya sebagai Druid yang juga termasuk kelas penyamaran (dengan kemampuan jauh lebih rendah dari pencuri), ia paling trauma bertemu monster cabang dengan bola mata biru melayang di kepala seperti ini.
Itu adalah penanda penembus penyamaran. Setiap bertemu monster jenis ini, segeralah kabur! Kecuali kalian bisa langsung menghantamnya secara frontal setelah terdeteksi.
Mata-mata ini level 60, kira-kira menggunakan template quasi-BOSS. Jika ketahuan oleh mereka, bahkan Lu Li dan Elf Air pun hanya bisa kabur menyelamatkan nyawa. Jika tidak, besar kemungkinan akan memancing lebih banyak mata-mata datang. Bayangkan jika 10 lebih mata-mata menyerbu sekaligus, mereka pasti tidak sempat kabur.
Rintangan terbesar dalam misi Farrad justru para mata-mata Sindikat ini. Tapi mungkin ini karena para pemain belum cukup kuat. Seandainya yang datang adalah orang penting berpengaruh dari Azeroth, taktik seperti ini mungkin hanya akan jadi bahan tertawaan belaka.
Setelah mengalami pertemuan memalukan dengan mata-mata dan terpaksa mundur terburu-buru, Lu Li segera menemukan cara untuk menghadapinya.
Dia mengumpulkan setumpuk bijih tembaga kualitas rendah - jenis yang bahkan jika dijual ke toko hanya bernilai beberapa keping tembaga. Secara berkala dia melemparkannya jauh-jauh. Begitu mendengar suara, mata-mata Sindikat akan langsung mendatangi sumber suara untuk menyelidiki.
Taktik ini sama sekali tidak berguna untuk melawan monster biasa, kalau tidak, dunia game pasti sudah kacau-balau sejak lama. Tapi mata-mata Sindikat berbeda, karena bagian dari tugas mereka, segala gerakan akan menarik perhatian mereka.
Setelah melewati wilayah kekuasaan mata-mata di area pinggiran, di dalam sudah tidak ada lagi monster menjengkelkan jenis ini.
Penjaga Sindikat hanya level 55, tepat cocok untuk Lu Li dan Elf Air. Jika level monster lebih tinggi, akan sulit dicuri. Sedangkan jika terlalu rendah, kualitas barang curian akan turun dan probabilitas mendapatkan kotak sampah berat akan berkurang.
Seperti yang dikatakan Grandmaster Falad, mendekati targetmu diam-diam dari belakang, hindari terdeteksi dalam jarak dekat.
Ini adalah hukum yang harus dipatuhi pemula dalam pencurian, kecuali bisa mendapatkan Lambang Nightwatcher. Alat ini memberikan efek bonus kuat untuk pencurian pencuri, tidak hanya meningkatkan tingkat kesuksesan pencurian, tapi juga menambah Kecepatan Gerak penyamaran.
Lebih menggugah lagi, benda ini langsung aktif begitu dimasukkan ke tas, tidak akan memakan slot peralatan lain.
"Aku ambil yang kiri, kamu yang kanan. Langsung pukul mematikan, bunuh setelah pencurian sukses." Lu Li menatap Elf Air, "Monster-monster ini kekuatannya tinggi. Jika sampai berteriak minta tolong, bisa menarik mata-mata Sindikat. Jadi habisi dalam satu putaran skill, oke?"
"Jangan meremehkanku!" Elf Air mendengus, pipi putihnya yang tak tertutup kerudung memerah karena kesal.
Dua pencuri menyamar bersamaan, bergerak cepat ke belakang dua penjaga Sindikat. Gerakan nyaris identik - pukulan mematikan dari jarak jauh, lalu mendekat untuk mencuri...
Wajah Elf Air berseri, di tangannya muncul kotak kecil berwarna hijau tua berbentuk kubus.
Ternyata permulaan yang baik!
Monster level 50-60 hanya akan mengeluarkan kotak sampah berat, dan dengan kilau seperti ini, Lu Li langsung tahu itu kotak sampah berat.
Sisi Lu Li justru lebih gagal. Meski sama-sama berhasil mencuri, di tangannya hanya ada dua koin perak.
