Bendera perang Horde berwarna merah darah berdiri di lahan pertanian. Lu Li mengitari bendera tersebut dua kali namun tidak menemukan tanda-tanda penyergap.
Apakah tidak ada yang menjaga bendera?
Lu Li merasa mustahil, kelompok ini bukan pemula. Lalu di mana sebenarnya pasukan penjaga bendera bersembunyi?
Lahan pertanian terbagi dalam bentuk kotak-kotak, namun di pinggirannya tumbuh rumput liar yang sangat rapat...
Jadi mereka bersembunyi di balik semak-semak ini, pikir Lu Li sambil menyunggingkan senyum dingin. Dengan hati-hati ia menyelinap masuk ke area berumput, dan benar saja menemukan seekor——burung puyuh di tempat yang paling rimbun.
Puyuh adalah Druid Burung yang mengandalkan damage sihir sebagai taktik utama. Meski sistem spesialisasi belum dibuka, bentuk transformasi ini sudah muncul.
Puyuh ini menjulurkan pantat besarnya, mengintip dengan mencurigakan lewat semak-semak. Jika ada yang nekat mencuri bendera, dia pasti langsung melonjak keluar untuk menyergap habis-habisan. Meski kalah, setidaknya bisa membuat penyerang mundur tanpa hasil, bukan?
Beberapa orang paling suka menyela bilah baca di detik terakhir saat pencurian bendera.
Dengan senyum mesum, si Puyuh tak sadar ada yang telah berdiri di belakangnya, siap menghunjamkan pisau belati ke raganya.
"Auu... auu... auu..." Teriakan memilukan menggema di seluruh Basin Alterac. Medan pertempuran ini sebenarnya cukup luas, tapi suaranya tetap terdengar jelas. Bayangkan betapa melengking dan memilukannya teriakan itu.
"Hah, perlu sebesar itu?" Lu Li tak percaya ada yang mengatur sensasi nyeri setinggi itu.
Hanya dengan melihat posisi tusukan pisau belati-nya, rasa canggung langsung menyergap. Tanpa sengaja dia menikam bagian itu, tapi Lu Li bersikeras ini sama sekali bukan tanggung jawabnya. "Siapa suruh pantatmu diangkat setinggi itu?"
"Tolong! Kalau tidak dibantu aku akan tumbang!" Druid berubah dari bentuk burung menjadi beruang besar. Transformasi ini meningkatkan Armor dan HP, sekaligus membatalkan efek kontrol. Tapi takdir mengendalikan tetap tak terelakkan. Si Puyuh sadar dia sedang berhadapan dengan jagoan.
Saat menghadapi lawan yang tak bisa dilawan, taktik paling efektif apa?
Bukan "mengoleskan kotoran di tembok" atau omong kosong tak realistis lainnya. Solusi terbaik adalah teriak minta tolong. Lu Li pun menyaksikan seorang pemain melesat keluar dari gubuk kayu di tepi ladang.
Ngapain juga? Cuma ladang biasa, perlu sampai dua orang yang jaga di sini?
Meski semakin banyak penjaga semakin memastikan segalanya sempurna, namun jika terlalu banyak pasukan di sini, pasukan di area lain secara alami akan berkurang, mengingat setiap pihak di medan pertempuran Alterac Basin memiliki batas maksimal 15 anggota tim.
Pendatang baru adalah seorang Mage yang telah mengonsumsi status.
Setiap titik di Alterac Basin memiliki status buff. Dalam kondisi normal terdapat tiga jenis: pertama percepatan yang dikonsumsi Mage ini (Kecepatan Gerak meningkat sekitar lima puluh persen), kedua pemulihan HP (jika HP rendah saat pertempuran dan beruntung menemukan status yang baru diulang, bisa memulihkan sekitar separuh HP), terakhir peningkatan ofensif lima puluh persen.
Untungnya status yang dikonsumsi Mage bukan peningkatan ofensif.
Meski jantung Lu Li berdebar kencang, dia tak merasa takut. Dengan menahan dua serangan Tombak Es sang Mage, HP-nya hanya terkuras beberapa ratus poin.
"Sial! Pencuri ini HP-nya tebal banget. Pasti semua point dialokasikan ke konstitusi fisik," teriak sang Mage.
“Pergi jauh-jauh! Dia menyakitiku sekali, pencuri dengan ofensif setinggi ini mana mungkin full konstitusi fisik. Kalau kita berdua dibunuhnya, bersiaplah jadi bahan tertawaan.” Druid menggunakan lencana, lalu dengan terburu-buru berguling di tanah, akhirnya menghindar dari serangan Lu Li.
Penyihir lain segera mendekat untuk mengurangi kecepatan Lu Li.
Lu Li sementara tidak mengejar penyihir karena status percepatannya masih aktif, sulit dikejar. Lagi pula si Puyuh itu hampir "matang" – eh salah – hampir mati. Jadi Lu Li tetap mengejar Puyuh. Untuk penyihir, setelah Tudung Bayangan diaktifkan, tak perlu dihiraukan lagi.
“Aku butuh penyembuhan!” Puyuh menangis meraung-raung.
“Kamu sendiri yang harus menyembuhkan diri!” Penyihir itu juga hampir menangis. Beberapa skill sudah dilepaskannya ke Lu Li, tapi HP Lu Li hanya terkuras separuh.
