Masalahnya adalah posisi seperti ini sulit ditemukan. Membuat strategi melawan bos bukan seperti menggambar dengan penggaris di papan kertas. Bos juga tidak diam membatu melepaskan skill. Terlalu banyak ketidakpastian dan insiden tak terduga yang memperpanjang durasi pertempuran.
Saat tim bangkit untuk pertempuran kelima kalinya, Ibu Kota Kejayaan telah mencapai Gua Serigala.
Hati mereka selalu mengekang sebuah "tali busur", khawatir mendengar pengumuman Sistem bahwa Pedang Penghakiman kembali meraih Pembunuhan Pertama. Sejak Sarang Laba-laba di awal September tahun lalu—hanya beberapa hari setelah game dibuka—pengumuman serupa sudah menjadi mimpi buruk yang tak kunjung hilang.
Kecuali sebagian BOSS Liar dan dungeon gulungan perkamen, hampir semua dungeon publik dikuasai secara monopoli absolut oleh Pedang Penghakiman.
Mungkin justru karena alasan inilah semuanya menjaga kondisi hati yang tenang menyambut babak semifinal. Bandingkan dengan situasi biasa: jika ada serikat baru yang bisa masuk empat besar bahkan bersaing memperebutkan gelar juara dengan Ibu Kota Kejayaan, pasti sudah banyak yang menganggapnya sulit dipahami.
Xiao Mo sangat memahami kengerian dari pengalaman yang seperti ini. Tidak bisa terus dibiarkan seperti ini.
Selain atlet esports, fokus utamanya sekarang adalah kelompok panduan. Setelah musim ini berakhir akan datang gelombang transfer. Saat itu, target Ibu Kota Kejayaan bukan lagi sekadar atlet esports. Kini dia sudah mulai menjalin kontak dengan beberapa jagoan panduan profesional di kalangan game.
“Usahakan langsung lolos kali ini, pertarungan kali ini sangat bagus.” Dengan kelancaran memasuki Fase P3, Lu Li bersuara menyemangati tim.
Dia tidak khawatir Ibu Kota Kejayaan akan mendahului Pedang Penghakiman. Keberaniannya menjual guide berasal dari keyakinannya bisa menguras Vimsa'rak dengan mulus, sekaligus meyakini bahwa kesulitan yang dihadapi Pedang Penghakiman juga akan dialami Ibu Kota Kejayaan bahkan dengan masalah lebih besar.
“Kenapa BOSS ini terus memutar-mutar?” Seluruh anggota tim kewalahan menghindari serangan BOSS.
“Tenang, siapkan diri baik-baik. Kalau langsung lolos di satu percobaan, buat apa bergulat lagi?” Lu Li menghela nafas. Mungkin masih ada strategi lain yang bisa dicoba, namun saat ini tidak ada syarat yang memadai - entah kekurangan alat atau jejak BUG yang terlalu jelas jika dipaksakan.
Strategi pendekatan stabil yang sekarang sebenarnya sudah memotong banyak jalan pintas.
Seolah penderitaan telah berakhir dan nasib malang akhirnya mencapai titik akhir, pelepasan skill ultimate kali ini tidak sepenuhnya tak terbantahkan. Saat Lu Li dan kawan-kawan berhasil memukul Vim'sarak ke tahap darah tersisa, ternyata masih ada enam orang yang tersisa di TKP.
Kali ini Biru Muda Laut Angin tidak tewas seperti sebelumnya. Di sisi penyembuh masih tersisa Mu Qiu dan Hujan Maret, sementara damage dealer yang bertahan adalah Lu Li, Mao Mao Ai Chi Rou, dan Jievika. Pasukan sekuat ini luar biasa mengesankan - masih ada MT, dua penyembuh, serta tiga damage dealer top dengan dua profesi sihir yang tidak kekurangan MP.
"Ayo, semangat!" teriak Mao Mao Ai Chi Rou sambil melompat lincah, berhasil menghindari tebasan miring BOSS.
"Baba Kucing sangat menyayangi putrinya, namun tidak pernah mengurangi porsi latihan. Dalam hal dasar-dasar, Mao Mao Ai Chi Rou jauh lebih baik dibanding Fat Monkey yang berlatih secara nonkonvensional. Misalnya dalam situasi ini, Fat Monkey mungkin melakukan kesalahan jika mentalnya lelah, sedangkan Mao Mao Ai Chi Rou bisa bertahan lebih lama."
"Pertahankan konsentrasi! Feng Shao jangan ambil risiko, aktifkan keringanan damage, darah BOSS masih banyak," kata Lu Li.
"Aku khawatir nanti pas fase amuk tidak ada keringanan damage," sahut Biru Muda Laut Angin.
"Persoalan fase amuk bicarakan nanti. Kalau kamu tumbang sekarang, kita tamat. Jievika, kamu terlalu dekat, mundur sedikit! Jangan sampai efek kerusakan berkelanjutan di BOSS terputus. Kalian berdua bermain aman saja, fokus pertahankan DoT-nya." Lu Li sendiri merupakan tulang punggung utama saat ini. Selama BOSS tidak mengaum, serangan fisik sangat efektif, apalagi dengan tingkat penyempurnaan skill Lu Li yang sudah tinggi.