Menghadapi pandangan penuh provokasi dan kebanggaan dari Elf Air, Lu Li dengan pasif melempar-lempar koin perak. Setelah menyimpannya ke tas, dia mengeluarkan pisau belati dan menerjang prajurit kikir ini. Makhluk sialan ini, penampilannya mirip dengan rekannya di sebelah, bahkan pakaiannya lebih meyakinkan. Tapi ternyata bahkan sebuah kotak pun tidak bisa dihasilkan.
Monster yang sudah dicuri memang tidak akan menjatuhkan barang bagus. Untungnya Lu Li juga tidak punya harapan khusus akan hal ini.
Prajurit kedua menjatuhkan cermin rusak. Cermin ini memiliki desain unik yang indah. Sesuai namanya, fungsinya untuk memantulkan bayangan pemain. Namun bagian tepinya sudah rusak parah. Toko-toko cukur di kota utama menyediakan layanan perbaikan. Hanya dengan beberapa koin emas, cermin rusak ini bisa kembali bersinar seperti baru. Setelah mendengar penjelasan Lu Li, Elf Air meminta cermin ini.
Barang yang sama sekali tak bernilai di mata Lu Li justru menjadi harta berharga di tangan makhluk betina itu.
"Elf Air juga berhasil mencuri koin dari prajurit kedua. Sebenarnya, sebagian besar hasil Seni Pencurian memang berupa koin. Jika ditumpuk sedikit demi sedikit, dalam sehari bisa terkumpul cukup banyak uang. Banyak pencuri menggunakan cara ini untuk menghasilkan uang."
Di game "Fajar", penyihir mungkin miskin, prajurit mungkin miskin, tapi mustahil pencuri bisa miskin secara mutlak.
Saat memilih profesi pencuri di kehidupan ini, Lu Li berpikir: "Bahkan jika hidupku sengsara, paling buruk aku bisa mencuri. Mengumpulkan sedikit demi sedikit tetap lebih baik daripada tenggelam dalam keputusasaan seperti kehidupan sebelumnya."
Kotak sampah berat pertama Lu Li berasal dari monster keempat. Saat mengambilnya, terasa sedikit berat di genggaman. Tepi yang tajam membuatnya yakin telah mendapatkan barang yang diinginkan.
"Eh, bukannya barusan kamu dapat kotak sampah berat dari mencuri tadi?" tanya Lu Li.
"Bukan satu, sekarang sudah dua." Elf Air terlihat cukup berbangga, setidaknya dalam bidang mencuri ini, Lu Li jelas kalah jauh levelnya darinya. Bukan hanya jumlah kotak sampah berat yang dicuri, bahkan dalam hal mencuri koin saja, dia lebih banyak mendapatkan daripada Lu Li.
"Lagi, maksudmu 'itu' apa?" Sebelum Lu Li sempat merespons, Elf Air mengerutkan kening dan bertanya lagi: "Apa aku tidak punya nama?"
"Hah... Kalau begitu kusebutmu Elf Air?" Lu Li membuka mulutnya dengan agak canggung.
"Kenapa panggilanku dari mulutmu terdengar begitu aneh." Elf Air menghela napas, panggilan seperti ini membuatnya merasa tidak nyaman. Setelah beberapa saat ragu, barulah dia berkata: "Lebih baik panggil aku Xue'er saja, nama asliku Shen Manxue."
Banyak yang tahu namanya Shen Manxue, baik di dunia nyata maupun dalam game, dia bukanlah orang biasa.
Tapi memberitahu nama diri sendiri secara aktif pada orang lain, mungkin ini adalah pertama kalinya bagi Elf Air. Setelah mengatakannya, dia merasa wajahnya memanas, tidak tahu apakah sudah memerah atau belum. Sangat menyesal tidak membawa cadar hari ini, sepertinya terlalu dibuat-buat jika mengeluarkannya sekarang.
"Xue'er." Lu Li memanggil dengan lembut.
Dia adalah orang yang tidak memiliki pandangan estetika. Selalu menganggap nama hanyalah kode. Mungkin hanya nama Xinxin yang sangat penting baginya. Tapi di momen ini, dua karakter "Xue'er" terasa berbeda.