“……”Puyuh baru sadar dirinya adalah Druid. Bagaimanapun alur yang diambil Druid, sebenarnya mereka memiliki beberapa taktik penyembuhan. Apalagi Bird Druid juga profesi berbasis Intelejensia, kemampuan heal-nya pasti lebih tinggi dibanding druid liar yang menumpuk Kekuatan atau Kelincahan.
Ginjal Pukulan!
Lu Li udah dari dulu menunggu ini, mana mungkin membiarkannya menyembuhkan diri. Sedangkan sang penyihir, dia juga tidak berani membiarkannya terus menyerang. Langsung dilemparkannya efek pengasingan.
Buku Jari Maut (Emas Gelap): Armor 55, Kelincahan +50, Kekuatan +35, CRIT+20%. Efek 1: Backstab +1, Efek 2: Setelah diserang secara tiba-tiba, memiliki probabilitas tertentu mendapat efek perisai pengurangan damage 50% yang bertahan selama maksimal tiga skill, Efek 3: Pengasingan - Menggunakan untuk mencegah target melakukan aksi apapun selama 2 detik. Target dalam status kebal selama periode ini. Hanya bisa mengasingkan satu target dalam waktu bersamaan, dan hanya berlaku untuk target di bawah level pengguna. Membutuhkan Level 55. Daya Tahan 268/268.
Sang penyihir terkejut, buru-buru menggunakan lencana.
Dia selalu merasa pencuri ini terlalu berbahaya. Nanti setelah Druid terselesaikan, pasti akan membunuhnya. Bahkan melawan lawan dengan setengah HP pun dia tak yakin.
Lencana yang begitu mudah digunakan?
Lu Li agak tak paham dengan sirkuit otak penyihir ini. Tapi ini tak menghentikannya melempar Blind ke arah sang Druid di sela serangan. Penyihir itu pun berputar-putar tak karuan.
Druid dikendalikan sampai titik darah penghabisan. Bagaimanapun dia caster, meski memakai zirah kulit tetap rapuh.
Apalagi kekuatan mereka paling setara elit guild. Masih ada jurang dengan atlet esports biasa, mana bisa bertahan dari serangan Lu Li.
Setelah Druid tewas, Lu Li langsung menerjang ke arah penyihir.
Tapi sebelum sempat menyerang, dengan kecewa dia menghentikan serangan. Mundur dua langkah dan menyamar di semak-semak.
Bala bantuan musuh telah tiba.
Setelah mendapat pukulan dari beberapa pertempuran, pemain Horde telah menyerahkan tambang emas dan area penebangan kayu. Selain mengirim personil terbatas untuk mengganggu kedua wilayah ini, serangan utama diarahkan ke bengkel tukang besi sebagai titik strategis penting. Sementara lahan pertanian di kampung halaman mereka sendiri, tentu tidak mungkin mengizinkan Lu Li menyergap dengan sukses.
Lu Li pergi dengan langkah tegas. Tidak perlu berkelahi dengan orang-orang di sini. Asalkan pasukan Pedang Penghakiman menguasai bengkel tukang besi, nantinya dengan mengendalikan empat sumber daya yakni bengkel tukang besi, kandang hewan, tambang emas, dan area penebangan kayu, kemenangan akan datang sangat cepat.
Rasio jumlah personil di bengkel tukang besi kembali berubah. Di sisi Pedang Penghakiman termasuk Lu Li total ada sembilan orang, sedangkan pihak lawan telah memiliki dua belas orang.
"Apakah perlu kita kirim bantuan ke sana?" tanya Piao Ling.
"Kamu tinggalkan satu orang di sana, sisanya ke ladang." Daripada meningkatkan intensitas perkelahian kacau di bengkel tukang besi, lebih baik meningkatkan tekanan di area ladang. Asalkan tekanan di ladang meningkat, rencana serangan mereka ke bengkel tukang besi pasti akan bangkrut.
Sembilan lawan dua belas, jumlah personil akhirnya membuat kekuatan mengalami perubahan kualitatif. Setidaknya Lu Li sendiri berhasil dikalahkan.
Tapi dia berhasil membunuh penyembuh kedua di pihak lawan.
Tanpas penyembuh, pemain Horde dengan cepat kalah telak. Begitu Alliance sepenuhnya menguasai bengkel tukang besi dan mengontrol empat titik sumber daya, pertempuran segera memasuki fase akhir.
Di pihak pemain Horde memang terdapat tim yang solid, lebih tepatnya tim kuat yang sering bertarung di medan pertempuran.
Ketika mereka melihat petunjuk seperti siapa yang menyerang mendadak bengkel tukang besi dan mengetahui bahwa pihak Alliance ternyata adalah Tim Atlet Esports Pedang Penghakiman, mereka juga merasakan kepahitan keputusasaan. Namun alih-alih langsung kabur, mereka justru menjadikan pertempuran ini sebagai latihan.
Dalam kondisi normal, sebuah tim yang ingin meminta tim level klub untuk melakukan latihan bersama, itu sama saja dengan bermimpi di siang bolong.
Dengan sedih mereka menemukan kesenjangan tak tertembus antara serikat mereka dengan para atlet esports. Tapi ini tidak membuat mereka putus asa, malah semakin tegas bertarung sampai akhir. Meski terkepung di area pertanian sampai tidak bisa mengangkat kepala, para pemain Horde tetap menyisihkan personel untuk menyergap titik-titik yang sudah dikuasai Lu Li.
Pertempuran berakhir dengan waktu yang beberapa kali lipat lebih lama dibanding pertarungan pertama.
