Bagaimana mungkin Lu Li membiarkan mereka kabur!
Tentu saja, dia juga tidak akan langsung turun tangan untuk mencegah, bukan karena tidak mampu, tapi tidak ingin mengekspos diri. Sebenarnya dalam situasi perkelahian kacau seperti ini, probabilitas bertahan hidup pencuri meningkat sampai batas tertentu—tidak ada yang bisa menangkap jejaknya dengan akurat di lingkungan yang kacau.
Si pencuri kecil segera memancing sekelompok orang, berhasil menghentikan mereka yang ingin kabur.
Ibu Kota Kejayaan tenggelam dalam pertempuran sengit. Pemain terus-menerus tewas, bahkan termasuk pemain tingkat atlet esports. Di tempat seperti ini regenerasi tidak mungkin—yang mati harus kembali ke kota.
Rugi EXP tidak masalah. Setelah revisi sistem, meski tidak ada yang meregenerasi hanya kehilangan lima persen EXP. Asal diulang beberapa kali bisa balik lagi.
Yang paling menjebak adalah peralatan bisa terjatuh. Sebagian besar high-end player ini membawa peralatan legenda. Meski probabilitas peralatan legenda terjatuh kecil, peralatan Emas Gelap juga sangat berharga. Terutama peralatan atlet esports yang melalui seleksi ketat. Jika hilang, dampaknya bukan sekadar kerugian finansial, tapi juga performa di arena pertandingan.
Lu Li mendarat di tanah, berganti set peralatan yang kurang mencolok, diam-diam menyusup ke dekat Xiao Mo dan kawan-kawannya.
Benar, sekarang dia berniat mengumpulkan mayat dan merebut peralatan. Jika bisa merebut senjata Xiao Mo, itu akan menjadi jackpot. Meski dia tahu hal yang mustahil ini hampir tidak mungkin terjadi.
Xiao Mo sangat marah, hampir gemetar ketakutan karena amarahnya.
Tapi dengan pengalaman bertahun-tahun menghadapi berbagai persoalan, dia cepat menyesuaikan statusnya. Sambil mengorganisir pasukan untuk berkumpul dan bertahan, dia juga memerintahkan anak buahnya untuk secepatnya memancing BOSS keluar.
Reruntuhan Suolan Sar memiliki tiga BOSS Naga Laut, masing-masing dari profesi Mage, Pastor, dan Warrior - kombinasi klasik Warrior-Mage-Priest. Kombinasi ini dianggap paling sulit ditaklukkan di antara BOSS level 55 hingga 60. Sebelumnya mereka pernah mencoba mengalahkan trio ini, namun hasilnya malah kehilangan banyak pasukan tanpa berhasil mengurangi 20% HP BOSS, sehingga terpaksa menghentikan upaya tersebut. Kini menghadapi serangan terencana, Xiao Mo berencana memancing BOSS keluar.
Jelas dia menggunakan taktik "Meminjam Pisau untuk Membunuh" - jika harus mati, biarlah semua mati bersama.
Lu Li yang mengarahkan dari jarak jauh pasukan Xuese Zhanqi untuk mengepung Xiao Mo, terpaksa mengakui kehebatan lawannya setelah mendengar aktivitas BOSS di sana.
Pemain Ibu Kota Kejayaan yang mendapat pemberitahuan lebih dulu berhasil menghindari BOSS, namun anggota Xuese Zhanqi tidak seberuntung itu. Mereka menghadapi amarah frontal BOSS yang menjatuhkan banyak korban, mengubah situasi pertempuran yang semula satu arah menjadi penuh ketidakpastian setelah keikutsertaan BOSS.
Lu Li dengan hati-hati mengambil sebuah peralatan yang terjatuh dari seorang pemain.
Kualitas Emas Gelap membuatnya sangat puas, diperkirakan pemilik aslinya juga puas, kalau tidak tidak akan memperkuat peralatan Emas Gelap tiga kali, plus memasang batu permata langka dan enchant yang menghabiskan banyak uang.
Tentu saja, mungkin juga Ibu Kota Kejayaan memiliki kekayaan melimpah, sehingga inti elit mereka menginvestasikan banyak uang ke dalam peralatan.
Banyak yang seperti Lu Li yang mengumpulkan peralatan di medan pertempuran, baik Ibu Kota Kejayaan maupun Xuese Zhanqi memiliki petugas khusus. Lu Li khawatir menarik terlalu banyak kebencian dan menjadi target serangan terpusat, jadi tidak berani merebut terlalu banyak.
"Bos, ini orang Xuese Zhanqi, aku melihat Shanghua Pinyu mereka." Akhirnya ada yang mengetahui identitas musuh.
