"Berburu monster itu benar-benar stimulasi!" seru Liang Bing sambil mengayunkan tongkat sihir emas level lima belas yang baru dipasang. Tongkat ini juga disiapkan guild untuknya, damage super tinggi dengan dua efek tambahan kuat. Jika dijual di pasar, realitas yang bernilai puluhan ribu pasti akan direbut orang.
"Benarkah? Biarkan aku melihat seberapa besar kemajuanmu." Kebetulan Lu Li yang sedang mengumpulkan monster menunjuk seekor elite monster.
"Gampang! Lihat saja aksiku." Liang Berkata dengan penuh kepercayaan diri.
Monster jenis ini sudah dia bunuh ratusan kali hari ini, bahkan tidak bisa mendekat sebelum tumbang.
Beberapa pemain yang menemani Liang Bing leveling menggelengkan kepala diam-diam. Mereka sudah mulai menyalakan lilin untuk Liang Bing dalam hati. Sebelumnya mereka cukup sukses di game lain, namun setelah "Fajar" dirilis tidak tega ganti game. Hasilnya game lama mereka langsung merosot, kekayaan pribadi menyusut berkali-kali lipat. Akhirnya terpaksa menggigit gigi dan pindah game. Seorang teman yang cukup sukses di "Pedang Penghakiman" merekomendasikan mereka bergabung dengan serikat ini. Genhao San mengecek rekam jejak mereka sebelumnya lalu mengizinkan masuk.
Berlatih bersama tentu lebih cepat, tapi Liang Bing adalah tugas dari serikat untuk mereka. Lagipula dia cewek yang cukup baik, tentu saja tidak ada alasan untuk menolak.
Tugas mengumpulkan monster dan mengontrol monster menjadi tanggungan mereka. Liang Bing hanya perlu melepaskan skill ke arah monster. Dia memakai satu set peralatan legendaris, damage yang dihasilkan ke monster sebenarnya cukup tinggi.
Di sisi Lu Li, Liang Bing dengan mahir melemparkan bola api ke arah elite monster itu.
Elite monster ini sebenarnya sedang ditarik oleh seorang mage lain. Karena tidak menyebabkan kerusakan, kebenciannya tidak stabil. Sekarang diserang, langsung menyerang Liang Bing.
Ini adalah hyena level 18 bernama Luanchi Bulie Zhe, dengan gigi taring tajam yang mengerikan. Biasa hidup berkelompok, kecepatan geraknya sangat tinggi sehingga dinamakan demikian. Makhluk ini tersebar di banyak wilayah Tanah Tandus, termasuk predator alami. Bahkan singa pun belum tentu berani mengganggu mereka.
Kerusakan bola api sangat signifikan, menguras 70+ HP hyena. Tapi untuk hyena dengan HP mencapai 800, ini tidak berarti apa-apa.
Liang Bing kembali melemparkan bola api. Karena anak panah es memiliki jangkauan lebih panjang, dia sudah terbiasa menggunakan skill ini. Untuk serangan grup selalu menggunakan badai salju. Sedangkan Guncangan Api jarang dipakai, karena jarang monster yang bisa mendekat dalam 8 yard.
Tapi kali ini sepertinya berbeda.
Liang Bing kehilangan akal saat menyadari bahwa Predator Gigi Acak yang sebelumnya belum mendekat dalam jarak delapan yard darinya kini semakin mendekat.
Ia teringat ajaran rekan penyihir, mundur selangkah mencoba menjaga jarak. Namun bahkan setelah itu, ketika bola api ketiga menghujam tubuh hyena, takdir jarak dekat tak terhindarkan.
Tentang cara menghadapi monster yang sudah mendekat, sepertinya pernah diajarkan. Tapi sama sekali tak teringat.
Lu Li mengangkat tangan dan menembakkan peluru yang langsung mengalahkannya, menyelamatkan Liang Bing yang tinggal satu serangan lagi dari kematian.
"Bagaimana? Ada pelajaran yang didapat?"
"Hyena ini elite. Butuh lima orang bersama-sama baru bisa mengalahkannya. Satu orang mustahil." Liang Bing bukan bodoh, cepat-cepat menyusun alasan.
Lu Li mengawasinya ketat beberapa saat, lalu memanggil seorang penyihir secara asal tanpa menyebut nama.
“Bos, ada perlu apa memanggilku.” Seorang penyihir yang mengecat rambutnya putih berlari mendekat sambil bertanya. Toko cukur yang menyediakan layanan pewarnaan rambut tersebar luas di Azeroth, cukup dengan 20 koin perak untuk mengubah gaya rambut, tambah 40 koin perak untuk mengganti warna. Setiap perubahan berikutnya harganya akan berlipat ganda.
