Tewasnya Xishan Bai membuat Xiao Mo terperangkap dalam bahaya yang lebih besar.
Lu Li menahan napas, matanya tak berkedip mengawasi area tempat skill itu memancar. Situasi ini agak rumit, dia tidak yakin apakah bisa bertahan hidup jika mencoba merebut peralatan, dan bahkan jika berhasil tetap akan meninggalkan konsekuensi.
Mampu kabur dari serangan sekelompok orang, dengan kecerdasan dan kejelian Shanghua Pinyu, ada risiko strateginya terekspos.
Shanghua Pinyu terkenal akan strategi dan visinya, bisa dibilang otak Xuese Zhanqi. Cukup dengan metode eliminasi dikombinasikan postur dan taktik, mungkin bisa menebak identitas Lu Li. Jika rahasia ini bocor ke Ibu Kota Kejayaan, Xiao Mo pasti membenci Xuese Zhanqi tapi juga tak akan membiarkan Pedang Penghakiman lolos.
Berselisih dengan dua guild sekaligus, ini seperti mencari jalan menuju kematian.
Jika benar-benar tidak mungkin, lebih baik tinggalkan peralatan yang di-drop Xiao Mo. Siapa yang tahu apa yang akan di-dropnya? Lagipula Lu Li tak percaya seluruh peralatannya legenda.
Pertempuran di reruntuhan sudah tidak sesengit di awal, mengingat jumlah personil kedua pihak semakin berkurang. Terutama, setidaknya sudah dua ribu orang yang tewas. Sisanya sedang berhadapan dengan di posisi pintu keluar, berusaha menerobos keluar ngarai untuk bergabung dengan serikat mereka.
"Sial, siapa yang menarik BOSS ke sini? Segera tarik dia pergi!" teriak dengan amarah.
Entah sejak kapan, BOSS ternyata sudah mengganas ke area ini. Andai saja dia tidak gesar membuka skill keringanan damage, mungkin dia sudah tewas.
Mata Lu Li berbinar, merasa kesempatan emas telah tiba. Dengan cepat dia mengangkat pistolnya dan menembak BOSS. Pistolnya sangat khusus, tidak hanya menyebabkan kerusakan tetap, tapi juga memiliki jarak tembak hampir dua kali lipat dari senjata biasa. Meski damage-nya tidak sebanding untuk BOSS, tapi cukup untuk menarik perhatian aggro monster yang selama ini tak tersentuh.
BOSS langsung menerjang ke arah Lu Li, persis menghalangi di tengah jalan Xiao Mo, dan yang lainnya.
Sebagai makhluk terbaik dalam "Fajar", BOSS tentu tidak mungkin memutar jalan. Semua target yang menghalanginya akan dihancurkan.
Saat jumlah pemain sedikit mereka menggunakan skill kecil atau bahkan serangan biasa, sedangkan saat ramai seperti ini pasti menggunakan skill ultimate. Setelah sihir yang mengamuk, yang masih berdiri tinggal sedikit.
Kali ini Lu Li tidak hanya merebut peralatan Xiao Mo, bahkan peralatan Shanghua Pinyu pun berhasil diambilnya.
Tanpa sempat mengumpulkan peralatan lain, sebelum area ini tertutup rapat oleh skill, Lu Li dengan sigap menarik diri.
Dia lebih paham daripada siapa pun konsekuensi yang ditimbulkan keserakahan. Kali ini tidak hanya meninggalkan peralatan lain di hadapannya, bahkan memilih langsung pergi daripada berlama-lama.
Karena harus memusatkan pasukan untuk melawan kelompok Xiao Mo sekaligus memperkuat pasukan di luar untuk mencegah bala bantuan Ibu Kota Kejayaan, formasi kepungan menjadi kacau. Sekitar ratusan sisa-sisa pasukan Ibu Kota Kejayaan berhasil menerobos kepungan. Reruntuhan Solan Thalos kini sepenuhnya dikuasai Xuese Zhanqi. Tanpa lingkungan yang memungkinkan mencari keuntungan dalam situasi kacau, Lu Li yang tetap bertahan dianggap nekat mempertaruhkan nyawa.
Pertempuran segera mereda. Pasukan Xuese Zhanqi mulai menarik diri satu per satu. Ibu Kota Kejayaan yang kehilangan lawan terpaksa menerima kerugian diam-diam ini, meski balas dendam selanjutnya masih menjadi tanda tanya.