"Nanti kita balas dendam! Yang bisa mundur segera mundur! Pencuri dan pengintai kumpulkan peralatan, yang lain bantu ambil juga." Xiao Mo menggigit gigi sambil menahan api dalam perutnya.
Dia udah dari dulu curiga itu Xuese Zhanqi. Klub biasa tidak punya kekuatan seperti ini. Bahkan kalau punya kekuatan, belum tentu punya disiplin yang ketat seperti ini. Sampai sekarang dia masih bingung bagaimana anggota Xuese Zhanqi bisa masuk lembah tanpa ketahuan, bahkan memberi mereka serangan mendadak yang tiba-tiba.
"Koordinat XXX, XXX, jangan biarkan Xiao Mo kabur." Lu Li mengirim informasi ke si pencuri kecil.
Xiao Mo, Xishan Bai dan beberapa atlet esports sedang berusaha melepaskan diri dari medan pertempuran dalam perlindungan sekelompok orang. Jika tidak ada insiden tak terduga, personil serikat mereka seharusnya sedang berdatangan dalam jumlah besar.
Shanghua Pinyu juga mulai panik. Dia tentu tahu konsekuensi jika waktu terus berlarut. Setelah mengetahui koordinat Xiao Mo, langsung menggerakkan pasukan paling elit menuju koordinat tersebut. Siapapun yang menghalangi mereka langsung jadi korban Pembunuhan Sekejap.
Jumlah personil memainkan fungsi sangat besar dalam Pertempuran ini.
Banyak anggota Ibu Kota Kejayaan sudah mencapai level 55 dengan mengenakan peralatan level 55, namun tetap bisa dibunuh sekejap oleh sekelompok orang yang levelnya lebih rendah. Bahkan pencuri yang menguasai Langkah Angin pun tak mampu bertahan. Lu Li mengawasi situasi ini sambil perlahan menggeser posisinya ke area pinggir.
Mereka mengaktifkan mode serikat - hanya sesama anggota guild yang mendapatkan kekebalan kerusakan.
Xiao Mo terhalang di dekat pintu keluar. Pasukan pemain Xuese Zhanqi berduyun-duyun masuk, memutus sisa harapan terakhir untuk mundur.
Pertempuran berikutnya berubah menjadi sengit. Satu per satu pemain Ibu Kota Kejayaan tumbang, sementara Xuese Zhanqi juga menanggung kerugian besar. Selain menghadapi serangan balik sebelum lawan mati, mereka juga harus berhadapan dengan tiga BOSS besar yang terus membabat - mengingat jumlah anggota Xuese Zhanqi di sini paling banyak, kerugian mereka pun paling besar.
Sebenarnya inilah kondisi ideal yang diharapkan Lu Li.
"Meminjam Pisau untuk Membunuh" terlalu rendahan, licik sejati adalah mengusir harimau dengan serigala, atau memicu pertarungan dua harimau.
Lu Li membuat perhitungan awal: meski pasukan Xuese Zhanqi bisa mengalahkan 3.000 orang Ibu Kota Kejayaan, kerugian mereka takkan kurang dari 3.000. Apalagi pertempuran di luar seharusnya sudah meletus, dengan pasukan cadangan kedua belah pihak mati-matian berusaha memasuki lembah ke medan pertempuran.
Nasib Xiao Mo dan kawanan sebenarnya ditentukan oleh satu lorong bawah tanah.
Pasukan Ibu Kota Kejayaan menyadari hal ini - mereka menangkap fakta bahwa jumlah korban Xuese Zhanqi tidak berkurang, lalu menemukan arah sumber pasukan segar musuh.
Lu Li menerjang dan meraih sebuah peralatan, berguling-guling sekali sebelum melompat ke kerumunan.
Tak ada yang mengenali si bertopeng ini. Tapi tak masalah, cukup hujamkan skill langsung. Jika mati berarti bukan orang dalam, kalau bertahan berarti sefraksi.
Lu Li yang lolos dengan berpikir untung-untungan masih berkeringat dingin. Dia menarik napas beberapa kali sebelum berani mengeluarkan peralatan yang baru direbutnya. Ini adalah peralatan Xishan Bai yang akhirnya tewas di tengah kekacauan skill setelah MP-nya terkuras habis saat melindungi Xiao Mo dari serangan terpusat beberapa pemain.
Peralatan pemain bintang seperti ini tentu menjadi incaran utama Lu Li.
Kenyataannya, peralatan hasil rampasan ini memang tak mengecewakan—sebuah peralatan legenda level enam puluh yang jauh lebih baik daripada yang dimiliki Hujan Maret, membuat Lu Li harus mempertimbangkan kembali tingkat peralatan Ibu Kota Kejayaan.
Jika satu item Terkuras saja sudah legenda, berapa banyak peralatan legenda yang sebenarnya dibawa Xishan Bai?
