"Apa ini minum obat?" Jiu Feng berteriak kaget.
"Spektakuler, benar-benar luar biasa!" Sihai Youlong ikut bertepuk tangan, dengan cepat ia menjelaskan strategi rumit Kota Wushuang, membuat penonton di area kursi paham apa yang sebenarnya terjadi sesaat tadi, betapa banyak persiapan yang telah dilakukan orang-orang Wushuang untuk momen ini.
"Lu Li ternyata dikalahkan, sulit dipercaya." Jika sebelum pertandingan hari ini ada yang bilang Lu Li akan jadi yang pertama tewas, pasti Jiu Feng menganggap orang itu gila.
“Apa yang aneh dari ini? Dia juga manusia, hanya seorang pemain biasa. Berminat vs tak disengaja, kalau empat orang sekaligus tak bisa membunuh satu orang, game ini memang harus ditutup saja.” Dibandingkan yang lain, Sihai Youlong lebih cepat menerima fakta Lu Li telah dikalahkannya.
Sejak game tercipta, keadilan telah menjadi tema yang tak bisa diabaikan, terutama saat nilai rantai industri ini semakin membesar.
Hanya game yang adil yang bisa memiliki kehidupan panjang. Tapi jika terlalu kaku dalam keadilan hingga daya tariknya hilang, elit guild generasi demi generasi terus bermeditasi mencari keseimbangan yang bisa diterima kedua pihak. "Fajar" sangat teguh dalam hal ini.
Pernah ada penyelidikan: Game seperti apa barulah disebut seimbang?
Penyuka darah tidak akan mati, artefak suci bertebaran di tanah, membabat habis satu jalan, "Keberuntungan 99" - ini jelas-jelas tidak seimbang.
Tapi dua orang saling membabat setengah hari tanpa efek apa-apa, itu sudah termasuk ekstrem yang lain.
Kota Wushuang menyusun strategi untuk mengalahkannya Lu Li, meruntuhkan—baiklah, sebenarnya Lu Li tidak pernah memiliki mitos keabadian. Tapi bisa mengalahkan Lu Li langsung di awal pertarungan, memang patut menjadi kebanggaan mereka.
Jumlah personil berkurang satu. Pedang Penghakiman langsung tenggelam dalam pertempuran sengit. Mereka tidak hanya harus menyerah pada Hanxiao Banbudian yang hampir dikalahkan, tapi juga harus melindungi healer tim. Begitu Hujan Maret tewas, situasi pertandingan tim pasti akan sepenuhnya dikuasai lawan.
Beberapa orang melindungi Hujan Maret sambil bertarung dan mundur. Berkat kehadiran Mu Qiu, dua healer bergantian memberi perlindungan, akhirnya bisa bertahan dari serangan empat damage dealer besar Kota Wushuang.
Selain itu, Kota Wushuang telah menghabiskan terlalu banyak skill ultimate dan efek kuat untuk mengalahkan Lu Li tadi, sehingga dalam waktu dekat mustahil mendapat Hasil lebih banyak.
Anggota cadangan Pedang Penghakiman, Luo Ying Hui Yi, masuk ke arena dan berhasil bergabung dengan rekan tim, berhasil menstabilkan situasi.
Kehilangan Lu Li bukan hanya kehilangan seorang damage dealer utama, mereka juga kehilangan Kapten yang memimpin pertempuran, serta pilar semangat mereka.
Pertarungan selanjutnya tidak memiliki suspense besar, Pedang Penghakiman hanya meraih dua poin.
Hasil pertandingan ini adalah Pedang Penghakiman 7 poin vs Kota Wushuang 10 poin, Kota Wushuang memberikan jawaban sempurna untuk episode terakhir liga musim ini.
Meskipun kemenangan seperti ini terasa pahit, karena tidak cukup untuk menggoyahkan hasil final Babak 8 Besar Pedang Penghakiman vs Kota Wushuang yang sudah ditetapkan, dengan mempertimbangkan dua pertandingan sebelumnya, skor akhir menjadi 29:22 - Pedang Penghakiman lolos sementara Kota Wushuang tersingkir dengan memilukan di babak 8 besar.
Namun performa Kota Wushuang di pertandingan ketiga benar-benar gemilang.
Seperti dikatakan Sihai Youlong, andai saja di pertandingan pertama mereka juga menunjukkan kemampuan seperti ini, hasil akhir pasti akan berbeda.
Beberapa hari berikutnya, pertandingan grup lainnya dalam Babak 8 Besar juga mulai menunjukkan hasil.
Ibu Kota Kejayaan dengan mudah mengeliminasi Xuese Zhanqi. Kedua serikat ini dianggap sebagai serikat terkuat di kalangan game, namun kesenjangan kekuatan antara kedua pihak sangat mencolok. Mantan yang telah mendominasi kalangan game selama beberapa tahun ini memang memiliki kekuatan yang luar biasa.
Lu Li melihat beberapa thread analisis, ekspresinya semakin muram.