“Kalahkan satu elit guild untuk demonstrasi,” kata Lu Li.
Penyihir berambut putih tersenyum malu-malu pada Liang Bing, lalu tanpa basa-basi melemparkan anak panah es ke seekor Predator Bergigi Acak.
Selanjutnya adalah pertunjukan kombinasi skill dan pergerakan strategis. Penyihir yang levelnya tidak jauh lebih tinggi dari Liang Bing ini memamerkan keahlian berburu monster yang luar biasa, dari awal sampai akhir tidak kehilangan setetes darah pun.
Liang Bing tertegun seperti patung menyaksikannya. Setelah membeku beberapa saat, dia melompat dan memancing seekor monster lagi.
Hasilnya tidak jauh lebih baik. Lagi-lagi Lu Li yang turun tangan menyelamatkan nyawanya. Tentu saja dia tidak rela, meski sudah berusaha tenang setelah beberapa kali mencoba, tetap tidak bisa mengurangi HP monster hingga di bawah separuh.
“Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang sebenarnya terjadi?”
Liang Bing hampir kehilangan pandangan dunianya, keyakinan yang terakumulasi selama ini lenyap seketika.
"Aku hanya memberitahu bahwa Kamu tidak sehebat yang dibayangkan sendiri." Bahkan jika tidak berniat menjadikan murid bodoh ini sebagai alkemis, Lu Li harus memberitahukan kebenaran fakta, agar dia tidak terus hidup dalam ilusi kekuatan diri yang tercipta akibat kesalahpahaman.
"......" Liang Bing terdiam.
"Sebenarnya PVE tidak bisa menghasilkan banyak uang, pernahkah Kamu lihat pemain PVE yang kaya raya?" kata Lu Li.
Perkataan Lu Li ini benar-benar bukan untuk membohonginya. Jangan lihat bahwa Lu Li dan timnya masuk dungeon mendapatkan banyak peralatan legendaris, peralatan siapa pun di tim tetapnya jika dilepas bisa dijual dengan harga puluhan hingga jutaan. Itu karena mereka terlalu sering mendapatkan Pembunuhan Pertama. Dalam aktivitas normal upgrade, bertarung di dungeon, dan menyelesaikan tugas, pemain sulit mengumpulkan banyak koin emas. Kehidupan sebelumnya Lu Li adalah contohnya. Dia punya bakat game yang tinggi, kegigihan melebihi orang biasa. Karena masuk game terlalu terlambat dan tidak ada serikat kuat sebagai pendukung, dia hanya bisa mendapatkan uang untuk menghidupi diri sendiri dan adik perempuannya. Di hadapan nominal pengobatan yang luar biasa besar, semua usaha hanyalah fatamorgana.
"Bagaimana kalau aku ambil rute PVP, menjadi atlet esports?" Anak sapi baru lahir tidak takut harimau, yang tak tahu punya keberanian.
“Hah, kalau gitu coba masuk arena pertarungan?” Lu Li juga tak bisa langsung bilang, "Jangan naif, cewek, dengan pemahaman sepertimu, meski terlahir kembali sama sepertiku, tak mungkin jadi atlet esports." Sejak dulu tak ada yang menyerah sebelum lihat peti mati, bahkan ada yang sudah lihat peti mati pun tak bisa menangis, jadi biarkan dia mencoba.
Akhirnya Liang Bing berhenti leveling, langsung kembali ke kota utama bersama Lu Li.
Melalui petugas logistik PVP di kota utama, mereka masuk arena pertarungan. Lu Li membimbingnya memilih arena 1VS1 level lima belas, karena ini pertama kalinya dia masuk, jadi masih tipe level terendah.
Tiga puluh detik kemudian, Liang Bing keluar.
Dengan suara tersedu-sedu dia berteriak: "Keterlaluan! Pencuri itu bahkan tak menyapa! Aku sudah bilang 'hai', dia mengabaikanku, langsung membunuhku, dia menyergap!"
"Di rekamanmu ada namanya, kamu bisa pilih tantang lagi dia." Lu Li benar-benar tak tahu harus berkata apa. Murid seperti ini, pengin dihancurkan rasanya.
Liang Bing melakukan eksplorasi bertahap, memilih orang yang baru saja membunuhnya. Tak lama kemudian, informasi persetujuan calon pasangan untuk bertarung lagi pun datang.
Arena pertarungan saat ini jauh lebih berorientasi kemanusiaan dibanding sebelumnya. Permintaan ulang pertarungan dari pihak yang tidak mengakui kekalahan setelah satu ronde sangat umum, hanya saja pemain thief tidak mengerti dari mana pemula itu mendapatkan keberanian untuk menuntut rematch.
Masokis?