Tingkat penyelesaian tinggi tidak dapat memberikan efek tambahan pada BOSS, tapi selama ada damage saja sudah cukup.
Beruntungnya Wimsalak bukan BOSS yang regenerasi darahnya cepat, namun tidak regenerasi darah bukan berarti tidak akan mengamuk. Ketika HP-nya baru turun ke lima persen, orang naga hitam ini langsung mengamuk.
Wimsalak yang sedang mengamuk setidaknya meningkatkan serangannya lebih dari lima puluh persen, probabilitas CRIT juga naik signifikan, begitu pula dengan kecepatan serangannya.
Lu Li langsung berbalik dan kabur, dia tidak ingin cepat-cepat tewas.
Untuk melawan Wimsalak, dia menyimpan beberapa taktik cadangan terakhir. Setidaknya Buku Ur, Langkah Angin dan skill lainnya masih disimpan belum digunakan.
Biru Muda Laut Angin dalam hati mencaci Lu Li yang tidak punya solidaritas. Tapi Lu Li bisa kabur, dia tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa dengan gigih terus menahan. Satu-satunya harapan adalah jangan sampai tumbang. Ini BOSS terakhir, pengalaman yang diberikan sangat banyak. Jika tidak mendapatkannya, dia lebih baik mati di dungeon dan tidak bangun-bangun.
Lu Li menghindar dari serangan frontal BOSS lalu langsung menancapkan diri di belakang BOSS.
Berbagai skill ledakan berhamburan dikeluarkan. Begitu BOSS berbalik, dia langsung menghilang ke samping. Saat BOSS dengan kecewa terus menyerang Biru Muda Laut Angin, dia kembali menerjang ke depan.
Dia harus mempertahankan damage yang kuat. Jika tidak, di tahap Amuk ini Biru Muda Laut Angin pasti limbung.
Biru Muda Laut Angin mati tidak masalah, tapi BOSS harus dikuras habis. Jika mati terlalu cepat, dia dan dua damage sihir yang tersisa mustahil membunuh BOSS. Soalnya satu serangan acak BOSS saja bisa mengirim mereka bertiga menemui Kakak Dewi.
Skill Langkah Angin Lu Li harus digunakan. Sebenarnya dia enggan memakai metode perlindungan diri terakhir ini, tapi kematian Jievika membuatnya tak punya pilihan lain.
Jika hanya tersisa Mao Mao Ai Chi Rou, bahkan jika BOSS diam di tempat membiarkannya menyerang, belum tentu dia bisa mengalahkan BOSS. Bagaimanapun ini adalah bos penjaga Lapisan bawah Menara Batu Hitam. Lu Li menggunakan Buku Ur ditambah berbagai taktik letusan, karena memiliki keyakinan diri dari Langkah Angin yang melekat di tangannya, dia menjadi tanpa ragu-ragu.
Vemysalac yang terus diserang mulai panik, bahkan ejekan mati-matian dari Biru Muda Laut Angin pun tak berguna.
Saat ini Biru Muda Laut Angin sama sekali tidak memiliki pikiran pengecut. Sebagai MT, dia memang memiliki tekad baja yang tak pernah ragu. Asalkan bisa mengalahkan BOSS, waktu yang dihemat bisa digunakan untuk berburu monster dan mengumpulkan pengalaman.
Sayangnya, skill mengejeknya kalah telak di bawah serangan letusan Lu Li yang menggila.
Lu Li juga mengerahkan seluruh tenaga, menggunakan Langkah Angin, memanfaatkan satu detik kekebalan untuk terus menyerang. Setelah satu detik berlalu, dia tidak kabur. Skill Akhiran terakhir yang ditumpuk ke tubuh BOSS, ternyata berhasil menghasilkan CRIT yang beruntung.
Mao Mao Ai Chi Rou awalnya berencana menggunakan transformasi iblis. Kini setelah Lu Li menghasilkan CRIT, dia dengan lembut menambahkan satu panah bayangan yang sukses menghabisi BOSS.
Sistem: Selamat kepada anggota Pedang Penghakiman Mu Qiu, Mao Mao Ai Chi Rou, Biru Muda Laut Angin, Fat Monkey, Hujan Maret, Moonlight, Luo Ying Hui Yi, Sesame Paste Tangyuan, Hua Di Li Qing, Nuoyu, Jievika, Xiao Ba Jiang, Can Meng, Piao Ling, di bawah pimpinan Kapten Lu Li, berhasil meraih Pembunuhan Pertama dungeon Menara Batu Hitam (Lapisan bawah) dengan kesulitan mimpi buruk!
Menyertai siaran radio Pembunuhan Pertama sistem, ada juga peringatan sistem bahwa Lu Li memperoleh informasi skill point.
Selain itu, pengalaman yang diperoleh juga cukup banyak, ditambah beberapa reputasi sebagai hadiah. Bagaimanapun, Blackrock Spire adalah dungeon yang tugasnya diterbitkan oleh kedua pihak Alliance dan Horde untuk dimasuki petualang.