Pada Piala Huaying sebelumnya, Ibu Kota Kejayaan jelas tidak banyak berinvestasi. Bahkan Piala Magis hanya dijadikan ajang latihan, Liga-lah yang benar-benar menjadi fokus kompetisi mereka.
Level para atlet esports terus naik pesat setiap hari. Ada tim khusus yang bertugas mengumpulkan peralatan, batu permata, penguatan, ter-enchant... Pasar dipenuhi permintaan tinggi akan peralatan bagus yang harganya bisa mencapai jutaan yuan.
Hasil pertandingan Paviliun Hujan Ringan vs Surga Ketujuh juga tidak mengejutkan. Meski selisih poin di setiap pertandingan tipis, Paviliun Hujan Ringan menang tiga kali berturut-turut dan akhirnya menjadi serikat ketiga yang lolos ke empat besar dengan mengeliminasi lawannya.
Legiun Angin Kencang berhasil mengalahkan Fajar Bersayap.
Jika pertarungan antara Paviliun Hujan Ringan dan Surga Ketujuh dianggap seimbang, maka Legiun Angin Kencang dan Fajar Bersayap benar-benar menunjukkan sikap ingin seri. Tiga pertandingan berlangsung dengan selisih hanya satu poin, namun selisih sekecil apapun tetap dianggap kemenangan. Seberat apapun perasaan tersinggung Fajar Bersayap, mereka harus menerima hasil pertempuran ini.
Babak semifinal berikutnya akan mempertemukan Ibu Kota Kejayaan, Pedang Penghakiman, Paviliun Hujan Ringan, dan Legiun Angin Kencang.
Yang menarik, dari empat serikat ini dua berasal dari faksi Alliance dan dua dari Horde. Dua serikat Alliance (Pedang Penghakiman dan Paviliun Hujan Ringan) memiliki hubungan sekutu, sementara dua serikat Horde (Ibu Kota Kejayaan dan Legiun Angin Kencang) juga menjalin aliansi.
Muncul hipotesis berani: Bagaimana jika di semifinal nanti terjadi pertarungan Pedang Penghakiman vs Paviliun Hujan Ringan, lalu Ibu Kota Kejayaan vs Legiun Angin Kencang...
Apakah mereka akan bertarung internal dulu untuk menentukan pemenang, baru kemudian saling berhadapan?
Namun apapun yang terjadi, sekarang yang dibutuhkan hanyalah menunggu hingga babak semifinal resmi dimulai.
Lu Li menyempatkan diri memperhatikan murid kecilnya.
Liang Bing sudah beberapa hari bergabung dengan Pedang Penghakiman, levelnya pun mencapai lima belas, namun Lu Li tidak merasa senang.
Awalnya dikira tidak sulit mengarahkannya menjadi seorang alkemis profesional, namun kini masalahnya dia tidak puas hanya menjadi pemain kehidupan yang polos - dia ingin menjadi penyihir hebat.
Dalam ingatan Lu Li, Liang Bing adalah pemain kehidupan profesional yang hampir seluruh waktu bermain gamenya digunakan untuk berlatih alkimia. Jika tidak, mustahil dia yang terlambat masuk game tetap menjadi alkemis top "Fajar".
Di mana letak masalah sebenarnya?
Lu Li terus berpikir tanpa hasil. Dia tidak suka memaksakan kehendak, namun sayang sekali Liang Bing tidak melatih skill kehidupan - ini terkait ramuan Kebangkitan Kembali yang sangat penting bagi perkembangan serikat ke depan.
Lu Li menyisihkan waktu khusus untuk menemui sang murid kecil pemula yang hampir menjadi maniak leveling.
Saat ini dia sedang leveling bersama beberapa penyihir dari serikat.
Dari kejauhan diamati, si pemula ini menunjukkan kemajuan dibanding beberapa hari lalu, tapi di mata Lu Li tetap saja masih newbie - bahkan lebih buruk dari pemain biasa. Gadis ini sama sekali tak punya bakat gaming, kalau bukan karena bantuan orang lain, jangankan lawan kelompok monster, solo pun belum tentu menang.
Setelah Lu Li datang, Liang Bing menghentikan aktivitasnya. Adanya tim yang membantunya leveling tak membuatnya terlambat berkembang.
Setelah menanyakan secara tidak langsung, Lu Li perlahan memahami akar masalahnya.
Pada dasarnya, memang karena pengaruhnya sendiri segalanya berubah secara fundamental.
Andai tidak ada Lu Li, Liang Bing tetap akan punya seorang guru, tapi guru tersebut adalah tipe pemain paling biasa - yang mati-matian cari uang tiap hari tapi hasilnya tetap sedikit.
Guru seperti ini tentu tidak mungkin memberikan bimbingan yang berguna bagi Liang Bing, tidak mungkin memberinya banyak koin emas untuk membeli ramuan dan memperbaiki peralatan, tidak mungkin mengerahkan tim elit guild penyihir untuk membantunya leveling, apalagi membuat berburu monster menjadi sesederhana makan minum seperti sekarang.