Pencuri kecil itu mengikuti Shanghua Pinyu dengan wajah ceria, tampak polos seperti siswa SMP di kelas. Namun ekspresi lugu itu justru membuat hati Shanghua Pinyu menggigil. Andai bukan karena laporan pertempuran yang sudah terkumpul di tangannya, ia takkan percaya hasil pertempuran hari ini.
Xuese Zhanqi adalah klub game terkuat dalam beberapa tahun terakhir, namun mereka tak pernah berhasil mencapai puncak.
Selama bertahun-tahun, Ibu Kota Kejayaan bagai gunung raksasa yang menindih hati mereka, membuat napas pun terasa menyiksa di dada.
Berkat laporan intelijen si pencuri kecil ini, hampir 3000 inti elit Ibu Kota Kejayaan menderita kekalahan memalukan. Separuhnya tewas, peralatan berceceran, bahkan Xiao Mo, Xishan Bai, dan Kong Xing Xiuluo pun tak bisa kabur.
"Orang apa itu yang merebut peralatanku di pertarungan terakhir?" tiba-tiba Shanghua Pinyu bertanya.
"Hah..." Bulu kuduk si pencuri kecil meremang, tapi wajahnya tetap tenang. Dengan santai dia menjawab: "Itu Kakakku. Kamu tidak akan minta dikembalikan, kan..."
"Apakah kalian akan memberikannya?" Kerutan dahi Shanghua Pinyu semakin dalam. Kecurigaan dalam hatinya mulai goyah. Ia menyaksikan secara langsung orang yang merebut peralatannya. Meski lawan tidak menunjukkan kemampuan luar biasa, sikap penuh kendali di tengah kerumunan pasukan membuatnya yakin ini bukanlah pemula.
Awalnya dikira sosok berlevel atlet esports, tapi jika ini bos organisasi intelijen, mustahil.
Atlet esports harus bertanding, leveling, dan membuat peralatan. Siapa yang punya waktu luang untuk mendirikan organisasi intelijen!
"Hehe, Anda sekarang klien emas kami. Jika ingin mengambil kembali peralatan, kenapa tidak? Hanya masalah imbalan..." Si pencuri kecil mengirim pesan ke Lu Li. Tak lama datang respons: Peralatan Emas Gelap yang terjatuh dari Shanghua Pinyu boleh diberikan. Utang budi seperti ini pasti akan terlihat dalam imbalan kali ini.
“Tidak perlu khawatir tentang masalah imbalan.” Shanghua Pinyu berhenti sejenak: "Kalau begitu suruh bos kalian datang kesini untuk berdiskusi, jangan-jangan dia meremehkan Kapten regu kecil sepertiku."
"Ah tidak, mana mungkin." Si pencuri kecil terus menggelengkan tangan, menurunkan suaranya dengan serius: "Tapi bos kami itu bisu, dia tidak bisa bicara, jadi urusan bisnis biasanya yang menangani aku..."
"Bisu?!" Shanghua Pinyu hampir mengumpat. Di zaman sekarang ini, apalagi di dunia virtual, mana mungkin ada makhluk seperti bisu.
"Bosku di dunia nyata memang tidak bisa bicara. Meski di game bisa, tapi dia tetap tidak suka banyak bicara. Dia pemalu, kamu tidak tahu, sejak kecil dia..." Si pencuri kecil terus cerewet mengarang dusta tanpa jeda.
Persis seperti gaya khasnya yang suka mengoceh omong kosong dengan wajah poker!
Imbalan akhir segera ditetapkan, total 3.5 juta realitas. Si Pencuri kecil membantu Xuese Zhanqi merebut kembali beberapa peralatan, digabungkan menjadi kompensasi 1 juta. Shanghua Pinyu membulatkan nominal menjadi 5 juta demi kolaborasi masa depan.
Nominal setinggi ini bahkan di luar perkiraan Lu Li.
Awalnya ini hanya ide spontan. Melihat Ibu Kota Kejayaan cepat meningkatkan level membuatnya geram, ingin membuat masalah tapi tidak mau terlibat langsung. Akhirnya Xuese Zhanqi yang dipilih.
Efeknya luar biasa! Tidak hanya Ibu Kota Kejayaan yang rugi besar, Xuese Zhanqi yang ditariknya pun sebenarnya tidak untung. Tapi anehnya, tetap dapat 5 juta. Andai di kehidupan sebelumnya punya 5 juta, Lu Xin pasti tidak akan mati.
Ternyata semakin tinggi status seseorang, semakin mudah dapat uang. Yang paling susah justru orang miskin.
